Madani Bersama Forum Warga Kunjungi Puskesmas Garung
Diskusi Komunitas 
Wonosobo, madani Bersama forum warga kunjungi puskesmas Garung dalam rangka menyampaikan hasil surver dan monitoring Bersama yang di lakukan pada bulan Januari. 10 Maret 2022
Kunjungan ini di sambut baik oleh pihak puskesmas garung. Dokter Budi kepala puskesmas garung menyampaikan permasalahan yang paling utama di puskesmas garung adalah terkait dengan lokasi puskesmas yang rawan banjir, karena memang posisi puskesmas di bawah jalan. Bahkan dalam kondisi covid pihak puskesmas mengupayakan dalam pelayanan sudah semaksimal mungkin. Namun kendalanya 1 keterbatasan SDM. Kemudian hal lain tentunya dengan pandemi covid hari ini yang menuntut banyak perubahan. Apalagi ketika ada SDM yang terkena covid, itu mengurangi jumlah SDM yang ada. Perlu kami masukkan masukan dari pihak lain untuk pengembangan puskesmas kami.
Bapak sarwanto menyampaikan hasil survey terkait pengambila sampel yang menggunakan rumus solvin kemudian untuk sampel di ambil 6 bulan terakhir. Pengguna puskesmas Garung mayoritas perempuan, 68,4 merupakan perempuan dan 31,6 dari kalangan perempuan. Karena perempuan lebih teliti terhadap kondisi kesehatan.
Beliau menambahkan dalam survey ini pendidikan didominasi tingkat dasar yakni sd dan smp yang mencapai 60,7%. Hal ini tentu mempengaruhi daya tangkap dari informasi yang didapat. Ketika melihat usia, usia yang dominan mengunjungi puskesmas ialah usia pemuda antara 39,3%. Ketika menggunakan usia yg dikatakan produktif maka mencapai 70% pengunjung. Kemudian pengunjung dari kalangan disabilitas pada waktu pelaksanaan tidak menemukan pasien disabilitas. Hal ini disebabkan karena tekanan sosial terkait dengan anggapan disabilita, bisa juga karena disabilitas yang bener-bener tidak bisa gerak sehingga tidak bisa mengunjungi pukesmas.
Kemudian ada 42 indikator pelayanan, dan menghasilan 10 pengaduan terbanyak. Dimulai dari yang mendapat responden 266 orang atau sebesar 93,3% terkait dengan tidak adanya satpam. Dari kesepuluh aduan terbanyak semua mengarah ke sarana dan prasarana, hal ini bisa juga jadi data bahwa pelayan di puskesmas garung sudah baik sehingga masyarakat lebih menyoroti sarana dan prasarana yang ada. Seperti tidak tersedianya ruang parkir yang mencukupi. Data 60%puskesmas garung tidak memiliki lahan parkir yang cukup. Kemudian selanjutnya ada area bermain anak yang duluanya ada namun hari kni tidak digunakam lagi karena sudah di alihkan menjadi ruangan covid.
Mas Haidar perwakilan dari forum warga menambahi, bahka masyarakat garung rata-rata secara Pendidikan sangat rendah. Maka hal ini sangat berpengaruh untuk hasil survey, selain itu terkait pernikahan di bawah umur, kemudian hamil di luar nikah di daerag garung masing sangat tinggi. Dari permasalahan-permasalahn ini kami meminta kepada pihak puskesmas untuk berkolaborasi dengan forum warga dalam hal melakukan edukasi-edukasi kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak remaja.
Ucapa terimakasih di sampaikan oleh bu wilda selaku bidan di puskesmas garung. Karena dengan adanya forum madani dan forum warga sangat membantu perkembangan puskesmas garung. Ini menjadi masukan yang sangat bagus dan akan segera kami tindak lanjuti. Karena memang adanya pandemic tata ruang menjadi berubah 100%, missal yang tadinya tempat bermain anak sudah ada dan bisa di gunakan maka sekarang harus di geser untuk ruangan covid. Perubahan-perubahan ini karena memang puskesmas garung tidak memiliki tempat yang luas jadi kita memaksimalkan ruangan yang sudah ada. Terkait pernikahan dini, hamil di luar nikah kami sepakat jika harus berkolaborasi untuk melakukan edukas terhadap masyarakat, karena hak seperti ini sangat riskan terjadi di sekitar kita, apalagi dengan adanya pandemic.
