Senangnya Pulang Lebih Cepat
Berita Warga 
Makassar pagi ini cerah. Orang-orang bergegas ke tempat aktivitas masing-masing. Mereka ke sekolah, kantor, pabrik, kampus, pasar, dan lainnya. Meski demikian ada juga dari orang-orang itu akan tetap di jalan. Orang-orang yang bekerja di jalanan. Tukang ojek, delivery service, pengasong, pemulung, tukang becak, dan beragam pekerjaan lainnya di sektor informal.
Mbah Suning (80), misalnya, juga telah berada di jalanan, tepatnya di trotoar Jl Urip Sumoharjo, di depan Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Makassar. Dia telah menggelar lapaknya sejak pukul 6.30. Dia berangkat dari rumahnya sekira pukul 6 dengan berjalan kaki. Jarak rumahnya ke tempat dia berjualan peyek kacang, keripik pisang, balado pisang, dan kacang langkoseng memang hanya kurang lebih dua kilometer.
Perantau asal Malang puluhan tahun silam tersebut selalu punya cerita yang disampaikan bila bertemu. Beberapa minggu yang lalu, ungkapnya, dia keserempet motor saat menyeberang jalan. Dia terpelanting ke aspal. Beruntung ada orang-orang yang membantunya berdiri dan mengumpulkan dagangannya.
Meski merasakan sakit, dia tetap melanjutkan berjualan. “Terlanjur sudah keluar dari rumah bawa dagangan, masak pulang lagi,” ujarnya.
Pagi ini, #BorongBagi dan #JumatBerBagi pekan ke-198 memborong habis semua dagangan mbah Suning yang jumlahnya 33 bungkus. Mbah Suning senang bukan main. Dia bisa pulang ke rumah lebih cepat yakni pukul 7, biasanya pukul 9. Peyek kacang dan dagangan mbah Sunning lainnya langsung dibagi-bagikan ke tukang becak, sopir angkot, pemulung, pengasong makanan, dan anak-anak yatim.
Dari lapak mbak Sunning, #BorongBagi juga mampir di lapak nasi kuning ibu Kasma di Jl Gunung Lompobattang dan memborong 41 bungkus nasi kuning untuk dibagikan kepada tukang becak, tukang ojek, pengasong, pekerja bangunan, sopir angkot, anak-anak yatim, dan lainnya.
Ibu Kasma sumringah karena bisa pulang ke rumah lebih cepat. Biasanya nasi kuningnya baru habis terjual pukul 10 atau 11, pagi ini pukul 8.30 dia sudah berkemas. "Bisa pulang istirahat sambil menyiapkan jualan esok hari," ungkap ibu tiga anak tersebut.
Selanjutnya meluncur ke Jl Toddopuli Raya Timur, tepatnya di seputar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Toddopuli. Kami mampir di lapak bubur kacang ijo-ketan hitam yang pagi ini ditunggui adek Ruqayyah. Di hari-hari lainnya lapak ini dijaga secara bergantian oleh anak-anak binaan di Panti Asuhan Rezki Ilahi.
#BorongBagi membeli semua dagangan adek Ruqayyah sebanyak 45 gelas dan langsung dibagikan kepada para pegawai SPBU, petugas kebersihan jalan, pemulung, tukang ojek online, tukang becak, dan orang-orang lainnya yang sedang melintas, Ruqayyah senang bukan dagangannya lebih cepat habis sebelum pukul 9, biasanya dia baru bisa ke pulang ke panti pukul12 siang. Bahkan, kadang tidak semua buburnya terjual habis,
Setiap pekan, sejak April 2018, #JumatBerBagi dengan agenda #BorongBagi menyambangi dua atau tiga lapak-lapak skala kecil milik pedagang usaha kecil dan menengah (ukm) secara bergantian dan berpindah-pindah. Tim memborong habis jualan mereka, dari nasi kuning, keripik singkong, bubur jagung (bassang), buroncong, hingga bubur kacang ijo-ketan hitam. Tujuan utama #BorongBagi selain melariskan dagangan lapak-lapak kecil beromzet 200-300 ribu rupiah per hari tersebut, juga untuk menyenangkan banyak orang, baik para pemilik lapak maupun orang-orang yang kebagian makanan.
