RUMAH INKLUSI BAGI ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL (OMS) DI JAWA TIMUR
Citizen News

Kegiatan Workshop Pembentukan Jejaring bagi CSO di Jawa Timur dilakukan di Resto Agis Surabaya pada tanggal 30 Nopember 2021. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur lewat Program USAID MADANI. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah 1) mensosialisasikan program penguatan OMS dan penguatan kerja advokasi tematik melalui simpul belajar kabupaten yang didukung oleh program MADANI kepada mitra jejaring, 2) menyamakan persepsi dan membangun kesepakatan bersama terkait dukungan jejaring OMS Jatim dalam wadah Rumah Bersama untuk Inklusi Sosial untuk memperkuat kapasitas dan legitimasi OMS serta mendukung kerja advokasi, 3) mengidentifikasi isu-isu strategis terkait pelayanan publik dan penguatan kelembagaan OMS yang dapat dilakukan oleh Rumah Bersama untuk Inklusi Sosial di Jawa Timur sebagai bagian untuk memperkuat kelembagaan Rumah Inklusi dan agenda advokasi, 4) menyusun rencana tindaklanjut hasil lokakarya jejaring Rumah Inklusi di jawa Timur.
Rumah Inklusi merupakan wadah untuk kolaborasi multipihak di Provinsi Jawa Timur yang disepakati oleh seluruh peserta. Tujuan dari kolaborasi tersebut ialah 1) memberikan ruang lebih banyak bagi kelompok marginal agar bisa mendapatkan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat (APKM) pembangunan, 2) antar pihak dapat berkolaborasi, berbagi peran dan saling menguatkan untuk optimalisasi perwujudan pembangunan Jawa Timur yang inklusif disemua sektor, 3) menggali potensi sumberdaya yang dimiliki oleh para pihak sebagai suplay penguatan kelompok marginal, 4) mengindentifikasi kebutuhan kelompok marginal yang dapat ditindaklanjuti oleh para pihak melalui berbagai kegiatan yang menjadi wujud inklusivitas kelompok margial dalam pembangunan.
Wujud Rumah Inklusi ini hanya sekedar istilah, hal penting yang harus dilakukan yaitu Kerja Kolaborasi dari Suplay Side dalam berbagai bentuk kegiatan untuk kelompok marginal selaku Demand Side. Rumah Inklusi ini disepakati untuk tidak diformalkan, tetapi mekanisme komunikasi dan koordinasi diharapkan bisa terus berjalan. Semua pihak bisa menjadi “penyelenggara kegiatan” untuk kelompok marginal, dan lebih inklusif ketika kegiatan tersebut bisa memberikan ruang partisipasi pada siapapun. Rumah Inklusi ini dikoordinir oleh Mbak Luluk dari Persatuan Peduli Disabilitas (PPDiS) Situbondo agar kerja kolaborasi ini bisa terus berjalan dengan inovasi dan praktek praktek baik untuk gerakan inklusi sosial ini.
Peserta menyepakati siapa saja yang bisa bergabung dalam Rumah Inklusi yaitu OMS (baik yang berbadan hukum maupun tidak), Perguruan Tinggi, Media, Pemerintah, DPRD, dan Filantropi. Ada 3 agenda utama dalam Rumah Inklusi, 1) advokasi kebijakan, 2) peningkatan kapasitas kelembagaan, 3) kampanye publik. Isu utama yang diusung yaitu terkait Inklusi dengan harapan bisa tercipta Inklusi pada isu-isu strategis, isu Kesehatan juga menjadi prioritas. Isu lingkungan dan lainnya akan tetap didukung tetapi bukan menjadi prioritas. Khususnya isu lingkungan terkait pengelolaan sampah dikarenakan kebijakan eksekutornya ada di Kabupaten atau kota, sehingga disepakati hanya dalam bentuk sharing dan berbagi praktek baik.
Rumah Inklusi merupakan wadah untuk kolaborasi multipihak di Provinsi Jawa Timur yang disepakati oleh seluruh peserta. Tujuan dari kolaborasi tersebut ialah 1) memberikan ruang lebih banyak bagi kelompok marginal agar bisa mendapatkan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat (APKM) pembangunan, 2) antar pihak dapat berkolaborasi, berbagi peran dan saling menguatkan untuk optimalisasi perwujudan pembangunan Jawa Timur yang inklusif disemua sektor, 3) menggali potensi sumberdaya yang dimiliki oleh para pihak sebagai suplay penguatan kelompok marginal, 4) mengindentifikasi kebutuhan kelompok marginal yang dapat ditindaklanjuti oleh para pihak melalui berbagai kegiatan yang menjadi wujud inklusivitas kelompok margial dalam pembangunan.
Wujud Rumah Inklusi ini hanya sekedar istilah, hal penting yang harus dilakukan yaitu Kerja Kolaborasi dari Suplay Side dalam berbagai bentuk kegiatan untuk kelompok marginal selaku Demand Side. Rumah Inklusi ini disepakati untuk tidak diformalkan, tetapi mekanisme komunikasi dan koordinasi diharapkan bisa terus berjalan. Semua pihak bisa menjadi “penyelenggara kegiatan” untuk kelompok marginal, dan lebih inklusif ketika kegiatan tersebut bisa memberikan ruang partisipasi pada siapapun. Rumah Inklusi ini dikoordinir oleh Mbak Luluk dari Persatuan Peduli Disabilitas (PPDiS) Situbondo agar kerja kolaborasi ini bisa terus berjalan dengan inovasi dan praktek praktek baik untuk gerakan inklusi sosial ini.
Peserta menyepakati siapa saja yang bisa bergabung dalam Rumah Inklusi yaitu OMS (baik yang berbadan hukum maupun tidak), Perguruan Tinggi, Media, Pemerintah, DPRD, dan Filantropi. Ada 3 agenda utama dalam Rumah Inklusi, 1) advokasi kebijakan, 2) peningkatan kapasitas kelembagaan, 3) kampanye publik. Isu utama yang diusung yaitu terkait Inklusi dengan harapan bisa tercipta Inklusi pada isu-isu strategis, isu Kesehatan juga menjadi prioritas. Isu lingkungan dan lainnya akan tetap didukung tetapi bukan menjadi prioritas. Khususnya isu lingkungan terkait pengelolaan sampah dikarenakan kebijakan eksekutornya ada di Kabupaten atau kota, sehingga disepakati hanya dalam bentuk sharing dan berbagi praktek baik.