Hikmah Ceramah Jelang Tarawih di Masjid Al-Jihad, Jogja: Menjemput Kebaikan di Bulan Ramadhan
Berita Warga

Atmago.com,Yogyakarta---Ceramah Jelang Tarawih di Masjid Al-Jihad di Kampung Nyutran, Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Rabu (12/3/2025), disampaikan oleh Ustadz Abdul Razaq, M.Si. Ia mengisi ceramahnya dengan pesan yang mendalam untuk melakukan kebaikan dalam setiap perjalanan hidup, mengingat kematian bisa datang kapan saja. Karena itu, pilihan terbaik adalah mempersiapkan amal kebaikan semaksimal mungkin, sekecil apa pun itu.
Dalam ceramahnya, Ustadz Razaq mengingatkan bahwa kesempatan hidup yang masih diberikan Allah SWT harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ia mengutip firman Allah dalam surat Al-Mulk ayat 2: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia (Allah) menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ayat ini menegaskan bahwa kehidupan di dunia adalah ujian, di mana setiap insan dinilai bukan dari banyaknya amal, tetapi dari kualitas dan keikhlasannya. Oleh karena itu, Ustadz Razaq mengajak jamaah untuk tidak menunda kebaikan dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk beramal.
Dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim, ditegaskan bahwa amalan yang paling dicintai Allah bukanlah yang besar dan sulit, tetapi yang dilakukan secara kontinu: “Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim)
Ustadz Razaq memberikan contoh-contoh amalan sederhana yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sholat berjamaah di masjid, membantu sesama, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah adalah beberapa bentuk kebaikan yang mudah tetapi bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Yang terpenting, kata beliau, adalah menjaga kesinambungan amal tersebut, karena keistiqomahan dalam kebaikan lebih utama dibandingkan melakukan amalan besar tetapi hanya sesekali.
Mengutip hadits lain dari Bukhari dan Muslim, beliau kembali menekankan pentingnya konsistensi dalam beribadah: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Subhaanahu Wa Ta"ala adalah amal yang paling terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ustadz Razaq mengajak jamaah untuk memanfaatkan bulan Ramadhan yang masih berlangsung sebagai momentum terbaik untuk memperbanyak amal baik. Selama Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup, maka peluang untuk berbuat kebaikan masih terbuka lebar. Jangan sampai menyesal ketika kesempatan itu telah tiada.
Ia menutup ceramahnya dengan doa agar Allah SWT memberi kekuatan kepada semua jamaah untuk terus berbuat baik, istiqomah dalam ibadah, dan menjadikan Ramadhan ini sebagai momentum perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. (KangRozaq)
Dalam ceramahnya, Ustadz Razaq mengingatkan bahwa kesempatan hidup yang masih diberikan Allah SWT harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ia mengutip firman Allah dalam surat Al-Mulk ayat 2: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia (Allah) menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ayat ini menegaskan bahwa kehidupan di dunia adalah ujian, di mana setiap insan dinilai bukan dari banyaknya amal, tetapi dari kualitas dan keikhlasannya. Oleh karena itu, Ustadz Razaq mengajak jamaah untuk tidak menunda kebaikan dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk beramal.
Dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim, ditegaskan bahwa amalan yang paling dicintai Allah bukanlah yang besar dan sulit, tetapi yang dilakukan secara kontinu: “Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim)
Ustadz Razaq memberikan contoh-contoh amalan sederhana yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sholat berjamaah di masjid, membantu sesama, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah adalah beberapa bentuk kebaikan yang mudah tetapi bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Yang terpenting, kata beliau, adalah menjaga kesinambungan amal tersebut, karena keistiqomahan dalam kebaikan lebih utama dibandingkan melakukan amalan besar tetapi hanya sesekali.
Mengutip hadits lain dari Bukhari dan Muslim, beliau kembali menekankan pentingnya konsistensi dalam beribadah: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Subhaanahu Wa Ta"ala adalah amal yang paling terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ustadz Razaq mengajak jamaah untuk memanfaatkan bulan Ramadhan yang masih berlangsung sebagai momentum terbaik untuk memperbanyak amal baik. Selama Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup, maka peluang untuk berbuat kebaikan masih terbuka lebar. Jangan sampai menyesal ketika kesempatan itu telah tiada.
Ia menutup ceramahnya dengan doa agar Allah SWT memberi kekuatan kepada semua jamaah untuk terus berbuat baik, istiqomah dalam ibadah, dan menjadikan Ramadhan ini sebagai momentum perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. (KangRozaq)