Kunjungan ini di sambut baik oleh pihak puskesmas garung. Dokter Budi kepala puskesmas garung menyampaikan permasalahan yang paling utama di puskesmas garung adalah terkait dengan lokasi puskesmas yang rawan banjir, karena memang posisi puskesmas di bawah jalan. Bahkan dalam kondisi covid pihak puskesmas mengupayakan dalam pelayanan sudah semaksimal mungkin. Namun kendalanya 1 keterbatasan SDM. Kemudian hal lain tentunya dengan pandemi covid hari ini yang menuntut banyak perubahan. Apalagi ketika ada SDM yang terkena covid, itu mengurangi jumlah SDM yang ada. Perlu kami masukkan masukan dari pihak lain untuk pengembangan puskesmas kami.
Bapak sarwanto menyampaikan hasil survey terkait pengambila sampel yang menggunakan rumus solvin kemudian untuk sampel di ambil 6 bulan terakhir. Pengguna puskesmas Garung mayoritas perempuan, 68,4 merupakan perempuan dan 31,6 dari kalangan perempuan. Karena perempuan lebih teliti terhadap kondisi kesehatan.
Beliau menambahkan dalam survey ini pendidikan didominasi tingkat dasar yakni sd dan smp yang mencapai 60,7%. Hal ini tentu mempengaruhi daya tangkap dari informasi yang didapat. Ketika melihat usia, usia yang dominan mengunjungi puskesmas ialah usia pemuda antara 39,3%. Ketika menggunakan usia yg dikatakan produktif maka mencapai 70% pengunjung. Kemudian pengunjung dari kalangan disabilitas pada waktu pelaksanaan tidak menemukan pasien disabilitas. Hal ini disebabkan karena tekanan sosial terkait dengan anggapan disabilita, bisa juga karena disabilitas yang bener-bener tidak bisa gerak sehingga tidak bisa mengunjungi pukesmas.
Kemudian ada 42 indikator pelayanan, dan menghasilan 10 pengaduan terbanyak. Dimulai dari yang mendapat responden 266 orang atau sebesar 93,3% terkait dengan tidak adanya satpam. Dari kesepuluh aduan terbanyak semua mengarah ke sarana dan prasarana, hal ini bisa juga jadi data bahwa pelayan di puskesmas garung sudah baik sehingga masyarakat lebih menyoroti sarana dan prasarana yang ada. Seperti tidak tersedianya ruang parkir yang mencukupi. Data 60%puskesmas garung tidak memiliki lahan parkir yang cukup. Kemudian selanjutnya ada area bermain anak yang duluanya ada namun hari kni tidak digunakam lagi karena sudah di alihkan menjadi ruangan covid.
Mas Haidar perwakilan dari forum warga menambahi, bahka masyarakat garung rata-rata secara Pendidikan sangat rendah. Maka hal ini sangat berpengaruh untuk hasil survey, selain itu terkait pernikahan di bawah umur, kemudian hamil di luar nikah di daerag garung masing sangat tinggi. Dari permasalahan-permasalahn ini kami meminta kepada pihak puskesmas untuk berkolaborasi dengan forum warga dalam hal melakukan edukasi-edukasi kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak remaja.
Ucapa terimakasih di sampaikan oleh bu wilda selaku bidan di puskesmas garung. Karena dengan adanya forum madani dan forum warga sangat membantu perkembangan puskesmas garung. Ini menjadi masukan yang sangat bagus dan akan segera kami tindak lanjuti. Karena memang adanya pandemic tata ruang menjadi berubah 100%, missal yang tadinya tempat bermain anak sudah ada dan bisa di gunakan maka sekarang harus di geser untuk ruangan covid. Perubahan-perubahan ini karena memang puskesmas garung tidak memiliki tempat yang luas jadi kita memaksimalkan ruangan yang sudah ada. Terkait pernikahan dini, hamil di luar nikah kami sepakat jika harus berkolaborasi untuk melakukan edukas terhadap masyarakat, karena hak seperti ini sangat riskan terjadi di sekitar kita, apalagi dengan adanya pandemic.
