SHOLAWAT JAWI LARAS MADYA BERGEMA DI PANGGUNG RAKYAT JOGJA GUMREGAH
Citizen News

Perhelatan Pasar Rakyat Jogja Gumregah yang digelar Sekber Keistimewaan DIY bersama Altar Ria Production dalam rangka mangayubagyo peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 16 September sampai 16 Oktober 2022 di ex kampus STIEKERS semakin semarak dengan penampilan group kesenian Sholawatan Jawi Laras Madya Al Hidayah dari kampung Tegalsari Geneng Panggungharjo Sewon Bantul. Kesenian religi Islam ini akan tampil pada esok Jumat (23/9) pukul 19.00 di Panggung Rakyat Jogja Gumregah.
Koordinator Panggung Rakyat Nano Asmorodono mengungkapkan pihaknya berupaya mengakomodasi berbagai jenis seni pertunjukkan baik tradisi maupun modern seperti ketoprak, karawitan, keroncong, tari, musik, drama, jathilan dan lainnya termasuk seni religi Islam Sholawatan dan Hadroh.
"Sholawatan tidak sekedar kesenian melainkan sejatinya merupakan dakwah Islam khas Nusantara khususnya di pedesaan Jawa. Sholawat mengajak masyarakat mendekatkan diri pada Allah SWT. Contohnya tembang Gusti Allah Kula Nyuwun Ngapuro. Sesuai dengan liriknya, lagu atau pujian ini berisikan tentang permintaan ampunan kepada sanga maha pengampun yakni Allah SWT," papar Nano.
Pengasuh Sholawatan Jawi Al Hidayah Drs. Agus Suseno, M. Hum mengungkapkan istilah Sholawat mengacu pada kata Sholla yang berarti doa. Jadi Sholawat adalah bentuk doa dan pujian untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW sebagai ibadah kepada Allah SWT yang dihunjukkan melalui lagu dan tembang berbahasa Jawa. Doa dan pujian dikemas dalam tata bahasa sastra Jawa yang halus dengan maksud mendapatkan safaatNya, perlindungan dan keselamatan, kelak di Hari Akhir," terang Agus Suseno.
Tenaga Pengajar Luar Biasa di Jurusan Karawitan Fakultas Seni mengatakan penampilan group Sholawatan Jawi Laras Madya akan membawakan tembang Salam, Ilir-Ilir laras slendro, Sholawat Kamulyan laras slendro, Dhandhanggula laras pelog, Witing Klapa, tembang Mijil laras slendro, Layung-layung laras slendro dan tembang Maghfiroh atau ampunan laras slendro.
Usai penampilan Sholawat, akan dilanjutkan penampilan gejog lesung dan musik pop Jawa campursari.
Koordinator Panggung Rakyat Nano Asmorodono mengungkapkan pihaknya berupaya mengakomodasi berbagai jenis seni pertunjukkan baik tradisi maupun modern seperti ketoprak, karawitan, keroncong, tari, musik, drama, jathilan dan lainnya termasuk seni religi Islam Sholawatan dan Hadroh.
"Sholawatan tidak sekedar kesenian melainkan sejatinya merupakan dakwah Islam khas Nusantara khususnya di pedesaan Jawa. Sholawat mengajak masyarakat mendekatkan diri pada Allah SWT. Contohnya tembang Gusti Allah Kula Nyuwun Ngapuro. Sesuai dengan liriknya, lagu atau pujian ini berisikan tentang permintaan ampunan kepada sanga maha pengampun yakni Allah SWT," papar Nano.
Pengasuh Sholawatan Jawi Al Hidayah Drs. Agus Suseno, M. Hum mengungkapkan istilah Sholawat mengacu pada kata Sholla yang berarti doa. Jadi Sholawat adalah bentuk doa dan pujian untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW sebagai ibadah kepada Allah SWT yang dihunjukkan melalui lagu dan tembang berbahasa Jawa. Doa dan pujian dikemas dalam tata bahasa sastra Jawa yang halus dengan maksud mendapatkan safaatNya, perlindungan dan keselamatan, kelak di Hari Akhir," terang Agus Suseno.
Tenaga Pengajar Luar Biasa di Jurusan Karawitan Fakultas Seni mengatakan penampilan group Sholawatan Jawi Laras Madya akan membawakan tembang Salam, Ilir-Ilir laras slendro, Sholawat Kamulyan laras slendro, Dhandhanggula laras pelog, Witing Klapa, tembang Mijil laras slendro, Layung-layung laras slendro dan tembang Maghfiroh atau ampunan laras slendro.
Usai penampilan Sholawat, akan dilanjutkan penampilan gejog lesung dan musik pop Jawa campursari.