Jalan Rusak Parah di Kecamatan Mappedeceng Dikeluhkan, Pengguna Jalan Harap Perbaikan
Citizen News
Luwu Utara - Jalan rusak di Kecamatan Mappedeceng, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan dikeluhkan warga. Kerusakan cukup parah pada ruas jalan utama di wilayah tersebut terdapat di Desa Mekar Jaya.
Jalan yang menghubungkan Cendana Putih dan Cendana Putih V ini mengalami rusak parah. Hal ini dikeluhkan para pengendara yang melintasi wilayah itu.
Meskipun terdapat jalan alternatif di Desa Hasanah melalui Lorong 6, tetapi jalur tersebut hanya berlaku bagi pengendara dengan tujuan Masamba lewat Ujung Mattajang tembus Kapidi.
Sedangkan untuk pengendara dengan tujuan Cendana Putih sampai Banpres, jalur alternatif itu tidak begitu membantu. Oleh karena itu pengendara lebih memilih melewati jalan utama meskipun kondisinya rusak parah.
Salah satu pengguna jalan, Junahari (50) yang ditemui pada Senin, 24 Juli 2023 menjelaskan bahwa kondisi jalan sangat menggangu aktivitasnya sebagai guru di SMPN 1 Mappedeceng, karena jika dia melewati jalan alternatif Lorong 6 dia akan lebih susah dan rutenya semakin jauh sebab harus memutar lagi lewat Kapidi.
Sehingga dia terpaksa berangkat lebih pagi agar tidak terlambat, sebab dengan kondisi jalan yang demikian waktu tempuh dari rumahnya di Sumber Wangi Cendana Putih V ke sekolah di Banpres semakin lama.
"Dulu dari rumah ke sekolah saya lalui hanya kurang lebih 15 menit, sekarang terkadang sampai 30 menit karena saya bawa motor pelan-pelan, banyak lubang dan jalanan licin, apalagi jika sudah hujan, untungnya tadi malam tidah hujan jadi jalan tidak licin hanya berdebu," jelasnya.
Sebagai seorang ASN yang memiliki jadwal mengajar setiap harinya di sekolah yang sama, Junahari sangat berharap jalan tersebut segera diperhatikan oleh pemerintah untuk diperbaiki karena semakin lama kondisi jalan semakin memprihatinkan.
Junahari hanya salah satu diantara seluruh pengendara yang merasakan dampak dari jalan tersebut, karena jalan merupakan akses untuk memudahkan mobilitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun jika kondisi jalan seperti ini, bukannya mudah akan tetapi masyarakat mengalami kesulitan, bahkan jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut kemungkinan terburuknya bisa saja terjadi lakalantas.
Lubang dimana-mana, ditambah dengan mobil proyek pembangunan irigasi yang lalu-lalang dengan muatan yang berat apalagi tanah yang berada di sekitar lokasi proyek pembangunan irigasi tersebut merupakan tanah merah, tentu hal ini semakin memperparah kondisi jalan.
Jika hujan licin, jika panas berdebu. Sehingga dampaknya bukan hanya pada pengguna jalan saja, akan tetapi debu dari jalanan bisa menggangu kesehatan masyarakat yang ada disekitar, sesak nafas misalnya.
"Katanya sudah ada mi anggarannya untuk pembuatan jalan ini, nabilang ibu camat dulu waktu halal bihalal," imbuhnya.
Hal senada juga pernah disampaikan Camat Mappedeceng saat menghadiri Bimbingan Tekhnis Netralitas Aparatur Sipil Negara di Sekretariat Panwaslu kecamatan Mappedeceng beberapa pekan lalu, hal ini untuk menjawab pertanyaan salah satu PKD terkait jalan yang tak kunjung mulus, bahkan semakin parah.
"Perbaikan jalan kita sudah dianggarkan oleh provinsi, tidak dijanjiki nah. Tapi sabar-sabar maki dulu karena semua butuh proses, mudah-mudahan tahun ini," jawab Nuranifah sambil berpamitan dan beranjak dari sekretariat.
