Melawan Hoaxs dengan Edukasi bukan kriminalisasi #TrainingAntiHoax3
Citizen News 
Di tengah arus informasi digital yang makin bebas diakses oleh semua orang. Media internet saat ini memiliki kepercayaan yang sangat tinggi dibanding media yang lain. Berdasarkan data jumlah Pengguna Internet di Indonesia yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) per 9 November 2020 telah mencapai angka 196,7 Juta orang. Jumlah ini menunjukkan separo lebih penduduk indonesia telah terbiasa menggunakan internet sebagai kebutuhan.
Dalam event Training melawan Hoax yang diselenggarakan oleh ATMAGO dan Madani pada hari sabtu lalu(3/7/2021)dengan narasumber Ika Ningtyas sekjend AJI Pusat. Ia menyampaikan ada tiga istilah yang akan kita kenal dalam informasi yakni Misinformasi, Disinformasi dan malinformasi. Secara sederhana, misinformasi berarti salah informasi. Informasinya sendiri salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar. Penyebaran informasi dilakukan untuk tujuan baik alias tak ada tendensi untuk membahayakan orang lain. sedangkan Disinformasi si penyebar informasi tahu kalau informasinya memang salah. Namun sengaja disebarkan untuk menipu, mengancam, bahkan membahayakan pihak lain. Sementara definisi malinformasi, informasinya sebetulnya benar. Sayangnya, informasi itu digunakan untuk mengancam keberadaan seseorang atau sekelompok orang dengan identitas tertentu.
ia menambahkan dalam kerja- kerja melawan hoax diperlukan distribusi peran edukasi kepada warga secara luas untuk meluruskan informasi yang benar. untuk melawan hoax perlu secara masif kita melakukan edukasi bukan dengan jalur hukum atau regulasi, sebab tidak semua warga yang menerima informasi hoax itu memang memahami sumber informasinya.
Ika juga menambahkan perlunya masyarakat melakukan check n re check kebenaran informasi melalui beberapa cara. Beberapa platform yang bisa digunakan adalah google, yandex, TineEye. platform tersebut bisa digunakan untuk melacak kebenaran informasi dalam bentuk gambar, tulisan maupun Video
Dalam event Training melawan Hoax yang diselenggarakan oleh ATMAGO dan Madani pada hari sabtu lalu(3/7/2021)dengan narasumber Ika Ningtyas sekjend AJI Pusat. Ia menyampaikan ada tiga istilah yang akan kita kenal dalam informasi yakni Misinformasi, Disinformasi dan malinformasi. Secara sederhana, misinformasi berarti salah informasi. Informasinya sendiri salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar. Penyebaran informasi dilakukan untuk tujuan baik alias tak ada tendensi untuk membahayakan orang lain. sedangkan Disinformasi si penyebar informasi tahu kalau informasinya memang salah. Namun sengaja disebarkan untuk menipu, mengancam, bahkan membahayakan pihak lain. Sementara definisi malinformasi, informasinya sebetulnya benar. Sayangnya, informasi itu digunakan untuk mengancam keberadaan seseorang atau sekelompok orang dengan identitas tertentu.
ia menambahkan dalam kerja- kerja melawan hoax diperlukan distribusi peran edukasi kepada warga secara luas untuk meluruskan informasi yang benar. untuk melawan hoax perlu secara masif kita melakukan edukasi bukan dengan jalur hukum atau regulasi, sebab tidak semua warga yang menerima informasi hoax itu memang memahami sumber informasinya.
Ika juga menambahkan perlunya masyarakat melakukan check n re check kebenaran informasi melalui beberapa cara. Beberapa platform yang bisa digunakan adalah google, yandex, TineEye. platform tersebut bisa digunakan untuk melacak kebenaran informasi dalam bentuk gambar, tulisan maupun Video