Sejarah Pasar Besar Kota Malang
Berita Warga

Pasar Besar Malang sebenarnya dulu dikelola oleh pihak
swasta. Lalu, pasar ini mulai diambil alih oleh
Pemerintah Kota Malang pada tahun 1914 dan baru
benar-benar dibangun ulang pada tahun 1919 . Karena
lokasinya yang dekat dengan Pecinan, maka dulunya
pasar ini biasa disebut sebagai Pasar Pecinan.
Sebelum ide membangun kembali Pasar Pecinan,
sebenarnya pemerintah sudah berniat membangun
sebuah pasar di wilayah Pasar Burung Splendid
sekarang. Hanya saja pemerintah melihat bahwa wilayah
tersebut tidak terlalu cocok untuk dijadikan pasar dan
mengalihkan perhatiannya pada wilayah di Pecinan.
Ternyata hal itu juga disambut positif oleh masyarakat
Arab dan Tionghoa yang berada di sekitar pasar bahkan
mereka rela melepaskan tanah mereka di wilayah sekitar
untuk perluasan pasar.
Mulai tahun 1914 , pasar ini mulai berada di bawah di
bawah Pemerintah Kota Malang. Karena banyaknya
pedagang serta cukup besarnya pajak yang masuk pada
pemerintah, akhirnya pada 1919 pasar ini dibangun ulang
dengan lebih tertata dan modern. Biaya pembuatan pasar
ini cukup besar serta memakan waktu pengerjaan hingga
lima tahun dan baru selesai pada 1924 .
Namun ternyata perluasan pasar ini masih belum mampu
menampung seluruh pedagang. Bahkan seiring waktu,
jumlah pedagang yang berjualan di pasar semakin
banyak sehingga pada kisaran tahun 1932 hingga 1934 ,
Pemerintah Kota Malang membangun pasar-pasar lain
untuk mengalihkan dan mengurangi jumlah pedagang di
Pasar Besar Malang. Pasar yang dibangun berada di
Bunul, Kebalen, Oro-Oro Dowo , Embong Brantas, dan
Lowokwaru.
Berkurangnya jumlah pedagang membuat pemerintah
kota menata kembali kondisi Pasar Besar Malang. Pada
tahun 1935 dilakukan perbaikan sarana dan penataan
ulang terhadap kumpulan los-los atau bedak yang
berjualan di wilayah pasar besar. Kebersihan dari pasar
mulai menjadi perhatian terutama di beberapa tempat
seperti pada penjual ikan dan daging.
Pada tahun 1937, untuk memperlancar akses ke pasar,
mulai dibangun stasiun bus dan oplet di belakang Pasar
Besar Malang. Tahun 1941 , pasar mulai dilengkapi
dengan tempat penitipan sepeda serta sarana MCK bagi
pengunjung. Bagian dalam bangunan ini juga semakin
nyaman dengan jalan yang lebar dan pedagang yang
semakin tertata.
Setelah era Hindia Belanda , tercatat terdapat renovasi
pada tahun 1938 dan 1973 pada pasar ini. Pada tahun
1973 , Pasar Besar Malang dibuat 2 tingkat. Perubahan
terjadi pada bentuk pasar yang lebih modern dan
akhirnya menjadi bertingkat. Namun perubahan paling
drastis dilakukan ketika pasar dibuat menjadi bertingkat
empat setelah kebakaran besar yang terjadi di sisi timur
pasar pada tahun 1985 . Renovasi besar-besaran pasca
kebakaran tersebut dimulai tahun 1990. Pemerintah Kota
Malang menunjuk PT. Surya Fortuna Kencana Setia. Nilai
proyek renovasi mencapai Rp31 miliar.
Pada tahun 1991, bentuk pasar menjadi berubah dan
menjadi bangunan yang sepenuhnya dikelilingi tembok di
bagian luar. Selain itu, Pasar Besar Malang hadir dengan
empat lantai. Lantai 1 dan 2 untuk menampung pasar
tradisional. Lantai 3 untuk Matahari Department Store .
Serta lantai 4 untuk Pusat Grosir Matahari. Di lantai 3 dan
4 juga diberi fasilitas tempat parkir kendaraan roda dua
maupun empat. Setelah masa itu sempat terjadi
kebakaran besar lagi di tahun 2003 , kebakaran
bersumber dari lantai 3 Matahari Department Store . Total
kerugiannya ditaksir mencapai Rp40 miliar. Pasca
kebakaran, renovasi besar dilakukan. Namun, bentuk
bangunan pasar tetap dan tidak berubah hingga saat ini.
swasta. Lalu, pasar ini mulai diambil alih oleh
Pemerintah Kota Malang pada tahun 1914 dan baru
benar-benar dibangun ulang pada tahun 1919 . Karena
lokasinya yang dekat dengan Pecinan, maka dulunya
pasar ini biasa disebut sebagai Pasar Pecinan.
Sebelum ide membangun kembali Pasar Pecinan,
sebenarnya pemerintah sudah berniat membangun
sebuah pasar di wilayah Pasar Burung Splendid
sekarang. Hanya saja pemerintah melihat bahwa wilayah
tersebut tidak terlalu cocok untuk dijadikan pasar dan
mengalihkan perhatiannya pada wilayah di Pecinan.
Ternyata hal itu juga disambut positif oleh masyarakat
Arab dan Tionghoa yang berada di sekitar pasar bahkan
mereka rela melepaskan tanah mereka di wilayah sekitar
untuk perluasan pasar.
Mulai tahun 1914 , pasar ini mulai berada di bawah di
bawah Pemerintah Kota Malang. Karena banyaknya
pedagang serta cukup besarnya pajak yang masuk pada
pemerintah, akhirnya pada 1919 pasar ini dibangun ulang
dengan lebih tertata dan modern. Biaya pembuatan pasar
ini cukup besar serta memakan waktu pengerjaan hingga
lima tahun dan baru selesai pada 1924 .
Namun ternyata perluasan pasar ini masih belum mampu
menampung seluruh pedagang. Bahkan seiring waktu,
jumlah pedagang yang berjualan di pasar semakin
banyak sehingga pada kisaran tahun 1932 hingga 1934 ,
Pemerintah Kota Malang membangun pasar-pasar lain
untuk mengalihkan dan mengurangi jumlah pedagang di
Pasar Besar Malang. Pasar yang dibangun berada di
Bunul, Kebalen, Oro-Oro Dowo , Embong Brantas, dan
Lowokwaru.
Berkurangnya jumlah pedagang membuat pemerintah
kota menata kembali kondisi Pasar Besar Malang. Pada
tahun 1935 dilakukan perbaikan sarana dan penataan
ulang terhadap kumpulan los-los atau bedak yang
berjualan di wilayah pasar besar. Kebersihan dari pasar
mulai menjadi perhatian terutama di beberapa tempat
seperti pada penjual ikan dan daging.
Pada tahun 1937, untuk memperlancar akses ke pasar,
mulai dibangun stasiun bus dan oplet di belakang Pasar
Besar Malang. Tahun 1941 , pasar mulai dilengkapi
dengan tempat penitipan sepeda serta sarana MCK bagi
pengunjung. Bagian dalam bangunan ini juga semakin
nyaman dengan jalan yang lebar dan pedagang yang
semakin tertata.
Setelah era Hindia Belanda , tercatat terdapat renovasi
pada tahun 1938 dan 1973 pada pasar ini. Pada tahun
1973 , Pasar Besar Malang dibuat 2 tingkat. Perubahan
terjadi pada bentuk pasar yang lebih modern dan
akhirnya menjadi bertingkat. Namun perubahan paling
drastis dilakukan ketika pasar dibuat menjadi bertingkat
empat setelah kebakaran besar yang terjadi di sisi timur
pasar pada tahun 1985 . Renovasi besar-besaran pasca
kebakaran tersebut dimulai tahun 1990. Pemerintah Kota
Malang menunjuk PT. Surya Fortuna Kencana Setia. Nilai
proyek renovasi mencapai Rp31 miliar.
Pada tahun 1991, bentuk pasar menjadi berubah dan
menjadi bangunan yang sepenuhnya dikelilingi tembok di
bagian luar. Selain itu, Pasar Besar Malang hadir dengan
empat lantai. Lantai 1 dan 2 untuk menampung pasar
tradisional. Lantai 3 untuk Matahari Department Store .
Serta lantai 4 untuk Pusat Grosir Matahari. Di lantai 3 dan
4 juga diberi fasilitas tempat parkir kendaraan roda dua
maupun empat. Setelah masa itu sempat terjadi
kebakaran besar lagi di tahun 2003 , kebakaran
bersumber dari lantai 3 Matahari Department Store . Total
kerugiannya ditaksir mencapai Rp40 miliar. Pasca
kebakaran, renovasi besar dilakukan. Namun, bentuk
bangunan pasar tetap dan tidak berubah hingga saat ini.