Sedekah Segenggam Beras dan Uang Lauk Pauk untuk Dhuafa
Citizen News

Sebagai seorang warga provinsi Bengkulu, yang dikenal dengan provinsi termiskin kedua di Sumatera setelah provinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD) dan sering mendapat sebutan sebagai provinsi timur yang ada di barat karena kondisinya yang masih tertinggal dari provinsi lain dan kabupaten Seluma yang masuk sebagai daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3 T) tentu saya merasakan keprihatinan dan kesedihan tersendiri.
Apalagi saat ini menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di Bengkulu pada Maret 2022 mencapai 297.230 orang atau 14,62 persen dari total jumlah penduduk, tentu angka ini jauh diatas kemiskinan rata rata nasional yaitu 9.54 persen pada Maret 2022.
Berdasarkan kondisi tersebut sebagai pendidik (dosen) dan Mahasiswa Doktoral di Jawa, saya selalu berpikir dan berusaha untuk melakukan hal hal yang dapat bermanfaat bagi orang banyak terutama bagi kaum dhuafa, sebagaimana motto saya dari dulu bahwa sebaik baik manusia yaitu yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Sebagai usaha untuk membantu kaum dhuafa saya bersama sahabat sekaligus seorang yang saya anggap sebagai adik karena selama ini sudah seringkali menjadi partner diberbagai macam kegiatan organisasi sejak kuliah yaitu Herwan Saleh, kami membuat program sosial yang disebut dengan Sedekah Segenggam Beras (SSB) melalui Program Peduli SDIT Darunnajah Tais kabupaten Seluma provinsi Bengkulu di bawah Yayasan Belagham (Belagham Fondation) yang beliau menjadi ketuanya.
Pada awalnya, Agustus 2022 program SSB dijadikan sarana belajar dan berbagi bagi murid dan guru yang membawa segenggam beras dan dikumpulkan setiap hari Jumat pagi untuk diberikan kepada dhuafa yang berada disekitar sekolah pada sore hari, beras yang terkumpul yaitu sekitar 40 kg kemudian dibagikan kepada kedua sasaran dhuafa yang sangat membutuhkan dan dilaksanakan sepulang sekolah oleh wakil guru dan siswa secara bergilir dan dikoordinir oleh ibu guru Lensaf Nita sebagai penanggung jawab pelaksana.
Seriing berjalannya SSB ini dan melihat antusiasme serta semangatnya para guru dan siswa serta senangnya ketika melihat para dhuafa yang menangis dan tersenyum haru beserta bahagia ketika diberikan beras sedekah.
Selanjutnya saya berpikir akan lebih bahagia mereka apabila selain diberi sedekah beras juga diberi uang sebagai kawan lauk pauknya atau untuk tambahan kebutuhan lain, atas kondisi tersebut saya usulkan pada sahabat saya Herwan Saleh sebagai ketua yayasan untuk mengembangkan SSB dengan mencari donatur untuk ikut berpartisipasi dalam program SSB dengan menambah sedekah untuk uang lauk pauk (ULP) untuk para dhuafa, dengan cepat dan semangat ketua yayasan mengatakan "alap" (bagus), sehingga saya langsung action menjadi donatur pertama ULP dan mengembangkan program SSB dengan mencari donatur yang mau berpartisipasi untuk ULP.
Minggu pertama saya langsung list calon donatur mulai keluarga terdekat, kawan, mitra kerja dan lain lain untuk menjadi donatur ULP dan responnya sangat baik, antusias serta siap menjadi donatur, sehingga alhamdulillah di 4 pekan pertama donatur ULP sudah memenuhi list yg bersedia untuk berpartisipasi.
Selain itu untuk menjadikan program SSB dan ULP berlangsung terus menerus berkelanjutan kedepan dan semakin banyak dhuafa penerima manfaat, maka saya juga memberikan arahan kepada pelaksana untuk mengadministrasikan dan melaporkan kegiatan setiap pekannya dan sebagai apresiasi juga memberikan piagam atas apresiasi kepada para donatur setiap kali donasinya.
Saat ini sudah lebih dari 25 KK yang menjadi penerima manfaat, kedepan harapan saya sebagai warga dan Belagham Fondation, program ini akan terus berlanjut dan semakin berkembang sehingga dapat bermanfaat lebih banyak dan lebih luas lagi bagi warga dhuafa, sehingga kepedulian sosial dan gotong royong tetap lestari menjadi budaya Indonesia dan akhirnya secara ekonomi kemiskinan dapat ditanggulangi secara bersama terutama dari warga, oleh warga dan untuk warga.
