Penggunaan YouTube sebagai media ajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Gerakan Literasi Sains
Berita Warga

Tenaga pendidik merupakan fasilitator dalam proses belajar mengajar yang sangat berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang menarik dan media pengajaran yang tepat akan membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pembelajaran yang dilakukan secara daring. Tentunya, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran daring tidak lepas dari peran orang tua dalam membimbing proses belajar anak di rumah.
Namun, di awal masa pandemi sebagian besar orang tua siswa menyampaikan keluhannya mengenai Kegiatan Belajar Mengajar secara daring. Orang tua kesulitan dalam membimbing anak belajar karena merasa bukan kapasitasnya dalam mengajar. Sedangkan, guru yang sebelumnya terbiasa dengan model pembelajaran tatap muka perlu beradaptasi dalam memilih model mengajar yang tepat untuk pembelajaran daring.
Dengan latar belakang tersebut, YouTube sebagai platform media video terbesar di dunia, memiliki potensi untuk memfasilitasi proses belajar mengajar siswa apabila penggunaannya dilakukan secara tepat. Dalam proses penyesuaian pembelajaran daring, YouTube menjadi salah satu media ajar yang dipilih banyak guru dan disinyalir dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
Ketepatan YouTube sebagai media ajar daring diharapkan mampu menciptakan pembelajaran aktif yang melibatkan banyak indra dalam diri siswa, sehingga meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Meningkatnya rasa ingin tahu akan berpengaruh pada meningkatnya motivasi belajar siswa dan pengalaman belajar yang diberikan akan berpengaruh pada meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Di Sekolah Dasar, sains merupakan dasar bagi siswa untuk dapat menerima konsep sains dan teknologi pada jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Segala pengetahuan sains yang diperoleh siswa akan menjadi dasar pengetahuan dalam memodernisasi diri dari keadaan yang kurang maju. Pendidikan menjadi langkah awal bagi generasi mereka dalam mengasah keterampilan yang tepat guna, salah satunya ditentukan oleh sejauh mana mereka memperoleh pemahaman konsep dasar sains sejak berada di bangku sekolah dasar.
Berkaitan dengan uraian di atas, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyakarat Universitas Pendidikan Indonesia mewajibkan Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat untuk meningkatan kualitas hidup, daya saing, pengembangan karakter bangsa, serta melihat perkembangan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan di abad ke-21. Seperti yang kita ketahui, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai mata pelajaran yang mendukung literasi sains diajarkan secara terpisah mulai dari kelas IV-VI Sekolah Dasar. Melalui channel YouTube pribadi, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki untuk mendesain, membuat dan menerapkan media pembelajaran daring sebagai pendukung program literasi sains untuk siswa kelas IV SDN 1 Kertajaya.
Video yang diunggah di YouTube diantaranya berisikan penjelasan mengenai indra pendengar, mulai dari pengetahuan mengenai bagian-bagian telinga beserta fungsinya, bagaimana cara telinga bekerja hingga dapat merasakan getaran, dan hal apa yang perlu dilakukan untuk merawatnya. Penjelasan dalam video tersebut diharapkan menjadi langkah awal dimana siswa dapat memperoleh pengetahuan baru mengenai salah satu mata pelajaran yang mendukung literasi sains.
SDN 1 Kertajaya masih berproses dalam meningkatkan mutu pembelajaran daring yang tepat bagi siswanya. Dengan hadirnya mahasiswa tersebut diharapkan mampu memberikan warna baru bagi pembelajaran daring yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan gerakan literasi sains siswa kelas IV di SDN 1 Kertajaya.
Penulis:
Rizqika Alayya Inda Kibari, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta.
Fitri Nuraeni, M.Pd. Dosen Pembimbing Lapangan
Namun, di awal masa pandemi sebagian besar orang tua siswa menyampaikan keluhannya mengenai Kegiatan Belajar Mengajar secara daring. Orang tua kesulitan dalam membimbing anak belajar karena merasa bukan kapasitasnya dalam mengajar. Sedangkan, guru yang sebelumnya terbiasa dengan model pembelajaran tatap muka perlu beradaptasi dalam memilih model mengajar yang tepat untuk pembelajaran daring.
Dengan latar belakang tersebut, YouTube sebagai platform media video terbesar di dunia, memiliki potensi untuk memfasilitasi proses belajar mengajar siswa apabila penggunaannya dilakukan secara tepat. Dalam proses penyesuaian pembelajaran daring, YouTube menjadi salah satu media ajar yang dipilih banyak guru dan disinyalir dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
Ketepatan YouTube sebagai media ajar daring diharapkan mampu menciptakan pembelajaran aktif yang melibatkan banyak indra dalam diri siswa, sehingga meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Meningkatnya rasa ingin tahu akan berpengaruh pada meningkatnya motivasi belajar siswa dan pengalaman belajar yang diberikan akan berpengaruh pada meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Di Sekolah Dasar, sains merupakan dasar bagi siswa untuk dapat menerima konsep sains dan teknologi pada jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Segala pengetahuan sains yang diperoleh siswa akan menjadi dasar pengetahuan dalam memodernisasi diri dari keadaan yang kurang maju. Pendidikan menjadi langkah awal bagi generasi mereka dalam mengasah keterampilan yang tepat guna, salah satunya ditentukan oleh sejauh mana mereka memperoleh pemahaman konsep dasar sains sejak berada di bangku sekolah dasar.
Berkaitan dengan uraian di atas, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyakarat Universitas Pendidikan Indonesia mewajibkan Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat untuk meningkatan kualitas hidup, daya saing, pengembangan karakter bangsa, serta melihat perkembangan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan di abad ke-21. Seperti yang kita ketahui, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai mata pelajaran yang mendukung literasi sains diajarkan secara terpisah mulai dari kelas IV-VI Sekolah Dasar. Melalui channel YouTube pribadi, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki untuk mendesain, membuat dan menerapkan media pembelajaran daring sebagai pendukung program literasi sains untuk siswa kelas IV SDN 1 Kertajaya.
Video yang diunggah di YouTube diantaranya berisikan penjelasan mengenai indra pendengar, mulai dari pengetahuan mengenai bagian-bagian telinga beserta fungsinya, bagaimana cara telinga bekerja hingga dapat merasakan getaran, dan hal apa yang perlu dilakukan untuk merawatnya. Penjelasan dalam video tersebut diharapkan menjadi langkah awal dimana siswa dapat memperoleh pengetahuan baru mengenai salah satu mata pelajaran yang mendukung literasi sains.
SDN 1 Kertajaya masih berproses dalam meningkatkan mutu pembelajaran daring yang tepat bagi siswanya. Dengan hadirnya mahasiswa tersebut diharapkan mampu memberikan warna baru bagi pembelajaran daring yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan gerakan literasi sains siswa kelas IV di SDN 1 Kertajaya.
Penulis:
Rizqika Alayya Inda Kibari, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta.
Fitri Nuraeni, M.Pd. Dosen Pembimbing Lapangan