Tim Penilai Adipura Tinjau Pengelolaan Sampah BSP-YBS Palopo
Citizen News

PALOPO – Yayasan Bumi Sawerigading (YBS) Palopo mendapat kunjungan Tim Penilai Adipura 2022, di Sekretariatnya Jl. Sungai Larona, Kelurahan Salobulo, Kecamatan Wara Utara, Minggu (11/9/2022).
Kehadiran rombongan diterima langsung oleh Manager Program Baruga Sampah Plastik (BSP) YBS, Wahyono Damhuri di dampingi staf ahlinya, Alif Musafir.
Dilokasi, Tim Penilai meninjau langsung sistem pengelolaan sampah BSP sekaligus dimana YBS merupakan satu-satunya Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Kota Palopo menjadi sasaran kunjungan.
“Satu kesyukuran, program BSP YBS masuk dalam target kunjungan tim penilai Adipura,” kata Yono sapaan akrab Manager Program BSP.
Lanjut Yono, langkah ini diharapkan sebagai wujud keseriusan pemerintah pusat, khususnya Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo dalam menangani persoalan sampah.
“Kedepan, disetiap sudut wilayah kota tak ada lagi sampah berserakan. Solusinya adalah bagaimana kita melakukan pemilahan sampah ditingkat rumah tangga,” harapnya.
Lebih jauh, dirinya berharap dukungan pasti dari Pemkot Palopo, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dalam memperlancar kinerja BSP.
“Sistem kerja BSP tidak hanya menerima dan membeli sampah dari para pengepul, melainkan langsung ke rumah rumah warga yang sampahnya siap kami angkut,” ujar Yono.
“Kendalanya di armada. Namun kami masih mengandalkan kendaraan pribadi meski statusnya sangat jauh dari peruntukan,” tutup Manager Program BSP.
Kriteria Adipura terdiri dari dua indikator pokok, yaitu, Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan keteduhan kota.
Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap.
Tujuan diadakannya Adipura adalah untuk memacu masyarakat ikut andil dalam membangun kota bersih dan teduh.
Selain meninjau BSP, tim penilai Adipura juga melihat langsung proses kerja Tong dan Kotak Ajaib Terpadu (TongKAT).
TongKAT sendiri merupakan inovasi pengelolaan sampah rumah tangga (organik) yang menghasilkan pupuk cair dan padat dari hasil kerja lalat Black Soldier Fly (BSF).
BSF atau maggot adalah larva serangga yang dapat mengubah material sampah organik menjadi biomassa. Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 1-3 kali dari bobot tubuhnya selama 24 jam.
Dipilihnya TongKAT berdasarkan hasil kerja dari Forum Belajar Mapaccing (FBM) Kota Palopo yang terbentuk 22 September 2020 di YBS.
Unsur FBM Kota Palopo terdiri dari gabungan NGO, CSO, komunitas, kelompok pemerhati lingkungan, perguruan tinggi, akademisi dan lintas OPD.
Terbentuknya FBM di inisiasi langsung YBS Palopo dari kerjasama Program USAID MADANI sejak 2019 dimana YBS sebagai mitra utama dan FBM sebagai simpul belajar.
Kehadiran rombongan diterima langsung oleh Manager Program Baruga Sampah Plastik (BSP) YBS, Wahyono Damhuri di dampingi staf ahlinya, Alif Musafir.
Dilokasi, Tim Penilai meninjau langsung sistem pengelolaan sampah BSP sekaligus dimana YBS merupakan satu-satunya Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Kota Palopo menjadi sasaran kunjungan.
“Satu kesyukuran, program BSP YBS masuk dalam target kunjungan tim penilai Adipura,” kata Yono sapaan akrab Manager Program BSP.
Lanjut Yono, langkah ini diharapkan sebagai wujud keseriusan pemerintah pusat, khususnya Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo dalam menangani persoalan sampah.
“Kedepan, disetiap sudut wilayah kota tak ada lagi sampah berserakan. Solusinya adalah bagaimana kita melakukan pemilahan sampah ditingkat rumah tangga,” harapnya.
Lebih jauh, dirinya berharap dukungan pasti dari Pemkot Palopo, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dalam memperlancar kinerja BSP.
“Sistem kerja BSP tidak hanya menerima dan membeli sampah dari para pengepul, melainkan langsung ke rumah rumah warga yang sampahnya siap kami angkut,” ujar Yono.
“Kendalanya di armada. Namun kami masih mengandalkan kendaraan pribadi meski statusnya sangat jauh dari peruntukan,” tutup Manager Program BSP.
Kriteria Adipura terdiri dari dua indikator pokok, yaitu, Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan keteduhan kota.
Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap.
Tujuan diadakannya Adipura adalah untuk memacu masyarakat ikut andil dalam membangun kota bersih dan teduh.
Selain meninjau BSP, tim penilai Adipura juga melihat langsung proses kerja Tong dan Kotak Ajaib Terpadu (TongKAT).
TongKAT sendiri merupakan inovasi pengelolaan sampah rumah tangga (organik) yang menghasilkan pupuk cair dan padat dari hasil kerja lalat Black Soldier Fly (BSF).
BSF atau maggot adalah larva serangga yang dapat mengubah material sampah organik menjadi biomassa. Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 1-3 kali dari bobot tubuhnya selama 24 jam.
Dipilihnya TongKAT berdasarkan hasil kerja dari Forum Belajar Mapaccing (FBM) Kota Palopo yang terbentuk 22 September 2020 di YBS.
Unsur FBM Kota Palopo terdiri dari gabungan NGO, CSO, komunitas, kelompok pemerhati lingkungan, perguruan tinggi, akademisi dan lintas OPD.
Terbentuknya FBM di inisiasi langsung YBS Palopo dari kerjasama Program USAID MADANI sejak 2019 dimana YBS sebagai mitra utama dan FBM sebagai simpul belajar.