Semoga #BorongBagi selamanya eksis demi menggairahkan usaha lapak-lapak kecil yang berbasis komunitas tersebut
7 Oktober 2022
Pukul 07.30-9.30
#BorongBagi
#PedagangUsahaMikroKecil
#JumatBerBagi pekan#198
#NaninringProjects
#madanichallenge #ayomenulis #wargabantuwarga #citizenjournalist #advokasi #wargabantuwarga #AtmaGo #jurnalismewarga
Mbah Suning (80), misalnya, juga telah berada di jalanan, tepatnya di trotoar Jl Urip Sumoharjo, di depan Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Makassar. Dia telah menggelar lapaknya sejak pukul 6.30. Dia berangkat dari rumahnya sekira pukul 6 dengan berjalan kaki. Jarak rumahnya ke tempat dia berjualan peyek kacang, keripik pisang, balado pisang, dan kacang langkoseng memang hanya kurang lebih dua kilometer.
Perantau asal Malang puluhan tahun silam tersebut selalu punya cerita yang disampaikan bila bertemu. Beberapa minggu yang lalu, ungkapnya, dia keserempet motor saat menyeberang jalan. Dia terpelanting ke aspal. Beruntung ada orang-orang yang membantunya berdiri dan mengumpulkan dagangannya.
Meski merasakan sakit, dia tetap melanjutkan berjualan. “Terlanjur sudah keluar dari rumah bawa dagangan, masak pulang lagi,” ujarnya.
Pagi ini, #BorongBagi dan #JumatBerBagi pekan ke-198 memborong habis semua dagangan mbah Suning yang jumlahnya 33 bungkus. Mbah Suning senang bukan main. Dia bisa pulang ke rumah lebih cepat yakni pukul 7, biasanya pukul 9. Peyek kacang dan dagangan mbah Sunning lainnya langsung dibagi-bagikan ke tukang becak, sopir angkot, pemulung, pengasong makanan, dan anak-anak yatim.
Dari lapak mbak Sunning, #BorongBagi juga mampir di lapak nasi kuning ibu Kasma di Jl Gunung Lompobattang dan memborong 41 bungkus nasi kuning untuk dibagikan kepada tukang becak, tukang ojek, pengasong, pekerja bangunan, sopir angkot, anak-anak yatim, dan lainnya.
Ibu Kasma sumringah karena bisa pulang ke rumah lebih cepat. Biasanya nasi kuningnya baru habis terjual pukul 10 atau 11, pagi ini pukul 8.30 dia sudah berkemas. "Bisa pulang istirahat sambil menyiapkan jualan esok hari," ungkap ibu tiga anak tersebut.
Selanjutnya meluncur ke Jl Toddopuli Raya Timur, tepatnya di seputar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Toddopuli. Kami mampir di lapak bubur kacang ijo-ketan hitam yang pagi ini ditunggui adek Ruqayyah. Di hari-hari lainnya lapak ini dijaga secara bergantian oleh anak-anak binaan di Panti Asuhan Rezki Ilahi.
#BorongBagi membeli semua dagangan adek Ruqayyah sebanyak 45 gelas dan langsung dibagikan kepada para pegawai SPBU, petugas kebersihan jalan, pemulung, tukang ojek online, tukang becak, dan orang-orang lainnya yang sedang melintas, Ruqayyah senang bukan dagangannya lebih cepat habis sebelum pukul 9, biasanya dia baru bisa ke pulang ke panti pukul12 siang. Bahkan, kadang tidak semua buburnya terjual habis,
Setiap pekan, sejak April 2018, #JumatBerBagi dengan agenda #BorongBagi menyambangi dua atau tiga lapak-lapak skala kecil milik pedagang usaha kecil dan menengah (ukm) secara bergantian dan berpindah-pindah. Tim memborong habis jualan mereka, dari nasi kuning, keripik singkong, bubur jagung (bassang), buroncong, hingga bubur kacang ijo-ketan hitam. Tujuan utama #BorongBagi selain melariskan dagangan lapak-lapak kecil beromzet 200-300 ribu rupiah per hari tersebut, juga untuk menyenangkan banyak orang, baik para pemilik lapak maupun orang-orang yang kebagian makanan.
Semoga #BorongBagi selamanya eksis demi menggairahkan usaha lapak-lapak kecil yang berbasis komunitas tersebut
7 Oktober 2022
Pukul 07.30-9.30
#BorongBagi
#PedagangUsahaMikroKecil
#JumatBerBagi pekan#198
#NaninringProjects
#madanichallenge #ayomenulis #wargabantuwarga #citizenjournalist #advokasi #wargabantuwarga #AtmaGo #jurnalismewarga