Silaturrahmi Keluarga Moh. Bedjo Purwohartono di Pondok Pesantren Ainul Yakin Tepus Gunungkidul
Berita Warga 
Atmago.com,Yogyakarta---Keluarga besar Moh. Bedjo Purwohartono mengadakan acara silaturrahmi di Pondok Pesantren Ainul Yakin, Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, Ahad (7/7) yang lalu. Acara silaturrahmi yang sekaligus do’a bersama untuk almarhum Bapak Moh. Bedjo Purwohartono dan Ibu Ngatijah berlangsung penuh khidmat.
Ustadz Abi Guru Isma Al Matin, Pengasuh pondok Pesantren Ainul Yakin menyambut hangat silaturrahmi keluarga besar Almarhum Moh. Bedjo Purwohartono yang terdiri dari anak, mantu dan cucu serta cicit almarhum.
Dalam dialognya, Abi Guru Isma mengingatkan pentingnya menjaga tali silaturrahmi antar keluarga dan sesama. Beliau juga menekankan nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan oleh almarhum dan almarhumah kepada generasi berikutnya. Selain itu, memberikan gambaran tentang keberadaan manusia yang memiliki masalah sebagai ujian dan kita perlu mencari solusi dengan sholat dari seluruh masalah yang dihadapi manusia. Namun banyak manusia yang masih belum segera, bila mendengar panggilan sholat.
Mengoperasionalkan dirinya dengan mencintai masalah dengan sholat, menjadikan masalah itu sebagai peluang dengan kajian. Dikaji baru pakai ilmu, dengan tahapan problem ini semakin medekatkan diri kepada Allah atau semakin jauh dengan Allah. Kemudian masalah itu banyak baik-nya atau banyak mudhoratnya menurut Allah. Bila banyak mudharatnya, maka tinggalkan masalah tersebut. Selanjutnya berfikir positif dengan amal sholeh, yaitu yang diucapkan, yang dipikirkan dan dipersangkakan selalu baik kepada Allah.
“Tugas kita hanya do’a maksimal dan ikhtiar optimal, sehingga masalah tersebut akan dengan sendirinya selesai. Kita hanya hamba dan hany amnut kepada Allah SWT.”, pesan Abi Guru Isma.
"Kita harus terus menjaga dan merawat silaturrahmi ini. Almarhum Bapak Moh. Bedjo Purwohartono bin RM. Mangundikoro dan almarhumah Ibu Ngatijah binti Wongsodiryo telah memberikan teladan yang baik dalam menjalin hubungan antar keluarga dan masyarakat," ujar Abi Guru Isma.
Selain itu, Abi Guru Isma menceritakan berdirinya Ainul Yakin yang dimulai dari kampung Mergangsan Kidul, Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta. Sejak berdiri hingga saat ini, banyak dinamika untuk mendewasakan kita semua. Alhamdulillah, para penasehat yayasan Ainul Yakin dengan sabar dan memberikan support luar biasa kepada Abi Isma. Dedikasi dan kontribusi mereka luar biasa dan sangat berarti bagi Ainul Yakin.
Setelah berdo’a bersama Abi Guru Isma, sebagian santri dan keluarga besar almarhum Moh. Bedjo Purwohartono, acara ditutup dengan ramah tamah dan menikmati makanan bersama serta penyerahan sedekah almarhum dan almarhumah untuk pembangunan pondeok pesantren Ainul Yakin. Seluruh keluarga besar Moh. Bedjo Purwohartono merasa bersyukur dan berterima kasih atas terlaksananya acara ini dengan lancar dan penuh berkah.
Dengan terlaksananya acara ini, diharapkan tali silaturrahmi keluarga besar Moh. Bedjo Purwohartono semakin erat dan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh almarhum dan almarhumah dapat terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya. (ar)
Ustadz Abi Guru Isma Al Matin, Pengasuh pondok Pesantren Ainul Yakin menyambut hangat silaturrahmi keluarga besar Almarhum Moh. Bedjo Purwohartono yang terdiri dari anak, mantu dan cucu serta cicit almarhum.
Dalam dialognya, Abi Guru Isma mengingatkan pentingnya menjaga tali silaturrahmi antar keluarga dan sesama. Beliau juga menekankan nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan oleh almarhum dan almarhumah kepada generasi berikutnya. Selain itu, memberikan gambaran tentang keberadaan manusia yang memiliki masalah sebagai ujian dan kita perlu mencari solusi dengan sholat dari seluruh masalah yang dihadapi manusia. Namun banyak manusia yang masih belum segera, bila mendengar panggilan sholat.
Mengoperasionalkan dirinya dengan mencintai masalah dengan sholat, menjadikan masalah itu sebagai peluang dengan kajian. Dikaji baru pakai ilmu, dengan tahapan problem ini semakin medekatkan diri kepada Allah atau semakin jauh dengan Allah. Kemudian masalah itu banyak baik-nya atau banyak mudhoratnya menurut Allah. Bila banyak mudharatnya, maka tinggalkan masalah tersebut. Selanjutnya berfikir positif dengan amal sholeh, yaitu yang diucapkan, yang dipikirkan dan dipersangkakan selalu baik kepada Allah.
“Tugas kita hanya do’a maksimal dan ikhtiar optimal, sehingga masalah tersebut akan dengan sendirinya selesai. Kita hanya hamba dan hany amnut kepada Allah SWT.”, pesan Abi Guru Isma.
"Kita harus terus menjaga dan merawat silaturrahmi ini. Almarhum Bapak Moh. Bedjo Purwohartono bin RM. Mangundikoro dan almarhumah Ibu Ngatijah binti Wongsodiryo telah memberikan teladan yang baik dalam menjalin hubungan antar keluarga dan masyarakat," ujar Abi Guru Isma.
Selain itu, Abi Guru Isma menceritakan berdirinya Ainul Yakin yang dimulai dari kampung Mergangsan Kidul, Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta. Sejak berdiri hingga saat ini, banyak dinamika untuk mendewasakan kita semua. Alhamdulillah, para penasehat yayasan Ainul Yakin dengan sabar dan memberikan support luar biasa kepada Abi Isma. Dedikasi dan kontribusi mereka luar biasa dan sangat berarti bagi Ainul Yakin.
Setelah berdo’a bersama Abi Guru Isma, sebagian santri dan keluarga besar almarhum Moh. Bedjo Purwohartono, acara ditutup dengan ramah tamah dan menikmati makanan bersama serta penyerahan sedekah almarhum dan almarhumah untuk pembangunan pondeok pesantren Ainul Yakin. Seluruh keluarga besar Moh. Bedjo Purwohartono merasa bersyukur dan berterima kasih atas terlaksananya acara ini dengan lancar dan penuh berkah.
Dengan terlaksananya acara ini, diharapkan tali silaturrahmi keluarga besar Moh. Bedjo Purwohartono semakin erat dan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh almarhum dan almarhumah dapat terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya. (ar)
