Tiga Jenis Pakan Penggemukan Sapi Potong
Citizen News

Ada 3 (tiga) jenis pakan yang bisa diberikan pada ternak sapi potong, yaitu pakan hijauan, pakan konsentrat, dan pakan tambahan.
1. Pakan Hijauan:
Pakan hijauan adalah pakan yang berasal dari tanaman, mulai dari ujung akar hingga pucuk daun. Hijauan merupakan jenis pakan yang penting dalam usaha peternakan sapi potong sebab menjadi sumber selulosa dan hemiselulosa (serat kasar) yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada rumen (lambung hewan pemamah biak). Hijauan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Ketiadaan selulosa dan hemiselulosa bisa mengakibatkan pH rumen menjadi asam dan menimbulkan kematian. Sebaliknya, kelebihan hijauan membuat sapi tidak cepat gemuk karena laju kecernaan dari dua senyawa dikategorikan lemah.
Jenis hijauan yang direkomendasikan sebagai pakan sapi potong berasal dari bagian tumbuhan yang muda (sebelum berbunga), terutama daun dan batang tanaman rumput dan kacang-kacangan. Tanaman muda yang belum berbunga punya nilai gizi yang lebih baik. Hijauan yang umum diberikan diantaranya: rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, rumput ilalang, jerami padi, dan jerami kacang tanah. Jerami padi diberikan bukan karena nilai gizinya, melainkan sebab harganya yang murah dan ketersediaannya yang stabil sepanjang tahun.
2. Pakan Penguat (Konsentrat):
Pakan penguat adalah bahan dengan kadar serat kasar yang rendah (<18%) sehingga relatif lebih mudah dicerna dibandingkan hijauan. Bahan pakan konsentrat dapat dikelompokkan menjadi konsentrat sumber karbohidrat dan konsentrat sumber protein. Pakan konsentrat mempercepat penggemukan sapi potong, tetapi, peternak tak bisa memberikan pakan konsentrat sebanyak 100% karena harga yang relatif tinggi dibandingkan hijauan. Pakan konsentrat yang umum digunakan yaitu: bekatul, dedak, ampas singgkong, ampas tahu, bungkil kelapa, polard, dan tepung ikan.
Limbah pertanian merupakan sumber pakan konsentrat yang umum digunakan karena harganya yang relatif murah serta nilai gizi masih tingg sehingga. limbah pertanian menjadi primadona di kalangan peternak rakyat maupun perusahaan besar.
3. Pakan Tambahan:
Sapi potong yang dipelihara secara intensif membutuhkan pakan penguat untuk meingkatkan performanya berupa pakan tambahan. Pakan tambahan dapat berupa vitamin, mineral, urea, dan mikroorganisme. Vitamin yang biasa diberikan pada sapi potong vitamin A yang berfungsi untuk penglihatan dan antioksidan dan vitamin D berguna menjaga kekokohan tulang. Mineral Ca dan P diberikan guna menjaga agar tulangnya tetap kuat demi menjaga tubuhnya yang berat agar tidak rubuh.
Urea adalah sumber protein yang baik untuk sapi potong. Urea dapat tercerna seluruhnya dalam tubuh sapi potong. Sayangnya, urea bisa membahayakan karena laju kecernaannya yang tinggi dan dapat membuat pH rumen menjadi basa. Maka dari itu pemberian urea dibatasi maksimal 2% saja dari jumlah total pakan yang diberikan.
Mikroorganisme sering dicampurkan ke pakan untuk meningkatkan nilai kecernaannya. Mikroorganisme yang ditambahkan tersebut akan bekerja sama dengan mikroorganisme yang ada di rumen sapi untuk merombak nutrien-nutrien yang ada pada pakan. Hasil rombakan itu akan dimanfaatkan oleh sapi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tiga jenis pakan yang disebutkan di atas biasanya diberikan dalam bentuk ransum. Ransum merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang diberikan selama 24 jam. Jika diberikan secara terpisah, maka pertama kali sapi potong akan diberikan ransum berupa konsentrat dan pakan tambahan. Baru kemudian setelah beberapa lama diberikan pakan hijauan. Ransum dapat juga diberikan dalam bentuk campuran dari pakan konsentrat, pakan hijauan, dan pakan tambahan.
