Masuk Daftar

Sutari, Kepak Penyu Jelajah Samudra

Berita Warga
Mentari telah kembali ke peraduan, sementara rembulan malah bertandang. Tepat pukul 12 tengah malam, ia masih tetap terjaga. Semburan ombak memecah kesunyian, diiringi tetes demi tetes air langit. Tubuhnya berbalut kain putih lusuh berbecak penuh noda kehitaman. Ia tak ragu bersimpuh di atas karpet butiran halus bercampur kepingan karang buatan Sang Maha Pencipta.

Keduatangannya menyentuh pasir menirukan hewan bercangkang berpindah, langkah demi langkah. Sedangkan, kami muda mudi 20 tahunan terbungkus jas hujan plastik lima ribuan. Sembari menahan semilir angin yang semakin menusuk hingga ke tulang. Dia bernama Sutari, yang akrab disapa Sutar, sang pejuang penyu asal Pantai Bajulmati, Kabupaten Malang.

“Dulu, saya makan daging sama telurnya (penyu)”, ucapnya.

Dia mengamini bahwa dahulu kala menjadi sang perusak alam penikmat olahan penyu. Hewan menggemaskan yang kerap disejajarkan dengan kura-kura dari daratan itu, tak segan jadi menu santapan. Berbagai dongeng khasiat lalu lalang berkumandang. Mulai dari bagus untuk raga hingga diduga menambah vitalitas menjadi para pria perkasa. Semuanya berawal dari rasa serakah yang tiada tara.

Entah mukjizat apa yang sanggup menghadangnya. Di tahun 2009, ia mulai berubah 180 derajat, bertekad merawat penyu dengan sepenuh hati. Mengumpulkan telur penyu berserakan untuk ditetaskan menjadi anakan (tukik) yang siap dilepasliarkan. Berbagai kekecewaan telah ia rengkuh, kata gagal demi gagal juga terus menghampiri. Label ‘orang gak ada kerjaan’ pun sudah kenyang ia telan bulat-bulat.

Namun, dari rasa penyesalan, ia sanggup mengesampingkan. Berbagai hinaan dan hujatan tak akan mampu menghentikan. Sutar bangkit membentuk perkumpulan manusia pelestari penyu bernama Bajulmati Sea Turtle Conservation (BTSC) Malang. Ia bersama Mas Tomo, salah satu relawan Sahabat Alam Indonesia, tak ragu berpatroli tiap malam menyisir pesisir untuk mencegah pencurian telur satwa yang masuk kategori langka iu.

Pantai Bajulmati sudah sejak lama menjadi lokasi favorit para penyu menitipkan telur. Sementara pantai tetangganya, Teluk Asmara dianggap sebagai lokasi penyu memadu kasih (berkembang biak). Bukan hal mengejutkan apabila pantai yang terletak di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang itu didaulat sebagai kawasan konservasi penyu. Wilayah penangkaran penyu yang perlu dijaga dan tak boleh dihancurkan.

Sayangnya, berbagai mitos konsumsi daging dan telur penyu masih terus bermunculan seiring tingginya permintaan pasar. Corak kerangka tubuhnya yang eksotis juga tak luput dari aksi pengrajin nakal. Hingga jumlahnya terus menurun dan populasinya semakin terancam. Belum lagi, kehadiran pemukiman yang semakin merenggut habitatnya.

Sutari bukanlah lulusan pendidikan tinggi di bidang biologi apalagi profesor di bidang lingkungan. Ia hanya mengandalkan pengetahuan dan pengalaman untuk bisa memelihara. Demi fauna terancam punah yang tersisa ribuan ekor saja di seluruh dunia. Sepatutnya Tanah Air bangga, memiliki 6 dari 7 spesies penyu di muka bumi. Bukannya malah semakin agresif mengeksploitasi.

“Kalian itu beruntung, tetapi tidak beruntung”, sahut Mas Tomo.

Ketika menceritakan kisah perjuangan Pak Sutar yang hanya tamatan sekolah standar. Sementara kami para mahasiswa dinilai beruntung karena bisa mengenyam ilmu di bangku kuliah. Namun sekaligus dianggap tidak beruntung karena mengemban beban sosial. Tanggung jawab besar dan pertanyaan berupa apa yang bisa diberikan kepada lingkungan sekitar setelah lulus.

Kami hanya bisa terdiam dan merenung.

#madanichallenge #ayomenulis #wargabantuwarga #citizenjournalist #advokasi #wargabantuwarga #AtmaGo #jurnalismewarga

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar