Sejarah Tempat Wisma Tumapel Malang
Citizen News

Mendengar “Wisma Tumapel” mungkin Anda akan sedikit merinding, terutama bagi yang pernah berkunjung ke sana. Pasalnya, nama wisma yang sebenarnya ini karena lokasinya yang berada di Jalan Tumapel Nomor 1 Malang ini merupakan bangunan yang tua dan saat ini karena tidak ada yang menghuninya lagi bangunannya pun semakin tak terawat, namun di situ lah daya tarik lokasi ini yang biasanya digunakan untuk pemotretan.
Mungkin, di antara Anda pernah mendengar bahwa ada ‘noni-noni Belanda’ yang menghuni sebuah lorong yang ada di Wisma Tumapel ini. Atau bahkan Anda banyak mendengar siapa saja yang menghuni wisma tersebut. Namun, di balik keangkeran tersebut sebenarnya Wisma Tumapel ini pada tahun 2009, semenjak seluruh isinya dikosongkan ada niatan dari pemilik untuk membangun sebuah hotel.
via chkme.com
via chkme.com
Ya, wisma tumapel ini sebenarnya milik Universitas Negeri Malang (UM). Berawal dari tahun 1928, Wisma Tumapel ini mulai dibangun sebagai Hotel Splendid milik Belanda yang kala itu dianggap modern dan mewah. Lalu pada 1944, semenjak Belanda digantikan oleh Jepang, hotel mewah ini tak lagi menjadi penginapan, namun menjadi sebuah kantor pemerintahan Jepang.
Pada tahun 1950, di mana Indonesia telah merdeka, bangunan kuno ini berganti kepemilikan dan digunakan sebagai wisma dosen dan ruang kelas oleh FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Hingga akhirnya pada tahun 1968, bangunan ini menjadi wisma milik IKIP Malang yang saat ini dikenal dengan Universitas Negeri Malang (UM).
Rencana renovasi via cendananews.com
Sejak 2009 memang dikosongkan, rencananya akan menjadi sebuah hotel. Namun rencana ini tak kunjung terealisasikan. Bahkan banyak investor yang tertarik oleh bangunan kuno ini, namun mundur perlahan karena masih terkendala status kepemilikan. Bahkan rencana renovasi yang gambarannya telah dipampang di Wisma Tumapel sejak 2013 tanpa menghilangkan sejarah, hanya memperbaiki atap, tembok yang dicoret-coret pengunjung tak bertanggung jawab dan bagian-bagian lain yang rusak pun sampai 2016 ini tak kunjung ada perubahan.
Untuk berkunjung di sini, Anda hanya butuh menyerahkan salah satu kartu identitas (KTM atau KTP) dan membayar tiket masuknya sejumlah Rp5.000 saja. Anda bebas melakukan pemotretan di sini, namun ada beberapa ruangan yang memang tidak diizinkan untuk dibuka. Selain itu, hindari kegaduhan, teriak-teriak atau bahkan mengucapkan kata-kata kotor. Karena bangunan ini telah ada sejak 1928 dan tidak dihuni selama sekitar 7 tahun, tentu saja banyak penhuninya.
Tak jarang yang melakukan kegaduhan bahkan mengucapkan kata-kata kotor akhirnya diganggu bahkan setiba di rumah. Lokasi ini memang sangat bagus untuk pemotretan, namun Anda perlu ekstra hati-hati dengan sikap Anda. Namun, apabila Anda tidak melakukan kegaduhan dan perbuatan yang mengganggu lainnya, Wisma Tumapel ini aman bagi Anda, sehingga Anda bisa berkunjung untuk melakukan pemotretan di sini.
Mungkin, di antara Anda pernah mendengar bahwa ada ‘noni-noni Belanda’ yang menghuni sebuah lorong yang ada di Wisma Tumapel ini. Atau bahkan Anda banyak mendengar siapa saja yang menghuni wisma tersebut. Namun, di balik keangkeran tersebut sebenarnya Wisma Tumapel ini pada tahun 2009, semenjak seluruh isinya dikosongkan ada niatan dari pemilik untuk membangun sebuah hotel.
via chkme.com
via chkme.com
Ya, wisma tumapel ini sebenarnya milik Universitas Negeri Malang (UM). Berawal dari tahun 1928, Wisma Tumapel ini mulai dibangun sebagai Hotel Splendid milik Belanda yang kala itu dianggap modern dan mewah. Lalu pada 1944, semenjak Belanda digantikan oleh Jepang, hotel mewah ini tak lagi menjadi penginapan, namun menjadi sebuah kantor pemerintahan Jepang.
Pada tahun 1950, di mana Indonesia telah merdeka, bangunan kuno ini berganti kepemilikan dan digunakan sebagai wisma dosen dan ruang kelas oleh FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Hingga akhirnya pada tahun 1968, bangunan ini menjadi wisma milik IKIP Malang yang saat ini dikenal dengan Universitas Negeri Malang (UM).
Rencana renovasi via cendananews.com
Sejak 2009 memang dikosongkan, rencananya akan menjadi sebuah hotel. Namun rencana ini tak kunjung terealisasikan. Bahkan banyak investor yang tertarik oleh bangunan kuno ini, namun mundur perlahan karena masih terkendala status kepemilikan. Bahkan rencana renovasi yang gambarannya telah dipampang di Wisma Tumapel sejak 2013 tanpa menghilangkan sejarah, hanya memperbaiki atap, tembok yang dicoret-coret pengunjung tak bertanggung jawab dan bagian-bagian lain yang rusak pun sampai 2016 ini tak kunjung ada perubahan.
Untuk berkunjung di sini, Anda hanya butuh menyerahkan salah satu kartu identitas (KTM atau KTP) dan membayar tiket masuknya sejumlah Rp5.000 saja. Anda bebas melakukan pemotretan di sini, namun ada beberapa ruangan yang memang tidak diizinkan untuk dibuka. Selain itu, hindari kegaduhan, teriak-teriak atau bahkan mengucapkan kata-kata kotor. Karena bangunan ini telah ada sejak 1928 dan tidak dihuni selama sekitar 7 tahun, tentu saja banyak penhuninya.
Tak jarang yang melakukan kegaduhan bahkan mengucapkan kata-kata kotor akhirnya diganggu bahkan setiba di rumah. Lokasi ini memang sangat bagus untuk pemotretan, namun Anda perlu ekstra hati-hati dengan sikap Anda. Namun, apabila Anda tidak melakukan kegaduhan dan perbuatan yang mengganggu lainnya, Wisma Tumapel ini aman bagi Anda, sehingga Anda bisa berkunjung untuk melakukan pemotretan di sini.