Apalagi saat ini menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di Bengkulu pada Maret 2022 mencapai 297.230 orang atau 14,62 persen dari total jumlah penduduk, tentu angka ini jauh diatas kemiskinan rata rata nasional yaitu 9.54 persen pada Maret 2022.
Berdasarkan kondisi tersebut sebagai pendidik (dosen) dan Mahasiswa Doktoral di Jawa, saya selalu berpikir dan berusaha untuk melakukan hal hal yang dapat bermanfaat bagi orang banyak terutama bagi kaum dhuafa, sebagaimana motto saya dari dulu bahwa sebaik baik manusia yaitu yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Sebagai usaha untuk membantu kaum dhuafa saya bersama sahabat sekaligus seorang yang saya anggap sebagai adik karena selama ini sudah seringkali menjadi partner diberbagai macam kegiatan organisasi sejak kuliah yaitu Herwan Saleh, kami membuat program sosial yang disebut dengan Sedekah Segenggam Beras (SSB) melalui Program Peduli SDIT Darunnajah Tais kabupaten Seluma provinsi Bengkulu di bawah Yayasan Belagham (Belagham Fondation) yang beliau menjadi ketuanya.
Pada awalnya, Agustus 2022 program SSB dijadikan sarana belajar dan berbagi bagi murid dan guru yang membawa segenggam beras dan dikumpulkan setiap hari Jumat pagi untuk diberikan kepada dhuafa yang berada disekitar sekolah pada sore hari, beras yang terkumpul yaitu sekitar 40 kg kemudian dibagikan kepada kedua sasaran dhuafa yang sangat membutuhkan dan dilaksanakan sepulang sekolah oleh wakil guru dan siswa secara bergilir dan dikoordinir oleh ibu guru Lensaf Nita sebagai penanggung jawab pelaksana.
Seriing berjalannya SSB ini dan melihat antusiasme serta semangatnya para guru dan siswa serta senangnya ketika melihat para dhuafa yang menangis dan tersenyum haru beserta bahagia ketika diberikan beras sedekah.
Selanjutnya saya berpikir akan lebih bahagia mereka apabila selain diberi sedekah beras juga diberi uang sebagai kawan lauk pauknya atau untuk tambahan kebutuhan lain, atas kondisi tersebut saya usulkan pada sahabat saya Herwan Saleh sebagai ketua yayasan untuk mengembangkan SSB dengan mencari donatur untuk ikut berpartisipasi dalam program SSB dengan menambah sedekah untuk uang lauk pauk (ULP) untuk para dhuafa, dengan cepat dan semangat ketua yayasan mengatakan "alap" (bagus), sehingga saya langsung action menjadi donatur pertama ULP dan mengembangkan program SSB dengan mencari donatur yang mau berpartisipasi untuk ULP.
Minggu pertama saya langsung list calon donatur mulai keluarga terdekat, kawan, mitra kerja dan lain lain untuk menjadi donatur ULP dan responnya sangat baik, antusias serta siap menjadi donatur, sehingga alhamdulillah di 4 pekan pertama donatur ULP sudah memenuhi list yg bersedia untuk berpartisipasi.
Selain itu untuk menjadikan program SSB dan ULP berlangsung terus menerus berkelanjutan kedepan dan semakin banyak dhuafa penerima manfaat, maka saya juga memberikan arahan kepada pelaksana untuk mengadministrasikan dan melaporkan kegiatan setiap pekannya dan sebagai apresiasi juga memberikan piagam atas apresiasi kepada para donatur setiap kali donasinya.
Saat ini sudah lebih dari 25 KK yang menjadi penerima manfaat, kedepan harapan saya sebagai warga dan Belagham Fondation, program ini akan terus berlanjut dan semakin berkembang sehingga dapat bermanfaat lebih banyak dan lebih luas lagi bagi warga dhuafa, sehingga kepedulian sosial dan gotong royong tetap lestari menjadi budaya Indonesia dan akhirnya secara ekonomi kemiskinan dapat ditanggulangi secara bersama terutama dari warga, oleh warga dan untuk warga.