Lentera masa berkiprah
Berita Warga 
Lentera Masa Berkiprah
Oleh : Nurprawita Ratni,S.pd
Masa pensiun atau purna tugas, memiliki makna berbeda bagi setiap orang. Ada yang merasa senang,bisa terlepas dari aktifitas rutin. Ada juga yang merasa riskan, merasa diri sudah tak terpakai, atau perasaan lainnya.
Masa pensiun sebenarnya bukanlah masa berhenti beraktifitas. Apalagi jika masih memiliki potensi untuk tetap berkarya. Mungkin hanya obyek aktifitasnya yang perlu diubah. Usia boleh tua, tetapi semangat untuk beraktifitas perlu tetap dijaga.
Dengan pemahaman seperti ungkapan di atas, masa pensiun saya gunakan untuk memperhatikan masyarakat sekitar rumah. Tempat tinggal saya di daerah Malang. Tepatnya di Ngaglik RT 02,RW 09, Kecamatan Sukun Malang.
Masyarakat di daerah ini beragam. Warganya kebanyakan pendatang dengan profesi yang beragam. Secara umum masyarakat di daerah ini tergolong ekonomi menengah ke bawah.Pada umumnya mereka bekerja sebagai tenaga serabutan, ojol, pedagang asongan dan pemulung.
Latar belakang pendidikan dan kesibukan kerja para orang tua yang cukup tinggi membuat anak-anak kurang terperhatikan. Lebih-lebih saat pandemi melanda, aktifitas mereka makin tak terarah karena tidak ada tatap muka di sekolah. Hal ini membuat saya, selaku pendidik yang sudah purna, terpanggil untuk bertindak memberikan kegiatan bermakna untuk mereka.
Berbekal niat untuk berbagi, akhirnya terkumpul 20 anak untuk dibina . Sasarannya adalah anak-anak kelas 5 sampai kelas 8, karena kelompok tersebut yang mendominasi. Kumpulan ini kami beri nama “ Lentera Masa” dengan slogan “ Berbagi Untuk Mandiri”
Kegiatan utama adalah bimbingan belajar,yang dilaksanakan pada hari Senin sampai Kamis. Waktu belajar pukul 18.30 WIB sampai pukul 20.00 WIB.Ruang tamu dan teras rumah sebagai ruang belajar. Materi pembelajaran meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Dari 20 peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok satu pendamping belajar.
Tenaga pengajar berasal dari mahasiswa Universitas Malang. Pembiayaan berasal dari partisipasi warga serta para donatur.Dalam pelaksanaan bimbingan ini, kemampuan kognitif bukanlah sasaran utama. Yang lebih diutamakan adalah pengembangan karakter dan kemampuan menalar.Untuk menambah wawasan, juga dilakukan kegiatan keluar. Seperti mengajak mereka mengunjungi candi Jago dan berkemah.
Mereka juga kami libatkan juga saat penggalangan bantuan untuk korban erupsi gunung Semeru. Meski mereka tidak dilibatkan saat ke lokasi, tetapi mereka yang mengemas bingkisan paket belajar, paket makanan untuk anak-anak yang terdampak. Hal ini untuk menumbuhkan rasa kepedulian mereka.
Batik adalah kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan. Untuk menumbuhkan kecintaan mereka pada kekayaan bangsa, mereka kami libatkan dalam “ Asah Terampil Membatik Untuk Kemandirian” . Kegiatan ini bertujuan membekali mereka ketrampilan membatik yang mungkin bermanfaat bagi mereka di masa depan. Kami bekerja sama dengan Komunitas Batik Malang , Bengkel BatikQue sebagai nara sumber. Karena keterbatasan dana hanya 10 peserta didik yang bisa mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan berlangsung pada hari Minggu, 16 Januari 2022, pukul 08.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Bertempat di teras dan halaman rumah, karena di wilayah kami belum memiliki balai RW. Senang melihat antusias peserta didik dalam mengikuti pelatihan. Beberapa warga dan orang tua peserta didik juga ikut menyaksikan.
Rasa bangga dengan hasil karya sendiri tercermin saat mereka menunjukkan hasil kerjanya. Mereka bisa membawa pulang hasil karya mereka,untuk di pasang di kaos, tas atau lainnya. Tugas telah menanti mereka, yaitu mendampingi adik didiknya saat pelatihan membatik berikutnya. Semoga bermanfaat.