Tentunya kabar tersebut menjadi angin segar bagi semua pengguna jalan, khususnya masyarakat yang memang setiap harinya melalui jalan itu, besar harapan mereka agar rencana tersebut dapat segera terealisasi, bukan hanya sekedar wacana saja.
Jalan yang menghubungkan Cendana Putih dan Cendana Putih V ini mengalami rusak parah. Hal ini dikeluhkan para pengendara yang melintasi wilayah itu.
Meskipun terdapat jalan alternatif di Desa Hasanah melalui Lorong 6, tetapi jalur tersebut hanya berlaku bagi pengendara dengan tujuan Masamba lewat Ujung Mattajang tembus Kapidi.
Sedangkan untuk pengendara dengan tujuan Cendana Putih sampai Banpres, jalur alternatif itu tidak begitu membantu. Oleh karena itu pengendara lebih memilih melewati jalan utama meskipun kondisinya rusak parah.
Salah satu pengguna jalan, Junahari (50) yang ditemui pada Senin, 24 Juli 2023 menjelaskan bahwa kondisi jalan sangat menggangu aktivitasnya sebagai guru di SMPN 1 Mappedeceng, karena jika dia melewati jalan alternatif Lorong 6 dia akan lebih susah dan rutenya semakin jauh sebab harus memutar lagi lewat Kapidi.
Sehingga dia terpaksa berangkat lebih pagi agar tidak terlambat, sebab dengan kondisi jalan yang demikian waktu tempuh dari rumahnya di Sumber Wangi Cendana Putih V ke sekolah di Banpres semakin lama.
"Dulu dari rumah ke sekolah saya lalui hanya kurang lebih 15 menit, sekarang terkadang sampai 30 menit karena saya bawa motor pelan-pelan, banyak lubang dan jalanan licin, apalagi jika sudah hujan, untungnya tadi malam tidah hujan jadi jalan tidak licin hanya berdebu," jelasnya.
Sebagai seorang ASN yang memiliki jadwal mengajar setiap harinya di sekolah yang sama, Junahari sangat berharap jalan tersebut segera diperhatikan oleh pemerintah untuk diperbaiki karena semakin lama kondisi jalan semakin memprihatinkan.
Junahari hanya salah satu diantara seluruh pengendara yang merasakan dampak dari jalan tersebut, karena jalan merupakan akses untuk memudahkan mobilitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun jika kondisi jalan seperti ini, bukannya mudah akan tetapi masyarakat mengalami kesulitan, bahkan jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut kemungkinan terburuknya bisa saja terjadi lakalantas.
Lubang dimana-mana, ditambah dengan mobil proyek pembangunan irigasi yang lalu-lalang dengan muatan yang berat apalagi tanah yang berada di sekitar lokasi proyek pembangunan irigasi tersebut merupakan tanah merah, tentu hal ini semakin memperparah kondisi jalan.
Jika hujan licin, jika panas berdebu. Sehingga dampaknya bukan hanya pada pengguna jalan saja, akan tetapi debu dari jalanan bisa menggangu kesehatan masyarakat yang ada disekitar, sesak nafas misalnya.
"Katanya sudah ada mi anggarannya untuk pembuatan jalan ini, nabilang ibu camat dulu waktu halal bihalal," imbuhnya.
Hal senada juga pernah disampaikan Camat Mappedeceng saat menghadiri Bimbingan Tekhnis Netralitas Aparatur Sipil Negara di Sekretariat Panwaslu kecamatan Mappedeceng beberapa pekan lalu, hal ini untuk menjawab pertanyaan salah satu PKD terkait jalan yang tak kunjung mulus, bahkan semakin parah.
"Perbaikan jalan kita sudah dianggarkan oleh provinsi, tidak dijanjiki nah. Tapi sabar-sabar maki dulu karena semua butuh proses, mudah-mudahan tahun ini," jawab Nuranifah sambil berpamitan dan beranjak dari sekretariat.
Tentunya kabar tersebut menjadi angin segar bagi semua pengguna jalan, khususnya masyarakat yang memang setiap harinya melalui jalan itu, besar harapan mereka agar rencana tersebut dapat segera terealisasi, bukan hanya sekedar wacana saja.