Masuk Daftar

Kampung Remaja Sehat, Edukasi Remaja Agar Jangan Menikah Di Bawah 19

Diskusi Komunitas
Di Jember khususnya di Kelurahan Wirolegi, angka pernikahan di bawah 10 tahun tergolong cukup tinggi. Kelurahan Wirolegi yang notabene adalah daerah perkotaan tetapi perkawinan di bawah usia 19 tahun cukup tinggi. Ini membuktikan bahwa bukan hanya di desa yang mengalami angka perkawinan di bawah 19 yang tinggi. Seperti di Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari. Padahal, perkawinan di bawah 19 tahun juga memiliki efek ikutan, berpotensi menyebabkan bayi stunting dan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir .

Mencegah terjadinya pernikahan di bawah usia tersebut, Forum Jember Sehat (Forjes) membikin program Kampung Remaja Sehat di Kecamatan Sumbersari. Kampung percontohan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap remaja agar terhindar dari pergaulan bebas dan pernikahan di bawah 19 tahun. Program yang didukung USAID MADANI tersebut dibuka sebagai wadah yang membantu remaja untuk menyelesaikan segala permasalahan kenakalan remaja.

Program Kampung Remaja Sehat di kelurahan Wirolegi dan kelurahan Karangrejo kecamatan Sumbersari ini sudah berlangsung kurang lebih 6 bulan dari bulan Januari s/d Juni 2022. Walaupun baru berjalan sekitar tetapi sudah banyak kegiatan dan regulasi yang dihasilkan. Diantarnya SK Kampung Remaja sehat yang dikeluarkan oleh Lurah Wirolegi. Kegiatan yang rutin tiap bulan dan kegiatan-kegiatan life skill yang terjadwal.

Pada hari Kamis (28/7), Forjes menggelar forum diskusi untuk mendorong program tersebut. Diskusi itu dihadiri oleh Kepala Biro Humas Hukum dan Kerjasama Kementerian Hukum dan HAM RI Hantor Situmorang. Perwakilan USAID Indonesia, Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember, Forjes, perwakilan pemuda karang taruna, bidan Puskesmas Pembantu Kelurahan Wirolegi, aktivis perempuan Kelurahan Wirolegi, dan kader remaja penggerak Kelurahan Wirolegi, serta Mahasiswa Universitas Jember.
Saat diskusi berlangsung, Hantor Situmorang mengatakan, forum Kampung Remaja Sehat ini untuk memberikan pengetahuan agar para remaja dapat menyiapkan diri terlebih dahulu sebelum memasuki dunia pernikahan. “Jangan sampai yang masih anak-anak ini sudah punya anak. Ini akan menjadi beban bagi masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.

Alasan mengambil program kampung remaja sehat adalah pada tahun 2021 Forjes mencatat peningkatan jumlah AKI yang menyentuh angka hampir dua kali lipat selama hampir setahun. Sebanyak 101 ibu meninggal dalam keadaan hamil hingga melahirkan. Sedangkan sebelumnya pada 2020, kasus AKI di Jember berjumlah 61 orang. Melalui program pemberdayaan masyarakat ini, diharapkan dapat menekan angka stunting, AKI, AKB, kemiskinan dan pernikahan di bawah umur 19 tahun.
Tak hanya itu, program Kampung Remaja Sehat juga membuka forum diskusi dan pemetaan permasalahan remaja yang sering terjadi di Kelurahan Wirolegi. Seperti kenakalan remaja, tawuran dan pernikahan dini. “Melalui program ini remaja nanti juga akan diajarkan untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri,” imbuhnya.

Lurah Wirolegi Endro Lukito menyampaikan, perlu ada konsolidasi dengan tokoh masyarakat dan warga setempat untuk mengatasi kenakalan remaja di Wirolegi.

Semoga kegiatan Kampung Remaja Sehat ini bisa berjalan sesuai dengan rencana dan harapan kita semua, yaitu turunnya pernikahan di bawah 19 tahun yang juga berakibat kepada turunnya stunting di kota Jember.

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar