Targetkan Kelurahan Mandiri, Bambu Nusantara Dorong UMKM Ramah Lingkungan
Berita Warga

Bambu Nusantara - Bambu Nusantara yang merupakan mitra utama USAID MADANI terus mendorong terciptanya program kelurahan mandiri di Kota Madiun. Setelah pendampingan kualitas produk, kali ini yayasan tersebut menggelar pelatihan lapak UMKM ramah lingkungan.
Direktur Bambu Nusantara, Titik Sugianti mengatakan pelatihan kali ini diberikan kepada seluruh pengurus dan pelapak UMKM di 27 kelurahan. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu, 15 Maret 2023, di salah satu caffe and resto Jalan Bali, Kota Madiun.
"Tujuannya agar para pengurus dan pelapak UMKM ini mampu mengolah sendiri sampah-sampah yang mereka hasilkan dari limbah usaha. Baik kuliner mampu lapak lainnya," paparnya.
Titik menuturkan, kegiatan tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas pengurus lapak dan pelapak. Khususnya dalam mengelola lapak UMKM yangramah lingkungan. Sehingga nantinya mampu bersinergi dengan program Pemerintah Kota Madiun untuk mewujudkan kelurahan mandiri.
Kegiatan ini juga melibatkan multi stakeholders (pentahelix). Dengan menghadirkan beberapa pemateri dari lintas sektor.
"Peningkatan kapasitas mereka harus di upgrade dan ada inovasi-inovasi. Sehingga, kemampuan para pengurus dan pelapak UMKM ini terus berkembang dan maju," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nurharibnu Wibisono dari Lembaga Masyarakat Peduli Lingkungan didapuk sebagai pemateri. Ada konsep yang disampaikan agar pengurus dan pelapak UMKM ini masuk dalam kategori ramah lingkungan.
"Konsep lapak wisata kuliner yang bersih, tapi, nyaman, asri dengan desain taman dan pepohonan. Itu akan lebih menarik perhatian konsumen, untuk berkunjung," ujarnya.
Nurharibnu yang juga Akademisi Universitas Merdeka Madiun itu membeber konsep kedua ramah lingkungan yakni dengan penyediaan tempat sampah dengan pemilahan. Dan ketiga, pengelolaan sampah konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Sedangkan yang keempat, yakni adanya petugas kebersihan dan pelapak peduli lingkungan. Contoh, dengan menerapkan piket kebersihan. Kemudian adanya toilet yang bersih, terpisah laki-laki dan perempuan.
"Lebih lengkap lagi jika ada pelapak tanggap bencana kebakaran, banjir, puting beliung dan lainnya. Dan bagian terakhir atau ketujuh, konstruksi lapak tanggap bencana, yaitu kuat dan permanen," imbuhnya.
Nurharibnu juga menyampaikan tentang pentingnya pengelolaan sampah ramah lingkungan itu dimulai dari diri sendiri.
Sementara itu, Yoga perwakilan dari Bapelitbangda kota Madiun menyampaikan jika dari hasil evaluasi setelah dilaksanakan lomba dari dinas terkait ada hal yang perlu di perbaiki. Yakni suasana lingkungan lapak, yang terkesan masih panas dan kering. Sehingga, dibutuhkan penghijauan di area lapak.
"Rencananya kami akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar bisa memberikan dukungan terkait hal tersebut," paparnya.
Kepada para pelapak, Yoga juga menyarankan agar tidak emasang layar untuk penutup lapak. Selain merusak keindahan, langkah itu bisa menyebabkan kecelakaan kerja saat ada angin kencang atau puting beliung.
"Bagi para perokok, hendaknya jangan merokok didekat anak dan perempuan. Buang puntung rokok pada tempatnya. Dan yang paling penting, di Kota Madiun ini sudah ada produk hukum KTR (Kawasan Tanpa Rokok) agar tidak sembarang tempat merokok," terangnya.
