Pentingnya Niat Puasa Ramadhan
Berita Warga

Atmago.com, Yogyakarta---Bulan Ramadhan bagi muslim yang beriman diwajibkan menunaikan ibadah puasa. Sebelum berpuasa, ada rukun yang perlu diperhatikan dan dilakukan, salah satunya membaca doa niat berpuasa selama Ramadhan berlangsung.
Sedemikian pentingnya niat, Rasulullah SAW pernah bersabda tentang betapa pentingnya niat dalam suatu pekerjaan, terlebih dalam ibadah dan amal saleh :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى…
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan…” (HR. Bukhari)
Merujuk pada buku Fiqih Praktis Puasa karya Buya Yahya, ada perbedaan pendapat beberapa ulama dalam melaksanakan niat ibadah puasa Ramadhan.
Pertama, Mazhab Imam Syafi’i, yang mayoritas muslim di Indonesia penganut Mazhab Syafi’i, dijelaskan bahwa bahwasanya saat datang waktu puasa Ramadhan, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk selalu membaca niat puasa. Pembacaan niat puasa ini harus dilakukan setiap malam, sebelum fajar.
Pendapat Imam Syafi’i, satu kali niat puasa dibacakan, maka niat tersebut berlaku untuk satu hari puasa Ramadhan saja. Sehingga, kita perlu membaca niat berpuasa setiap malam harinya di bulan suci Ramadhan. Membaca niat puasa Ramadhan dianjurkan untuk dilakukan di waktu malam hari, sebelum fajar memperlihatkan dirinya.
Kedua, Mazhab Imam Malik, bahwa yang menjalani puasa Ramadhan sebulan penuh, diperbolehkan untuk menggabungkan bacaan niat puasa hanya saat waktu awal Ramadhan. Akan tetapi, ada syarat yang perlu diingat, yaitu tidak diizinkan apabila ada puasa yang terputus di antaranya.
Jika seseorang berniat puasa sebulan penuh, tetapi ada waktu dan alasan ; haid, sakit, yang membuat ibadah puasanya terputus, maka ia harus memulai bacaan niat puasa yang baru.
Sementara bacaan do’a niat dapat dilakukan dalam hati, dapat juga diucapkan dengan lisan, baik menggunakan bahasa sehari-hari, namun juga dapat menggunakan bahasa arab.
Do’a niat puasa Ramadhan menurut Imam Syafi’i yang dilakukan harian, maka niat tersebut dapat dilakukan saat malam atau sahur di tiap harinya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin "an ada"i fardhi syahri Ramadani hadzihis sanati lillahi ta"ala.
Artinya: “Saya berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta"ala.”
Dalam Mazhab Malik, niat puasa Ramadhan dibaca sewaktu sahur pertama Ramadhan, yaitu :
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami"I syahri Ramadani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta"ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta"ala."
Sementara menurut Habib Taufiq Assegaf dalam suatu ceramahnya menjelaskan bahwa, kita taqlid kepada Imam Malik, karena niat puasa adalah satu paket, sehingga niatnya hanya satu di awal Ramadhan. Kemudian setelah itu, tetap mengikuti pendapat Imam Syafi’i, yang niatnya dilakukan setiap malam.
Untungnya apa, lanjut Habib, mungkin di tengah-tengah hari ramadhan, ada yang kelupaan niatnya di malam hari, maka kita sudah nyanthol dengan pendapat Imam Malik.
Berdasarkan pengamatan Ustadz Abdul Razaq, aktivis Masjid Baiturahman, Mergangsan Kidul, Yogyakarta, pada umumnya, umat islam yang akan melaksanakan puasa ramadhan esok hari, niat dilakukan setelah selesai sholat tarawih dan witir. Niat tersebut dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Untuk itu, lanjut Razaq, yang terpenting jangan tidak berniat dalam puasa ramadhan. Sehingga cara untuk berniat puasa sangat tergantung pilihan kita.
Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan, insyaAllah ibadah kita diterima Allah SWT. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (KangRozaq)
#MasjidBaiturrahmanTamsis
#RamadhanBerkah
Sedemikian pentingnya niat, Rasulullah SAW pernah bersabda tentang betapa pentingnya niat dalam suatu pekerjaan, terlebih dalam ibadah dan amal saleh :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى…
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan…” (HR. Bukhari)
Merujuk pada buku Fiqih Praktis Puasa karya Buya Yahya, ada perbedaan pendapat beberapa ulama dalam melaksanakan niat ibadah puasa Ramadhan.
Pertama, Mazhab Imam Syafi’i, yang mayoritas muslim di Indonesia penganut Mazhab Syafi’i, dijelaskan bahwa bahwasanya saat datang waktu puasa Ramadhan, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk selalu membaca niat puasa. Pembacaan niat puasa ini harus dilakukan setiap malam, sebelum fajar.
Pendapat Imam Syafi’i, satu kali niat puasa dibacakan, maka niat tersebut berlaku untuk satu hari puasa Ramadhan saja. Sehingga, kita perlu membaca niat berpuasa setiap malam harinya di bulan suci Ramadhan. Membaca niat puasa Ramadhan dianjurkan untuk dilakukan di waktu malam hari, sebelum fajar memperlihatkan dirinya.
Kedua, Mazhab Imam Malik, bahwa yang menjalani puasa Ramadhan sebulan penuh, diperbolehkan untuk menggabungkan bacaan niat puasa hanya saat waktu awal Ramadhan. Akan tetapi, ada syarat yang perlu diingat, yaitu tidak diizinkan apabila ada puasa yang terputus di antaranya.
Jika seseorang berniat puasa sebulan penuh, tetapi ada waktu dan alasan ; haid, sakit, yang membuat ibadah puasanya terputus, maka ia harus memulai bacaan niat puasa yang baru.
Sementara bacaan do’a niat dapat dilakukan dalam hati, dapat juga diucapkan dengan lisan, baik menggunakan bahasa sehari-hari, namun juga dapat menggunakan bahasa arab.
Do’a niat puasa Ramadhan menurut Imam Syafi’i yang dilakukan harian, maka niat tersebut dapat dilakukan saat malam atau sahur di tiap harinya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin "an ada"i fardhi syahri Ramadani hadzihis sanati lillahi ta"ala.
Artinya: “Saya berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta"ala.”
Dalam Mazhab Malik, niat puasa Ramadhan dibaca sewaktu sahur pertama Ramadhan, yaitu :
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami"I syahri Ramadani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta"ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta"ala."
Sementara menurut Habib Taufiq Assegaf dalam suatu ceramahnya menjelaskan bahwa, kita taqlid kepada Imam Malik, karena niat puasa adalah satu paket, sehingga niatnya hanya satu di awal Ramadhan. Kemudian setelah itu, tetap mengikuti pendapat Imam Syafi’i, yang niatnya dilakukan setiap malam.
Untungnya apa, lanjut Habib, mungkin di tengah-tengah hari ramadhan, ada yang kelupaan niatnya di malam hari, maka kita sudah nyanthol dengan pendapat Imam Malik.
Berdasarkan pengamatan Ustadz Abdul Razaq, aktivis Masjid Baiturahman, Mergangsan Kidul, Yogyakarta, pada umumnya, umat islam yang akan melaksanakan puasa ramadhan esok hari, niat dilakukan setelah selesai sholat tarawih dan witir. Niat tersebut dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Untuk itu, lanjut Razaq, yang terpenting jangan tidak berniat dalam puasa ramadhan. Sehingga cara untuk berniat puasa sangat tergantung pilihan kita.
Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan, insyaAllah ibadah kita diterima Allah SWT. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (KangRozaq)
#MasjidBaiturrahmanTamsis
#RamadhanBerkah