PD Nasyiatul "Aisyiyah Garut gelar kegiatan Refreshment Kader bersama 16 cabang NA se-Garut
Citizen News

Pimpinan Daerah Nasyiatul "Aisyiyah kab Garut periode 2020-2024 mengadakan kegiatan Refreshing kader (23/1). Acara tersebut bertempat di aula STAIDA Muhammadiyah Garut, diikuti oleh 50 kader Nasyiah se-kabupaten Garut.
Kegiatan ini bermaksud untuk merefresh kembali ghirah, intelektual para anggota NA dalam pergerakan organisasi disamping itu ada kegiatan laporan perkembangan dan refleksi bersama. Acara pembukaan dihadiri oleh Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Garut, Ketua PD "Aisyiyah Garut, perwakilan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Ikatan pelajar Muhammadiyah tingkat daerah Garut.
Pada sesi materi Hj Nani Sumarni sebagai senior pertama PDNA menuturkan bahwa spirit terbentuknya NA di Garut ditentukan dalam tiga tahun setelah dibentuknya "Aisyiyah sekitar pada tahun 1972-1975. Waktu itu ajakan dan pengkaderan dilakukan dengan door to door kepada remaja dan pemudi keluarga Muhammadiyah. Sebagai penggerak NA pertama di Garut beliau memberikan motivasi, semangat, trik berorganisasi dan harapan pada kader di masa kini. Sejalan pula disampaikan oleh Hanifah Islami demisioner ketua PDNA Garut yang memberikan respon bahwa kader NA sebagai penerus, pelangsung, dan penyempurna "Aisyiyah di masa datang.
Arahan ayahanda Agus RN, Ketua STAIDA Muhammadiyah Garut menjelaskan bahwa gerakan Nasyiah harus berkemajuan seperti spirit yang ditanamkan dalam surat Al-Imran ayat 104 dan 110 yaitu pertama, transendensi (Gerakan iman), kedua liberalisasi (memerdekakan diri secara tauhid dan sosial), ketiga emansipasi (Gerakan membebaskan orang lain, dan keempat humanisasi (Gerakan memanusiakan manusia).
Pada sesi progress and report masing-masing dari PDNA dan PCNA memberikan perkembangan, laporan dan tanggapannya mengenai perkembangan, capaian, dan rencana program selanjutnya.
Capaian program PDNA Garut bersama mitra MADANI-USAID yaitu telah membuat dokumen-dokumen SOP (Standar Operasional Prosedur) keorganisasian, mengadakan lokakarya aksi bersama mengenai isu AKI (Angka Kematian Ibu) AKB (Angka Kematian Bayi) bersama Pemda Garut, bersama bergerak dengan berbagai OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) lainnya, membentuk dan melatih Kader SAKINA RAPIH (Stop Angka Kematian Ibu dan Anak, Relawan Pendamping Ibu Hamil) di dua wilayah percontohan, menilai akuntabilitas publik dengan metode kartu komunitas, dan PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik NA).
Hasil paparan PDNA tersebut mendapat apresiasi dan menjadi panduan bagi cabang-cabang organisasi tingkat dibawahnya.
“saya sangat mengapresiasi kegiatan refreshment ini," Tutur Tintin salah satu peserta. "Pemateri sangat Fresh menambah keilmuan tentang ideologi NA dan Muhammadiyah tentunya, meningkatkan pula semangat berorganisasi yang akan saya tularkan dicabang. Apresiasi juga pada anggota PDNA yang selalu semangat dan kompak di sela kesibukannya masing-masing”.
Capaian program di cabang yang mencolok yaitu berjalannya BUANA (Badan Usaha Milik NA) Kadungora Barat, Banyuresmi yang menjadi simbol kemandirian ekonomi perempuan dan terselenggaranya DANA 1 di berbagai cabang-cabang sebagai pembinaan calon anggota yang terprogram.
Kegiatan ini ditutup dengan refleksi bersama yaitu berharap pergerakan Nasyiah kedepan bisa lebih lagi memberi suntikan motivasi, meningkatkan intelektual dan sosial bukan hanya pada anggotanya tapi juga bisa berdampak pada persyarikatan dan masyarakat umum lebih luasnya sebagai bagian dari rahmatan lil alamin.