Pada sesi terakhir pelatihan, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan asal kecamatan. Yakni, Kartoharjo, Taman, dan Manguharjo untuk menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) pengelolaan lingkungan lapak. Secara garis besar pengurus lapak dan pelapak merencanakan membuat suasana lapak yang bersih, rapi, indah dan nyaman. (Humas)
Direktur Bambu Nusantara, Titik Sugianti mengatakan pelatihan kali ini diberikan kepada seluruh pengurus dan pelapak UMKM di 27 kelurahan. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu, 15 Maret 2023, di salah satu caffe and resto Jalan Bali, Kota Madiun.
"Tujuannya agar para pengurus dan pelapak UMKM ini mampu mengolah sendiri sampah-sampah yang mereka hasilkan dari limbah usaha. Baik kuliner mampu lapak lainnya," paparnya.
Titik menuturkan, kegiatan tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas pengurus lapak dan pelapak. Khususnya dalam mengelola lapak UMKM yangramah lingkungan. Sehingga nantinya mampu bersinergi dengan program Pemerintah Kota Madiun untuk mewujudkan kelurahan mandiri.
Kegiatan ini juga melibatkan multi stakeholders (pentahelix). Dengan menghadirkan beberapa pemateri dari lintas sektor.
"Peningkatan kapasitas mereka harus di upgrade dan ada inovasi-inovasi. Sehingga, kemampuan para pengurus dan pelapak UMKM ini terus berkembang dan maju," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nurharibnu Wibisono dari Lembaga Masyarakat Peduli Lingkungan didapuk sebagai pemateri. Ada konsep yang disampaikan agar pengurus dan pelapak UMKM ini masuk dalam kategori ramah lingkungan.
"Konsep lapak wisata kuliner yang bersih, tapi, nyaman, asri dengan desain taman dan pepohonan. Itu akan lebih menarik perhatian konsumen, untuk berkunjung," ujarnya.
Nurharibnu yang juga Akademisi Universitas Merdeka Madiun itu membeber konsep kedua ramah lingkungan yakni dengan penyediaan tempat sampah dengan pemilahan. Dan ketiga, pengelolaan sampah konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Sedangkan yang keempat, yakni adanya petugas kebersihan dan pelapak peduli lingkungan. Contoh, dengan menerapkan piket kebersihan. Kemudian adanya toilet yang bersih, terpisah laki-laki dan perempuan.
"Lebih lengkap lagi jika ada pelapak tanggap bencana kebakaran, banjir, puting beliung dan lainnya. Dan bagian terakhir atau ketujuh, konstruksi lapak tanggap bencana, yaitu kuat dan permanen," imbuhnya.
Nurharibnu juga menyampaikan tentang pentingnya pengelolaan sampah ramah lingkungan itu dimulai dari diri sendiri.
Sementara itu, Yoga perwakilan dari Bapelitbangda kota Madiun menyampaikan jika dari hasil evaluasi setelah dilaksanakan lomba dari dinas terkait ada hal yang perlu di perbaiki. Yakni suasana lingkungan lapak, yang terkesan masih panas dan kering. Sehingga, dibutuhkan penghijauan di area lapak.
"Rencananya kami akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar bisa memberikan dukungan terkait hal tersebut," paparnya.
Kepada para pelapak, Yoga juga menyarankan agar tidak emasang layar untuk penutup lapak. Selain merusak keindahan, langkah itu bisa menyebabkan kecelakaan kerja saat ada angin kencang atau puting beliung.
"Bagi para perokok, hendaknya jangan merokok didekat anak dan perempuan. Buang puntung rokok pada tempatnya. Dan yang paling penting, di Kota Madiun ini sudah ada produk hukum KTR (Kawasan Tanpa Rokok) agar tidak sembarang tempat merokok," terangnya.
Pada sesi terakhir pelatihan, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan asal kecamatan. Yakni, Kartoharjo, Taman, dan Manguharjo untuk menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) pengelolaan lingkungan lapak. Secara garis besar pengurus lapak dan pelapak merencanakan membuat suasana lapak yang bersih, rapi, indah dan nyaman. (Humas)