“Ungkit UMKM Bangkitkan Ekonomi di Kota Madiun” Bersama FORPEMMA
Berita Warga

KOTA MADIUN – Pada hari Kamis (22/4) telah dilaksanakan dialog interaktif oleh RRI Madiun pada pukul 08.00 WIB melalui Zoom Meeting yang disiarkan secara live di Youtube. Dialog tersebut mengangkat topik “Ungkit UMKM Bangkitkan Ekonomi”. RRI Madiun mengundang dua narasumber yang menginspirasi yakni Budi Santosa selaku Koordinator FORPEMMA dan Mujahidin S.Sos, S.pd.I, M.K.Pd (Rektor Universitas Muhammadiyah) selaku pendamping FORPEMMA. Dialog yang berdurasi satu jam tersebut dipandu oleh host Yusron Al Fatah.
Tentunya dalam kerja-kerja kemasyarakatan diperlukan peran multi stakeholder. Yayasan Bambu Nusantara didukung oleh USAID Madani memandang penting untuk menyatukan berbagai stakeholder di Kota Madiun dalam bentuk “Forum Belajar” yang dinamakan FORPEMMA (Forum Pembangunan Masyarakat Kota Madiun). Dimana merupakan gabungan dari berbagai LSM, Ormas dan Perguruan Tinggi yang ada di Kota Madiun.
Forum ini di launching oleh Bapak Walikota Madiun pada tanggal 30 September 2020 dan sekaligus mendapatkan mandat untuk melakukan pendampingan Kelurahan Mandiri di Kota Madiun. Salah satu program Kelurahan Mandiri adalah pemulihan ekonomi masyarakat melalui program lapak UMKM. Berkaitan dengan hal tersebut FORPEMMA mengidentifikasi UMKM melalui survey terkait kebutuhan-kebutuhan. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal terkait program lapak UMKM di Kota Madiun.
Menurut Mujahidin, pendampingan yang dilakukan bersama NGO, LSM dan beberapa segment lainnya terutama dari perguruan tinggi mencoba mengkombinasi dari pengetahuan yang dimiliki dan melalui pengalaman lapangan. Dari perguruan tinggi mengedepankan aspek pendampingan untuk melihat aspek lain seperti peningkatan sumber daya manusia dan bagaimana cara menghasilkan produk-produk yang kolaboratif dan inovatif terhadap pasar yang ada. Dalam aspek model pendampingan, di mana pola inkubator bisnis juga dikedepankan oleh perguruan tinggi.
Model pola inkubator bisnis dapat dilakukan dengan banyak hal. Hal tersebut seperti memfasilitasi pembentukan usaha dan bisnis baru, pemasaran dengan konsep-konsep terkini, dan lain sebagainya. Dalam konsepsi tersebut selain melakukan pendampingan dan inovasi-inovasi, pihak terkait akan memfasilitasi bentuk-bentuk pelatihan tentang daya saing dan pertambahan nilai dalam proses inkubasi (pendampingan). Dari proses inkubasi tersebut, kemudian dipetakan hal-hal yang perlu untuk dilakukan.
Budi menyampaikan bahwa dalam survey yang telah diberikan terdapat permasalahan kesulitan dalam hal permodalan. Di sini FORPEMMA berperan untuk menggali sumber-sumber dan potensi dalam permodalan, diantaranya ada LKK (Lembaga Keuangan Kelurahan) dan forum CSR (Corporate Social Responsibility). Apabila LKK dan CSR tidak mencukupi, peran lainnya yaitu membantu UMKM dalam membuat profile agar dapat direkomendasikan dalam mengikuti program KUR dari bank. Selain hal-hal tersebut, FORPEMMA juga memfasilitasi antara UMKM dengan perusahaan-perusahaan besar terkait produk-produk yang dijual oleh UMKM dengan kebutuhan perusahaan.
