Kawal Anggota Learning Forum, Bambu Nusantara Dorong OMS Implementasikan Standar IKO
Berita Warga 
Bambu Nusantara- Tak ingin maju dan berkembang sendirian, sebagai Lead Partner USAID MADANI Bambu Nusantara aktif mendorong OMS anggota Learning Forum (LF) dalam mengimplementasikan standar Indeks Kinerja Organisasi (IKO).
Direktur Program Bambu Nusantara Titik Sugianti mengungkapkan kali ini timnya fokus membuka diskusi dengan sejumlah OMS. Salah satunya Yayasan Hati Nurani, yang beranggotakan para penyandang disabilitas di Kota Madiun.
"Untuk kali ini pertemuan kami masih dalam tahap sosialisasi dan diskusi. Tentu saja hal itu akan kami tindak lanjuti dengan tahapan berikutnya," katanya pada Sabtu (7/1/2023).
Dalam kegiatan yang bertempat di sekretariat Yayasan Hati Nurani, Jumat (6/1/2023) itu masih membahas seputar posisi keorganisasian Hati Nurani. Saat ini mereka memang sudah memiliki legal formal, namun sumber dana operasional yayasan tersebut belum stabil.
"Meski kegiatannya erat dengan Dinas Sosial, organisasi tersebut belum memiliki program dan rencana kerja yang terukur," tuturnya.
Padahal, lanjut Titik untuk bisa bermitra dengan _private sector_ maupun pemerintah, secara utuh OMS wajib menerapkan standar IKO. Ada lima poin dasar yang harus diikuti, agar bisa memenuhi standar IKO dalam sebuah organisasi. Yakni efektivitas, efisiensi, relevansi, keberlanjutan dan ketahanan.
Sedangkan dalam IKO, kata Titik masih ada lagi tahapan yang digunakan untuk mengukur sejauh apa organisasi dalam menerapkan poin poin tersebut. Ada level 1 Nascent atau tumbuh. Kemudian level 2 Emergent atau berkembang serta level 3 Mature atau dewasa.
"Tujuannya apa jika sudah menerapkan IKO ini, organisasi akan lebih mudah untuk bekerja sama dan bermitra dengan siapapun. Dengan begitu, teman-teman ini kan sudah memiliki standar organisasi yang jelas," imbuhnya.
Karena, imbuh Titik fungsi IKO adalah untuk meningkatkan kualitas OMS. Sehingga organisasi lebih terukur, transparan dan kredibel. (Humas)
Direktur Program Bambu Nusantara Titik Sugianti mengungkapkan kali ini timnya fokus membuka diskusi dengan sejumlah OMS. Salah satunya Yayasan Hati Nurani, yang beranggotakan para penyandang disabilitas di Kota Madiun.
"Untuk kali ini pertemuan kami masih dalam tahap sosialisasi dan diskusi. Tentu saja hal itu akan kami tindak lanjuti dengan tahapan berikutnya," katanya pada Sabtu (7/1/2023).
Dalam kegiatan yang bertempat di sekretariat Yayasan Hati Nurani, Jumat (6/1/2023) itu masih membahas seputar posisi keorganisasian Hati Nurani. Saat ini mereka memang sudah memiliki legal formal, namun sumber dana operasional yayasan tersebut belum stabil.
"Meski kegiatannya erat dengan Dinas Sosial, organisasi tersebut belum memiliki program dan rencana kerja yang terukur," tuturnya.
Padahal, lanjut Titik untuk bisa bermitra dengan _private sector_ maupun pemerintah, secara utuh OMS wajib menerapkan standar IKO. Ada lima poin dasar yang harus diikuti, agar bisa memenuhi standar IKO dalam sebuah organisasi. Yakni efektivitas, efisiensi, relevansi, keberlanjutan dan ketahanan.
Sedangkan dalam IKO, kata Titik masih ada lagi tahapan yang digunakan untuk mengukur sejauh apa organisasi dalam menerapkan poin poin tersebut. Ada level 1 Nascent atau tumbuh. Kemudian level 2 Emergent atau berkembang serta level 3 Mature atau dewasa.
"Tujuannya apa jika sudah menerapkan IKO ini, organisasi akan lebih mudah untuk bekerja sama dan bermitra dengan siapapun. Dengan begitu, teman-teman ini kan sudah memiliki standar organisasi yang jelas," imbuhnya.
Karena, imbuh Titik fungsi IKO adalah untuk meningkatkan kualitas OMS. Sehingga organisasi lebih terukur, transparan dan kredibel. (Humas)
