Masuk Daftar

PLASTIK, MAKANAN DAN REPRODUKSI PEREMPUAN

Diskusi Komunitas
“Adakah yang lebih abadi dari pada cinta Majnun kepada Laila? Ada, diantaranya adalah kotak stirofoam, bungkus nasi Majnun dan Laila milenial, bungkus makan siang mereka berdua yang akan tetap ada diatas tanah saat mereka berdua saat sudah terkubur dibalikanya”. Sebuah kutipan yang diambil dari buku Merusak Bumi dari Meja Makan karya M. Faizi yang memang relevan dalam kondisi sekarang, di mana makanan yang kita makan sesungguhnya bisa menjadi kutukan abadi untuk bumi. Karena sifatnya tak bisa teruai, ia akan setia bersama kita.
Stirofoam adalah wadah pembungkus makanan berbahan dasar plastik hari ini lazim digunakan. Apalagi di tengah maraknya makanan siap saji yang bisa dikonsumsi tanpa perlu memasak. Teknologi yang semakin canggih kini membuat kita hanya tinggal klik aplikasi, pesan dan siap diantar. Namun kemudahan itu bukan berarti tanpa masalah. Sudah banyak studi yang menyatakan pencemaran plastik terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan karena plastik membutuhkan ratusan tahun untuk bisa hancur. Itupun hanya berubah menjadi mikro plastik.
Plastik juga dapat masuk dalam organ tubuh manusia. Catatan National Geographic, dengan mengutip publikasi yang dilakukan United European Gastroenterology Journal, menunjukkan keberadaan plastik di usus manusia. Akibatnya ialah sistem imun dalam usus menjadi lemah mengingat kimia beracun yang ada dalam plastik.
Peneliti dari Environment Agency Austria dan Medical University of Vienna mengambil sampel feses dari 8 partisipan dari seluruh dunia. Diantaranya ialah Italia, Jepang, Polandia, Belanda Rusia, Inggris, Finlandia, dan Austria. Apa yang dikonsumsi partisipan selama satu minggu menunjukkan bahwa kedelapan feses itu mengandung mikroplastik. Partisipan ini diketahui mengkonsumsi makanan yang dibungkus dengan plastik dan minum dari air minum kemasan plastik.
Bagaimana dengan tubuh perempuan yang mempunyai tugas reproduksi jika faktanya plastik meracuni organ manusia? Disinilah perlu dilihat lebih dalam relasi bahaya plastik terhadap tubuh perempuan. Sebab, secara sosial perempuan telah mengalami beban ganda yakni beban produksi dan reproduksi. Dalam kacamata sosial perempuan identik dengan hal-hal domestik, termasuk soal makanan yang disajikan untuk keluarga hingga sampai di meja makan yang tentunya membutuhkan proses. Tugas inilah yang kemudian menjadi plihan bagaimana agar makanan cepat dan mudah tersaji di meja makan. Sering dijumpai di dapur keluarga hari ini stok mie instan dengan varian rasa, minuman sachet, bumbu masak kemasan pabrik, dan atau makanan beku siap saji tinggal dipanaskan. Makanan-makanan tersebut semua berkemasan plastik. Bahkan rempah-rempah semacam tumbar, merica, kunyit, jahe dan sejenisnya tak ditemukan lagi aslinya di dapur keluarga. Semua berubah wujud menjadi kemasan sachet.
Melansir Gridhealth, unsur dalam kandungan plastik yaitu bhispemol A atau BPA (bahan yang banyak terkandung mie instan) bisa larut dalam makanan atau minuman. Sehingga mempengaruhi kesuburan, sebab menurunkan produktivitas sel telur pada organ reproduksi perempuan. Dr. Flaws menambahkan, BPA meracuni sel telur, menjadikan bentuknya tidak normal yang beresiko terhadap janin. Bahkan, bayi yang lahir dapat mengalami kecacatan.
Bersambung...

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar