Kolaborasi PDPM Palopo, YBS, FBM dan Earth Hour Bincang Isu Lingkungan
Berita Warga 
PALOPO – “Sampah Plastik Terus Meningkat, Anak Muda Bisa Apa” menjadi tema bincang lingkungan kolaborasi Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Palopo bersama Yayasan Bumi Sawerigading (YBS), Forum Belajar Mapaccing (FBM) dan Komunitas Earth Hour Kota Palopo.
Kegiatan yang digelar di salah satu Cafe dibilangan Jl. Kelapa, Kelurahan Lagaligo, Kecamatan Wara, Jumat (10/6/2021) malam, dihadiri dua aktor pemerhati lingkungan sebagai pembicara yaitu Ketua YBS sekaligus Ketua FBM, Abdul Malik Saleh dan salah seorang Relawan Earth Hour Palopo, Misran.
Dalam pengantarnya, Ketua PDPM, Firman Patawari, mengungkapkan bahwa gerakan tersebut setidaknya menjadi pemantik bagi seluruh masyarakat, khususnya pemuda dan pemerintah kota agar lebih serius memikirkan dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan sampah berbahan dasar plastik.
“Salah satu bentuk pencegahannya dimulai dari sendiri. Langkah lainnya kita bisa menggunakan tumbler atau kemasan lain non plastik sebagai pengganti wadah makanan atau minuman. Dan yang paling penting buanglah sampah pada tempatnya atau dibawa pulang,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua YBS dalam solusinya adalah dengan memanfaatkan Baruga Sampah Plastik (BSP) yang berdiri 27 Mei 2022 atas kerjasama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel dan Perkumpulan Pengusaha Plastik Limbah Indonesia (P3LI) dimana menjadikan sampah plastik bernilai ekonomi.
“Cukup kumpulkan, tampung dan pisahkan selanjutnya antar langsung dan kami siap beli. Tapi sebaiknya dalam menjaga lingkungan, jangan membuang sampah sembarangan atau paling tidak jangan mengotori lingkungan sekitar jika tidak ada niat untuk membersihkan,” kata Malik.
Lanjut disampaikan Relawan Eart Hour, Misran dimana pihaknya berharap penuh kepada peran serta seluruh elemen masyarakat khususnya kepada Pemerintah Kota Palopo untuk memberikan langkah pasti dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Dari kegiatan ini juga juga dipastikan tidak hanya sekadar diskusi melainkan eksekusi. Namun tidak terlepas dari peran pemerintah dalam bentuk kebijakan atau program yang lebih tegas dalam menangani persoalan lingkungan di Palopo,” ujarnya.
Pada kesempatan itu pula, Field Corrdinator (FC) USAID MADANI yang ikut hadir dalam kegiatan turut memberikan pencerahan terkait pentingnya menjaga lingkungan, dimana salah satu langkah pasti yang perlu dilakukan masyarakat adalah dengan mengembalikan budaya lama.
“Langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan mengganti kantong kresek dengan tas belanja yang ramah lingkungan dan bisa dipakai berkali-kali seperti berbahan dasar kain, atau yang modern seperti tumbler untuk wadah minuman,” tutup Rahman Dako.
Diketahui, YBS Palopo yang beralamat di Jl. Batara Lattu (Eks Jl. Dr. Ratulangi) No.92 A Kelurahan Salobulo, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo merupakan salah satu organisasi nirlaba yang mengabdikan dirinya pada bidang pemberdayaan masyarakat dan lingkungan dalam pembangunan Indonesia dan resmi berdiri pada 15 Januari 1997 di Palopo.
Komunitas Earth Hour di Palopo terbentuk pada tahun 2016 dan sudah beraktifitas sejak 2015 dan merupakan gerakan para pemuda yang menaruh kepedulian besar terhadap isu lingkungan yang memiliki banyak titik fokus, seperti persoalan energi, perubahan iklim, dan entitas kecil seperti persoalan sampah dan program lain salah satunya aksi penanaman pohon. Pihaknya juga melakukan program edukasi pendidikan dilevel SD dan SMP terkait penanganan sampah.