UMKM merupakan segment yang bisa bertahan karena muncul dan tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Selain itu, daya dukung yang ada berkaitan dengan konten lokal sumber daya memungkinkan untuk ditumbuhkan. Dari aspek tersebut ketertarikan dari program pemerintah menjadi bagian yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan penguatan segment di wilayah kota.
Dengan pendampingan dari multi stakeholder pelaku UMKM diharapkan meningkat kapasitas, kapabilitas sekaligus bisa melangkah secara profesional dan mandiri.
Tentunya dalam kerja-kerja kemasyarakatan diperlukan peran multi stakeholder. Yayasan Bambu Nusantara didukung oleh USAID Madani memandang penting untuk menyatukan berbagai stakeholder di Kota Madiun dalam bentuk “Forum Belajar” yang dinamakan FORPEMMA (Forum Pembangunan Masyarakat Kota Madiun). Dimana merupakan gabungan dari berbagai LSM, Ormas dan Perguruan Tinggi yang ada di Kota Madiun.
Forum ini di launching oleh Bapak Walikota Madiun pada tanggal 30 September 2020 dan sekaligus mendapatkan mandat untuk melakukan pendampingan Kelurahan Mandiri di Kota Madiun. Salah satu program Kelurahan Mandiri adalah pemulihan ekonomi masyarakat melalui program lapak UMKM. Berkaitan dengan hal tersebut FORPEMMA mengidentifikasi UMKM melalui survey terkait kebutuhan-kebutuhan. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal terkait program lapak UMKM di Kota Madiun.
Menurut Mujahidin, pendampingan yang dilakukan bersama NGO, LSM dan beberapa segment lainnya terutama dari perguruan tinggi mencoba mengkombinasi dari pengetahuan yang dimiliki dan melalui pengalaman lapangan. Dari perguruan tinggi mengedepankan aspek pendampingan untuk melihat aspek lain seperti peningkatan sumber daya manusia dan bagaimana cara menghasilkan produk-produk yang kolaboratif dan inovatif terhadap pasar yang ada. Dalam aspek model pendampingan, di mana pola inkubator bisnis juga dikedepankan oleh perguruan tinggi.
Model pola inkubator bisnis dapat dilakukan dengan banyak hal. Hal tersebut seperti memfasilitasi pembentukan usaha dan bisnis baru, pemasaran dengan konsep-konsep terkini, dan lain sebagainya. Dalam konsepsi tersebut selain melakukan pendampingan dan inovasi-inovasi, pihak terkait akan memfasilitasi bentuk-bentuk pelatihan tentang daya saing dan pertambahan nilai dalam proses inkubasi (pendampingan). Dari proses inkubasi tersebut, kemudian dipetakan hal-hal yang perlu untuk dilakukan.
Budi menyampaikan bahwa dalam survey yang telah diberikan terdapat permasalahan kesulitan dalam hal permodalan. Di sini FORPEMMA berperan untuk menggali sumber-sumber dan potensi dalam permodalan, diantaranya ada LKK (Lembaga Keuangan Kelurahan) dan forum CSR (Corporate Social Responsibility). Apabila LKK dan CSR tidak mencukupi, peran lainnya yaitu membantu UMKM dalam membuat profile agar dapat direkomendasikan dalam mengikuti program KUR dari bank. Selain hal-hal tersebut, FORPEMMA juga memfasilitasi antara UMKM dengan perusahaan-perusahaan besar terkait produk-produk yang dijual oleh UMKM dengan kebutuhan perusahaan.
UMKM merupakan segment yang bisa bertahan karena muncul dan tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Selain itu, daya dukung yang ada berkaitan dengan konten lokal sumber daya memungkinkan untuk ditumbuhkan. Dari aspek tersebut ketertarikan dari program pemerintah menjadi bagian yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan penguatan segment di wilayah kota.
Dengan pendampingan dari multi stakeholder pelaku UMKM diharapkan meningkat kapasitas, kapabilitas sekaligus bisa melangkah secara profesional dan mandiri.