Kesbangpol Pangkep Sosialisasikan Indeks Kinerja Organisasi ke Ormas dan OMS
Diskusi Komunitas

Selama dua hari, Selasa-Rabu (15/16), Kesbangpol Pangkep mengundang Ormas dan OMS yang ada di Pangkep untuk melakukan sosialisasi dan pengenalan Indeks Kinerja Organisasi.
Darmawangsa, Kabid Ketahanan Ekososbud Ormas dan Agama dalam pembukaan kegiatan yang digelar di Ruang Pertemuan Wakil Bupati Pangkep menyebutkan jumlah Ormas dan OMS yang terdaftar sudah mencapai 78. “Dari data itu tentu perlu dilakukan pendataan kembali, salah satunya melalui kegiatan ini, kami mengenalkan pendataan digital yang bisa langsung diisi oleh Ormas atau OMS,” ungkapnya.
FC USAID MADANI Pangkep, Junardi Jufri yang mengisi narasumber memaparkan lanskap perubahan yang dihadapi Ormas dan OMS yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Olehnya itu, perlu melakukan identifikasi dan evaluasi dalam mendukung proses keberlanjutan. IKO merupakan salah satu tools yang dapat membantu melihat hasil identifikasi sehingga dapat merespons perubahan.
Sedangkan Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana dalam sambutannya melakukan umpan balik langsung kepada perwakilan Ormas dan OMS terkait peran timbal balik antara pemerintah dan CSO sebagai mitra.
Pengenalan IKO
Indeks Kinerja Organisasi (IKO) merupakan alat untuk mengukur kinerja organisasi secara mandiri. Pengenalan IKO ini sendiri oleh Kesbangpol coba diterapkan dengan memasukkan sebagai agenda bagian sosialisasi pembinaan. Pada mulanya, melalui program USAID MADANI di Pangkep, IKO menjadi alat pengukuran pengembangan organisasi lembaga mitra.
Sejak porgam USAID MADANI terimplementasi di Pangkep sejak 2019, secara berkesinambungan melalaui Field Coordinator (FC), lembaga mitra dan koalis OMS yang tergabung dalam LF MABACA mendorong penerapan IKO kepada Ormas dan OMS yang ada di Pangkep sehingga tidak terbatas pada lembaga mitra USAID MADANI.
"Output dari kegiatan ini memberikan masukan kepada kami di Kesbangpol terkait model perencanaan pembinaan yang akan dilakukan nantinya. Dari hasil pengisian data base dan Indeks Kinerja Organisasi dapat dilihat aktivitas masing-masing organisasi sehingga model pembinaan nantinya berbeda sesuai kebutuhan," ucap Amril, Kepala Badan Kesbangpol Pangkep.
Guna mewujudkan pengukuran IKO tersebut, Kesbangpol mengajak Lembaga Demokrasi Celebes (Lekrac) yang merupakan lembaga mitra USAID MADANI di Pangkep dan YASMIB Sulawesi yang juga pernah menjadi bagian mitra program.
Melalui kegiatan ini, terjaring 35 Ormas dan OMS yang memenuhi undangan Kesbangpol untuk melakukan pendataan kembali data base dan pengukuran IKO melalui isian digital (Google Form). Darmawangsa menyampaikan jika semua CSO yang telah terdaftar kami undang, tetapi ada beberapa yang sudah pindah kantor. “Kami mengalami kendala mencari keberadaan CSO karena minimnya informasi dan tidak ada laporan jika sudah berpindah kantor,” ujarnya.
Darmawangsa, Kabid Ketahanan Ekososbud Ormas dan Agama dalam pembukaan kegiatan yang digelar di Ruang Pertemuan Wakil Bupati Pangkep menyebutkan jumlah Ormas dan OMS yang terdaftar sudah mencapai 78. “Dari data itu tentu perlu dilakukan pendataan kembali, salah satunya melalui kegiatan ini, kami mengenalkan pendataan digital yang bisa langsung diisi oleh Ormas atau OMS,” ungkapnya.
FC USAID MADANI Pangkep, Junardi Jufri yang mengisi narasumber memaparkan lanskap perubahan yang dihadapi Ormas dan OMS yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Olehnya itu, perlu melakukan identifikasi dan evaluasi dalam mendukung proses keberlanjutan. IKO merupakan salah satu tools yang dapat membantu melihat hasil identifikasi sehingga dapat merespons perubahan.
Sedangkan Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana dalam sambutannya melakukan umpan balik langsung kepada perwakilan Ormas dan OMS terkait peran timbal balik antara pemerintah dan CSO sebagai mitra.
Pengenalan IKO
Indeks Kinerja Organisasi (IKO) merupakan alat untuk mengukur kinerja organisasi secara mandiri. Pengenalan IKO ini sendiri oleh Kesbangpol coba diterapkan dengan memasukkan sebagai agenda bagian sosialisasi pembinaan. Pada mulanya, melalui program USAID MADANI di Pangkep, IKO menjadi alat pengukuran pengembangan organisasi lembaga mitra.
Sejak porgam USAID MADANI terimplementasi di Pangkep sejak 2019, secara berkesinambungan melalaui Field Coordinator (FC), lembaga mitra dan koalis OMS yang tergabung dalam LF MABACA mendorong penerapan IKO kepada Ormas dan OMS yang ada di Pangkep sehingga tidak terbatas pada lembaga mitra USAID MADANI.
"Output dari kegiatan ini memberikan masukan kepada kami di Kesbangpol terkait model perencanaan pembinaan yang akan dilakukan nantinya. Dari hasil pengisian data base dan Indeks Kinerja Organisasi dapat dilihat aktivitas masing-masing organisasi sehingga model pembinaan nantinya berbeda sesuai kebutuhan," ucap Amril, Kepala Badan Kesbangpol Pangkep.
Guna mewujudkan pengukuran IKO tersebut, Kesbangpol mengajak Lembaga Demokrasi Celebes (Lekrac) yang merupakan lembaga mitra USAID MADANI di Pangkep dan YASMIB Sulawesi yang juga pernah menjadi bagian mitra program.
Melalui kegiatan ini, terjaring 35 Ormas dan OMS yang memenuhi undangan Kesbangpol untuk melakukan pendataan kembali data base dan pengukuran IKO melalui isian digital (Google Form). Darmawangsa menyampaikan jika semua CSO yang telah terdaftar kami undang, tetapi ada beberapa yang sudah pindah kantor. “Kami mengalami kendala mencari keberadaan CSO karena minimnya informasi dan tidak ada laporan jika sudah berpindah kantor,” ujarnya.