©Departemen kominmas PDNA Garut
Kegiatan ini bermaksud untuk merefresh kembali ghirah, intelektual para anggota NA dalam pergerakan organisasi disamping itu ada kegiatan laporan perkembangan dan refleksi bersama. Acara pembukaan dihadiri oleh Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Garut, Ketua PD "Aisyiyah Garut, perwakilan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Ikatan pelajar Muhammadiyah tingkat daerah Garut.
Pada sesi materi Hj Nani Sumarni sebagai senior pertama PDNA menuturkan bahwa spirit terbentuknya NA di Garut ditentukan dalam tiga tahun setelah dibentuknya "Aisyiyah sekitar pada tahun 1972-1975. Waktu itu ajakan dan pengkaderan dilakukan dengan door to door kepada remaja dan pemudi keluarga Muhammadiyah. Sebagai penggerak NA pertama di Garut beliau memberikan motivasi, semangat, trik berorganisasi dan harapan pada kader di masa kini. Sejalan pula disampaikan oleh Hanifah Islami demisioner ketua PDNA Garut yang memberikan respon bahwa kader NA sebagai penerus, pelangsung, dan penyempurna "Aisyiyah di masa datang.
Arahan ayahanda Agus RN, Ketua STAIDA Muhammadiyah Garut menjelaskan bahwa gerakan Nasyiah harus berkemajuan seperti spirit yang ditanamkan dalam surat Al-Imran ayat 104 dan 110 yaitu pertama, transendensi (Gerakan iman), kedua liberalisasi (memerdekakan diri secara tauhid dan sosial), ketiga emansipasi (Gerakan membebaskan orang lain, dan keempat humanisasi (Gerakan memanusiakan manusia).
Pada sesi progress and report masing-masing dari PDNA dan PCNA memberikan perkembangan, laporan dan tanggapannya mengenai perkembangan, capaian, dan rencana program selanjutnya.
Capaian program PDNA Garut bersama mitra MADANI-USAID yaitu telah membuat dokumen-dokumen SOP (Standar Operasional Prosedur) keorganisasian, mengadakan lokakarya aksi bersama mengenai isu AKI (Angka Kematian Ibu) AKB (Angka Kematian Bayi) bersama Pemda Garut, bersama bergerak dengan berbagai OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) lainnya, membentuk dan melatih Kader SAKINA RAPIH (Stop Angka Kematian Ibu dan Anak, Relawan Pendamping Ibu Hamil) di dua wilayah percontohan, menilai akuntabilitas publik dengan metode kartu komunitas, dan PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik NA).
Hasil paparan PDNA tersebut mendapat apresiasi dan menjadi panduan bagi cabang-cabang organisasi tingkat dibawahnya.
“saya sangat mengapresiasi kegiatan refreshment ini," Tutur Tintin salah satu peserta. "Pemateri sangat Fresh menambah keilmuan tentang ideologi NA dan Muhammadiyah tentunya, meningkatkan pula semangat berorganisasi yang akan saya tularkan dicabang. Apresiasi juga pada anggota PDNA yang selalu semangat dan kompak di sela kesibukannya masing-masing”.
Capaian program di cabang yang mencolok yaitu berjalannya BUANA (Badan Usaha Milik NA) Kadungora Barat, Banyuresmi yang menjadi simbol kemandirian ekonomi perempuan dan terselenggaranya DANA 1 di berbagai cabang-cabang sebagai pembinaan calon anggota yang terprogram.
Kegiatan ini ditutup dengan refleksi bersama yaitu berharap pergerakan Nasyiah kedepan bisa lebih lagi memberi suntikan motivasi, meningkatkan intelektual dan sosial bukan hanya pada anggotanya tapi juga bisa berdampak pada persyarikatan dan masyarakat umum lebih luasnya sebagai bagian dari rahmatan lil alamin.
©Departemen kominmas PDNA Garut