Di Indonesia, semangat gerakan Earth Hour mendorong tumbuhnya banyak komunitas anak muda. Dengan tekad dan semangat yang sama untuk mewujudkan masa depan bumi yang lebih baik, komunitas-komunitas Earth Hour tumbuh, berkembang, dan tersebar di banyak kota di seluruh wilayah Indonesia, Sejak tahun 2014, komunitas Earth Hour di Indonesia terlibat aktif dalam menginisiasi program konservasi di Indonesia. (Palbin)
Kegiatan yang digelar di salah satu Cafe dibilangan Jl. Kelapa, Kelurahan Lagaligo, Kecamatan Wara, Jumat (10/6/2021) malam, dihadiri dua aktor pemerhati lingkungan sebagai pembicara yaitu Ketua YBS sekaligus Ketua FBM, Abdul Malik Saleh dan salah seorang Relawan Earth Hour Palopo, Misran.
Dalam pengantarnya, Ketua PDPM, Firman Patawari, mengungkapkan bahwa gerakan tersebut setidaknya menjadi pemantik bagi seluruh masyarakat, khususnya pemuda dan pemerintah kota agar lebih serius memikirkan dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan sampah berbahan dasar plastik.
“Salah satu bentuk pencegahannya dimulai dari sendiri. Langkah lainnya kita bisa menggunakan tumbler atau kemasan lain non plastik sebagai pengganti wadah makanan atau minuman. Dan yang paling penting buanglah sampah pada tempatnya atau dibawa pulang,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua YBS dalam solusinya adalah dengan memanfaatkan Baruga Sampah Plastik (BSP) yang berdiri 27 Mei 2022 atas kerjasama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel dan Perkumpulan Pengusaha Plastik Limbah Indonesia (P3LI) dimana menjadikan sampah plastik bernilai ekonomi.
“Cukup kumpulkan, tampung dan pisahkan selanjutnya antar langsung dan kami siap beli. Tapi sebaiknya dalam menjaga lingkungan, jangan membuang sampah sembarangan atau paling tidak jangan mengotori lingkungan sekitar jika tidak ada niat untuk membersihkan,” kata Malik.
Lanjut disampaikan Relawan Eart Hour, Misran dimana pihaknya berharap penuh kepada peran serta seluruh elemen masyarakat khususnya kepada Pemerintah Kota Palopo untuk memberikan langkah pasti dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Dari kegiatan ini juga juga dipastikan tidak hanya sekadar diskusi melainkan eksekusi. Namun tidak terlepas dari peran pemerintah dalam bentuk kebijakan atau program yang lebih tegas dalam menangani persoalan lingkungan di Palopo,” ujarnya.
Pada kesempatan itu pula, Field Corrdinator (FC) USAID MADANI yang ikut hadir dalam kegiatan turut memberikan pencerahan terkait pentingnya menjaga lingkungan, dimana salah satu langkah pasti yang perlu dilakukan masyarakat adalah dengan mengembalikan budaya lama.
“Langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan mengganti kantong kresek dengan tas belanja yang ramah lingkungan dan bisa dipakai berkali-kali seperti berbahan dasar kain, atau yang modern seperti tumbler untuk wadah minuman,” tutup Rahman Dako.
Diketahui, YBS Palopo yang beralamat di Jl. Batara Lattu (Eks Jl. Dr. Ratulangi) No.92 A Kelurahan Salobulo, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo merupakan salah satu organisasi nirlaba yang mengabdikan dirinya pada bidang pemberdayaan masyarakat dan lingkungan dalam pembangunan Indonesia dan resmi berdiri pada 15 Januari 1997 di Palopo.
Komunitas Earth Hour di Palopo terbentuk pada tahun 2016 dan sudah beraktifitas sejak 2015 dan merupakan gerakan para pemuda yang menaruh kepedulian besar terhadap isu lingkungan yang memiliki banyak titik fokus, seperti persoalan energi, perubahan iklim, dan entitas kecil seperti persoalan sampah dan program lain salah satunya aksi penanaman pohon. Pihaknya juga melakukan program edukasi pendidikan dilevel SD dan SMP terkait penanganan sampah.
Di Indonesia, semangat gerakan Earth Hour mendorong tumbuhnya banyak komunitas anak muda. Dengan tekad dan semangat yang sama untuk mewujudkan masa depan bumi yang lebih baik, komunitas-komunitas Earth Hour tumbuh, berkembang, dan tersebar di banyak kota di seluruh wilayah Indonesia, Sejak tahun 2014, komunitas Earth Hour di Indonesia terlibat aktif dalam menginisiasi program konservasi di Indonesia. (Palbin)
