KEMERDEKAAN YANG BELUM UTUH BAGI DESA KAMI
Citizen News

Hari ini 17 Agustus 2023, saya diberikan kepercayaan oleh organisasi kepemudaan sebut saja Himpunan Pemuda RW 01 Desa Cibadak Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, untuk menjadi Pembina Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dalam memperingati HUT RI Kemerdekaan Ke-78.
Dalam kesempatan kali ini, saya jadikan momentum pidato saya dalam membakar semangat kepemudaan yang redup. Tidak heran dikatakan redup karena kepemudaan saat ini tidak peka terhadap isu-isu yang berkembang di daerahnya sendiri untuk di intervensi atau advokasi. Baik tentang ketenagakerjaan, lingkungan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, banyak hak yang sudah dirampas terkait ketenagakerjaan. Sulitnya putra ataupun putri daerah untuk bekerja di tanah kelahirannya sendiri yang dihimpit oleh perusahaan-perusahaan besar, sebut saja PT So Good Food, banyaknya pungli yang dilakukan oleh para oknum yang mengatasnamakan kepemudaan dengan tarif yang berbeda-beda, mungkin dari angka Rp.2.000.000 sampai dengan Rp.4.000.000. Belum lagi oknum-oknum yang mengatasnamakan pemerintah desa ikut bermain juga terkait hal ini.
Lalu soal lingkungan yang sudah tercemar baik udara, air ataupun tanah dari perusahaan ataupun pengelolaan limbah yang berada dilingkungan yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur.
Mengutip dari dua pernyataan dari sang proklamator Ir. Seokarno mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Lalu pernyataan yang kedua “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.” Kalimat ini sangat menggambarkan bahwa inilah kondisi yang terjadi di Desa kami, desa kami tercinta, tanah kelahiran kami, dan tanah yang mengantarkami untuk bertemu pada sang pencipta.
Pemuda sebagai kontrol sosial di desa dapat menjadi aset yang sangat berharga dalam membangun komunitas yang harmonis dan produktif. Kontrol sosial mengacu pada upaya untuk mengatur perilaku anggota masyarakat agar sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pemuda memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam peran ini karena mereka memiliki energi, semangat, dan perspektif baru yang dapat membantu memperbarui atau mempertahankan norma-norma sosial yang positif.
MERDEKA – MERDEKA – MERDEKA
Dalam kesempatan kali ini, saya jadikan momentum pidato saya dalam membakar semangat kepemudaan yang redup. Tidak heran dikatakan redup karena kepemudaan saat ini tidak peka terhadap isu-isu yang berkembang di daerahnya sendiri untuk di intervensi atau advokasi. Baik tentang ketenagakerjaan, lingkungan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, banyak hak yang sudah dirampas terkait ketenagakerjaan. Sulitnya putra ataupun putri daerah untuk bekerja di tanah kelahirannya sendiri yang dihimpit oleh perusahaan-perusahaan besar, sebut saja PT So Good Food, banyaknya pungli yang dilakukan oleh para oknum yang mengatasnamakan kepemudaan dengan tarif yang berbeda-beda, mungkin dari angka Rp.2.000.000 sampai dengan Rp.4.000.000. Belum lagi oknum-oknum yang mengatasnamakan pemerintah desa ikut bermain juga terkait hal ini.
Lalu soal lingkungan yang sudah tercemar baik udara, air ataupun tanah dari perusahaan ataupun pengelolaan limbah yang berada dilingkungan yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur.
Mengutip dari dua pernyataan dari sang proklamator Ir. Seokarno mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Lalu pernyataan yang kedua “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.” Kalimat ini sangat menggambarkan bahwa inilah kondisi yang terjadi di Desa kami, desa kami tercinta, tanah kelahiran kami, dan tanah yang mengantarkami untuk bertemu pada sang pencipta.
Pemuda sebagai kontrol sosial di desa dapat menjadi aset yang sangat berharga dalam membangun komunitas yang harmonis dan produktif. Kontrol sosial mengacu pada upaya untuk mengatur perilaku anggota masyarakat agar sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pemuda memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam peran ini karena mereka memiliki energi, semangat, dan perspektif baru yang dapat membantu memperbarui atau mempertahankan norma-norma sosial yang positif.
MERDEKA – MERDEKA – MERDEKA