Oleh : Nurprawita Ratni,S.pd
Masa pensiun atau purna tugas, memiliki makna berbeda bagi setiap orang. Ada yang merasa senang,bisa terlepas dari aktifitas rutin. Ada juga yang merasa riskan, merasa diri sudah tak terpakai, atau perasaan lainnya.
Masa pensiun sebenarnya bukanlah masa berhenti beraktifitas. Apalagi jika masih memiliki potensi untuk tetap berkarya. Mungkin hanya obyek aktifitasnya yang perlu diubah. Usia boleh tua, tetapi semangat untuk beraktifitas perlu tetap dijaga.
Dengan pemahaman seperti ungkapan di atas, masa pensiun saya gunakan untuk memperhatikan masyarakat sekitar rumah. Tempat tinggal saya di daerah Malang. Tepatnya di Ngaglik RT 02,RW 09, Kecamatan Sukun Malang.
Masyarakat di daerah ini beragam. Warganya kebanyakan pendatang dengan profesi yang beragam. Secara umum masyarakat di daerah ini tergolong ekonomi menengah ke bawah.Pada umumnya mereka bekerja sebagai tenaga serabutan, ojol, pedagang asongan dan pemulung.
Latar belakang pendidikan dan kesibukan kerja para orang tua yang cukup tinggi membuat anak-anak kurang terperhatikan. Lebih-lebih saat pandemi melanda, aktifitas mereka makin tak terarah karena tidak ada tatap muka di sekolah. Hal ini membuat saya, selaku pendidik yang sudah purna, terpanggil untuk bertindak memberikan kegiatan bermakna untuk mereka.
Berbekal niat untuk berbagi, akhirnya terkumpul 20 anak untuk dibina . Sasarannya adalah anak-anak kelas 5 sampai kelas 8, karena kelompok tersebut yang mendominasi. Kumpulan ini kami beri nama “ Lentera Masa” dengan slogan “ Berbagi Untuk Mandiri”
Kegiatan utama adalah bimbingan belajar,yang dilaksanakan pada hari Senin sampai Kamis. Waktu belajar pukul 18.30 WIB sampai pukul 20.00 WIB.Ruang tamu dan teras rumah sebagai ruang belajar. Materi pembelajaran meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Dari 20 peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok satu pendamping belajar.
Tenaga pengajar berasal dari mahasiswa Universitas Malang. Pembiayaan berasal dari partisipasi warga serta para donatur.Dalam pelaksanaan bimbingan ini, kemampuan kognitif bukanlah sasaran utama. Yang lebih diutamakan adalah pengembangan karakter dan kemampuan menalar.Untuk menambah wawasan, juga dilakukan kegiatan keluar. Seperti mengajak mereka mengunjungi candi Jago dan berkemah.
Mereka juga kami libatkan juga saat penggalangan bantuan untuk korban erupsi gunung Semeru. Meski mereka tidak dilibatkan saat ke lokasi, tetapi mereka yang mengemas bingkisan paket belajar, paket makanan untuk anak-anak yang terdampak. Hal ini untuk menumbuhkan rasa kepedulian mereka.
Batik adalah kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan. Untuk menumbuhkan kecintaan mereka pada kekayaan bangsa, mereka kami libatkan dalam “ Asah Terampil Membatik Untuk Kemandirian” . Kegiatan ini bertujuan membekali mereka ketrampilan membatik yang mungkin bermanfaat bagi mereka di masa depan. Kami bekerja sama dengan Komunitas Batik Malang , Bengkel BatikQue sebagai nara sumber. Karena keterbatasan dana hanya 10 peserta didik yang bisa mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan berlangsung pada hari Minggu, 16 Januari 2022, pukul 08.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Bertempat di teras dan halaman rumah, karena di wilayah kami belum memiliki balai RW. Senang melihat antusias peserta didik dalam mengikuti pelatihan. Beberapa warga dan orang tua peserta didik juga ikut menyaksikan.
Rasa bangga dengan hasil karya sendiri tercermin saat mereka menunjukkan hasil kerjanya. Mereka bisa membawa pulang hasil karya mereka,untuk di pasang di kaos, tas atau lainnya. Tugas telah menanti mereka, yaitu mendampingi adik didiknya saat pelatihan membatik berikutnya. Semoga bermanfaat.
