Inklusifitas Gerakan Sosial Muhammadiyah untuk Kemakmuran Umat
Citizen News

Yogyakarta (Atmago.com) - Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia telah lama bergerak dalam bidang sosial untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran umat. Salah satu prinsip yang dipegang oleh Muhammadiyah dalam melakukan gerakan sosial adalah inklusifitas.
Hal itu intisari yang dinarasikan oleh Wibowo, S.Kom,MM selaku Ketua PRM Keparkan Kidul saat menghadiri undangan dari PDM Kota Yogyakarta, untuk mengikuti pengajian Ramadhan 1446 H bertempat di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, pada hari Sabtu, 15 Ramadhan 1446 H/15 Maret 2025, Jam.15.00-22.00 WIB
Lebih lanjut, Wibowo menjelaskan bahwa iklusifitas dalam konteks gerakan sosial Muhammadiyah berarti memasukkan dan menghargai semua individu dan kelompok masyarakat dalam proses pembangunan dan pemberdayaan. Ini berarti bahwa Muhammadiyah tidak hanya fokus pada kepentingan kelompok tertentu, tetapi juga memperhatikan kepentingan dan kebutuhan semua lapisan masyarakat.
Dalam prakteknya, inklusifitas gerakan sosial Muhammadiyah dapat dilihat dari beberapa contoh:
1. Pendidikan: Muhammadiyah memiliki jaringan pendidikan yang luas, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan ini tidak hanya ditujukan untuk anggota Muhammadiyah, tetapi juga untuk masyarakat umum.
2. Kesehatan: Muhammadiyah memiliki jaringan rumah sakit dan puskesmas yang menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat.
3. Sosial: Muhammadiyah memiliki berbagai program sosial, seperti bantuan untuk korban bencana alam, program pemberdayaan perempuan, dan program pendidikan untuk anak-anak kurang mampu.
Dengan inklusifitas gerakan sosial, Muhammadiyah dapat meningkatkan kemakmuran umat dan membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Ini juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan pemberdayaan.
Dalam kesimpulan, inklusifitas gerakan sosial Muhammadiyah merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kemakmuran umat dan membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Dengan memasukkan dan menghargai semua individu dan kelompok masyarakat, Muhammadiyah dapat membangun masyarakat yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Demikian sedikit narasi yang dikutip saat mengikuti pengajian PDM Kota Yogyakarta. (Wibowo)
Hal itu intisari yang dinarasikan oleh Wibowo, S.Kom,MM selaku Ketua PRM Keparkan Kidul saat menghadiri undangan dari PDM Kota Yogyakarta, untuk mengikuti pengajian Ramadhan 1446 H bertempat di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, pada hari Sabtu, 15 Ramadhan 1446 H/15 Maret 2025, Jam.15.00-22.00 WIB
Lebih lanjut, Wibowo menjelaskan bahwa iklusifitas dalam konteks gerakan sosial Muhammadiyah berarti memasukkan dan menghargai semua individu dan kelompok masyarakat dalam proses pembangunan dan pemberdayaan. Ini berarti bahwa Muhammadiyah tidak hanya fokus pada kepentingan kelompok tertentu, tetapi juga memperhatikan kepentingan dan kebutuhan semua lapisan masyarakat.
Dalam prakteknya, inklusifitas gerakan sosial Muhammadiyah dapat dilihat dari beberapa contoh:
1. Pendidikan: Muhammadiyah memiliki jaringan pendidikan yang luas, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan ini tidak hanya ditujukan untuk anggota Muhammadiyah, tetapi juga untuk masyarakat umum.
2. Kesehatan: Muhammadiyah memiliki jaringan rumah sakit dan puskesmas yang menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat.
3. Sosial: Muhammadiyah memiliki berbagai program sosial, seperti bantuan untuk korban bencana alam, program pemberdayaan perempuan, dan program pendidikan untuk anak-anak kurang mampu.
Dengan inklusifitas gerakan sosial, Muhammadiyah dapat meningkatkan kemakmuran umat dan membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Ini juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan pemberdayaan.
Dalam kesimpulan, inklusifitas gerakan sosial Muhammadiyah merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kemakmuran umat dan membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Dengan memasukkan dan menghargai semua individu dan kelompok masyarakat, Muhammadiyah dapat membangun masyarakat yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Demikian sedikit narasi yang dikutip saat mengikuti pengajian PDM Kota Yogyakarta. (Wibowo)