Kontributor: Siti Hfsah Husas (Kementan RI)
1. Pakan Hijauan:
Pakan hijauan adalah pakan yang berasal dari tanaman, mulai dari ujung akar hingga pucuk daun. Hijauan merupakan jenis pakan yang penting dalam usaha peternakan sapi potong sebab menjadi sumber selulosa dan hemiselulosa (serat kasar) yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada rumen (lambung hewan pemamah biak). Hijauan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Ketiadaan selulosa dan hemiselulosa bisa mengakibatkan pH rumen menjadi asam dan menimbulkan kematian. Sebaliknya, kelebihan hijauan membuat sapi tidak cepat gemuk karena laju kecernaan dari dua senyawa dikategorikan lemah.
Jenis hijauan yang direkomendasikan sebagai pakan sapi potong berasal dari bagian tumbuhan yang muda (sebelum berbunga), terutama daun dan batang tanaman rumput dan kacang-kacangan. Tanaman muda yang belum berbunga punya nilai gizi yang lebih baik. Hijauan yang umum diberikan diantaranya: rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, rumput ilalang, jerami padi, dan jerami kacang tanah. Jerami padi diberikan bukan karena nilai gizinya, melainkan sebab harganya yang murah dan ketersediaannya yang stabil sepanjang tahun.
2. Pakan Penguat (Konsentrat):
Pakan penguat adalah bahan dengan kadar serat kasar yang rendah (<18%) sehingga relatif lebih mudah dicerna dibandingkan hijauan. Bahan pakan konsentrat dapat dikelompokkan menjadi konsentrat sumber karbohidrat dan konsentrat sumber protein. Pakan konsentrat mempercepat penggemukan sapi potong, tetapi, peternak tak bisa memberikan pakan konsentrat sebanyak 100% karena harga yang relatif tinggi dibandingkan hijauan. Pakan konsentrat yang umum digunakan yaitu: bekatul, dedak, ampas singgkong, ampas tahu, bungkil kelapa, polard, dan tepung ikan.
Limbah pertanian merupakan sumber pakan konsentrat yang umum digunakan karena harganya yang relatif murah serta nilai gizi masih tingg sehingga. limbah pertanian menjadi primadona di kalangan peternak rakyat maupun perusahaan besar.
3. Pakan Tambahan:
Sapi potong yang dipelihara secara intensif membutuhkan pakan penguat untuk meingkatkan performanya berupa pakan tambahan. Pakan tambahan dapat berupa vitamin, mineral, urea, dan mikroorganisme. Vitamin yang biasa diberikan pada sapi potong vitamin A yang berfungsi untuk penglihatan dan antioksidan dan vitamin D berguna menjaga kekokohan tulang. Mineral Ca dan P diberikan guna menjaga agar tulangnya tetap kuat demi menjaga tubuhnya yang berat agar tidak rubuh.
Urea adalah sumber protein yang baik untuk sapi potong. Urea dapat tercerna seluruhnya dalam tubuh sapi potong. Sayangnya, urea bisa membahayakan karena laju kecernaannya yang tinggi dan dapat membuat pH rumen menjadi basa. Maka dari itu pemberian urea dibatasi maksimal 2% saja dari jumlah total pakan yang diberikan.
Mikroorganisme sering dicampurkan ke pakan untuk meningkatkan nilai kecernaannya. Mikroorganisme yang ditambahkan tersebut akan bekerja sama dengan mikroorganisme yang ada di rumen sapi untuk merombak nutrien-nutrien yang ada pada pakan. Hasil rombakan itu akan dimanfaatkan oleh sapi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tiga jenis pakan yang disebutkan di atas biasanya diberikan dalam bentuk ransum. Ransum merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang diberikan selama 24 jam. Jika diberikan secara terpisah, maka pertama kali sapi potong akan diberikan ransum berupa konsentrat dan pakan tambahan. Baru kemudian setelah beberapa lama diberikan pakan hijauan. Ransum dapat juga diberikan dalam bentuk campuran dari pakan konsentrat, pakan hijauan, dan pakan tambahan.
Kontributor: Siti Hfsah Husas (Kementan RI)