Puasa Sebagai Jihad Melawan Hawa Nafsu
Berita Warga

Atmago.com, Yogyakarta---Menjelang sholat Tarawih dan selesai Sholat Subuh, Panitia Ramadhan Masjid Baiturrahman, Kampung Mergangsan Kidul, Kel. Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta mengagendakan ceramah singkat, guna menambah pemahaman dan wawasan keyakinan beragama Islam. Selesai sholat Subuh, Senin (/3/2024)
Ibadah puasa adalah salah satu cara mengendalikan dan melawan nafsu. Ibadah puasa mendidik nafsu manusia agar tidak serakah. Orang yang berpuasa akan menjaga perkataan, perbuatan dan sikap yang taat kepada Allah dan memelihara hubungan sesama manusia dengan baik. Nafsu manusia bersifat dinamis, ibadah puasa menjadi sarana mengatur, mengendalikan dan melawan nafsu. Jihad yang paling berat saat ini adalah melawan diri sendiri. Jadikanlah ibadah puasa sebagai jihad mengendalikan dan melawan hawa nafsu. Karena itu sangat tepat Rasulullah saw. menegaskan bahwa ikhtiar pengendalian nafsu manusia setara dengan “jihad”.
Ustadz Husni Mustofa dalam ceramah selesai Sholat Subuh di Masjid Baiturrahman menjelaskan jihad melawan hawa nafsu adalah jihad yang paling utama. Hal ini dinukil dari keterangan yang bersandar dari pernyataan Rasulullah SAW pada umatnya. Umat Islam bersama Nabi Muhammad SAW kala itu melakukan pertempuran melawan orang-orang kafir demi menegakkan agama Islam. Perang itu adalah Perang Badar.
Perang Badar merupakan perang yang sangat besar dan berat. Pasukan umat Islam waktu itu hanya sepertiga dari jumlah tentara kaum kafir.
Pasukan muslimin hanyalah 300 orang dengan peralatan seadanya. Di sisi lain lawan mereka, orang-orang kafir, membawa 1000 orang pasukan dengan senjata yang lebih memadai. Tentu saja hal ini membuat orang-orang Islam merasa tertekan dan merasakan beratnya berjihad.
Namun berkat pertolongan dari Allah SWT, perang Badar yang berat itu akhirnya berhasil dimenangkan oleh umat Islam. Kemenangan ini juga dilatarbelakangi keyakinan dan ghirah yang begitu membara dari para mujahidin di medan perang.
Di akhir Perang Badar melawan kaum kafir, Rasulullah SAW berkata kepada para sahabat, "Kita baru saja pulang dari sebuah jihad kecil menuju jihad yang lebih besar."
Para sahabat pun bertanya kepada Rasulullah SAW, "Adakah peperangan yang lebih dahsyat dibanding Perang Badar, di mana pasukan Islam hanya 315 orang harus menghadapi musuh yang berjumlah tiga kali lipat, 1.000 orang?"
Rasulullah SAW menjawab, "Ya, jihad melawan hawa nafsu, jihaadin nafsi."
Jihad melawan hawa nafsu menjadi jihad yang terbesar disebabkan oleh dua hal, yaitu karena nafsu merupakan musuh dari dalam diri dan juga merupakan musuh yang dicintai.
Nafsu pada hakekatnya diciptakan guna menjaga eksistensi hidup manusia. Tidak dapat dibayangkan manusia hidup tanpa nafsu, sulit manusia hidup dan berkembang, nafsu untuk makan-minum, nafsu untuk menikah, dsb. Idealnya nafsu tidak boleh “dikambinghitamkan” atas hal-hal buruk atau jelek, manusia harus berusaha mengendalikan hawa nafsu secara proporsional dari cenderung melampaui batas.
Untuk itu, lanjut Husni, kita perlu latih selama ramadhan, agar kita mencapai derajad taqwa sebagaimana Al-Baqaroh ayat 183. Arti ayat tersebut adalah “wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (KangRozaq)
#MasjidBaiturrahmanTamsis
#RamadhanBerkah
Ibadah puasa adalah salah satu cara mengendalikan dan melawan nafsu. Ibadah puasa mendidik nafsu manusia agar tidak serakah. Orang yang berpuasa akan menjaga perkataan, perbuatan dan sikap yang taat kepada Allah dan memelihara hubungan sesama manusia dengan baik. Nafsu manusia bersifat dinamis, ibadah puasa menjadi sarana mengatur, mengendalikan dan melawan nafsu. Jihad yang paling berat saat ini adalah melawan diri sendiri. Jadikanlah ibadah puasa sebagai jihad mengendalikan dan melawan hawa nafsu. Karena itu sangat tepat Rasulullah saw. menegaskan bahwa ikhtiar pengendalian nafsu manusia setara dengan “jihad”.
Ustadz Husni Mustofa dalam ceramah selesai Sholat Subuh di Masjid Baiturrahman menjelaskan jihad melawan hawa nafsu adalah jihad yang paling utama. Hal ini dinukil dari keterangan yang bersandar dari pernyataan Rasulullah SAW pada umatnya. Umat Islam bersama Nabi Muhammad SAW kala itu melakukan pertempuran melawan orang-orang kafir demi menegakkan agama Islam. Perang itu adalah Perang Badar.
Perang Badar merupakan perang yang sangat besar dan berat. Pasukan umat Islam waktu itu hanya sepertiga dari jumlah tentara kaum kafir.
Pasukan muslimin hanyalah 300 orang dengan peralatan seadanya. Di sisi lain lawan mereka, orang-orang kafir, membawa 1000 orang pasukan dengan senjata yang lebih memadai. Tentu saja hal ini membuat orang-orang Islam merasa tertekan dan merasakan beratnya berjihad.
Namun berkat pertolongan dari Allah SWT, perang Badar yang berat itu akhirnya berhasil dimenangkan oleh umat Islam. Kemenangan ini juga dilatarbelakangi keyakinan dan ghirah yang begitu membara dari para mujahidin di medan perang.
Di akhir Perang Badar melawan kaum kafir, Rasulullah SAW berkata kepada para sahabat, "Kita baru saja pulang dari sebuah jihad kecil menuju jihad yang lebih besar."
Para sahabat pun bertanya kepada Rasulullah SAW, "Adakah peperangan yang lebih dahsyat dibanding Perang Badar, di mana pasukan Islam hanya 315 orang harus menghadapi musuh yang berjumlah tiga kali lipat, 1.000 orang?"
Rasulullah SAW menjawab, "Ya, jihad melawan hawa nafsu, jihaadin nafsi."
Jihad melawan hawa nafsu menjadi jihad yang terbesar disebabkan oleh dua hal, yaitu karena nafsu merupakan musuh dari dalam diri dan juga merupakan musuh yang dicintai.
Nafsu pada hakekatnya diciptakan guna menjaga eksistensi hidup manusia. Tidak dapat dibayangkan manusia hidup tanpa nafsu, sulit manusia hidup dan berkembang, nafsu untuk makan-minum, nafsu untuk menikah, dsb. Idealnya nafsu tidak boleh “dikambinghitamkan” atas hal-hal buruk atau jelek, manusia harus berusaha mengendalikan hawa nafsu secara proporsional dari cenderung melampaui batas.
Untuk itu, lanjut Husni, kita perlu latih selama ramadhan, agar kita mencapai derajad taqwa sebagaimana Al-Baqaroh ayat 183. Arti ayat tersebut adalah “wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (KangRozaq)
#MasjidBaiturrahmanTamsis
#RamadhanBerkah