Forum Serasi Madani Berkunjung ke Puskesmas Wiradesa, Belajar Tentang Puskesmas Ramah Disabilitas
Berita Warga

Wiradesa - Dalam rangka menindaklanjuti pertemuan Penyepakatan Pemodelan (Piloting) Puskesmas Ramah Disabilitas di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan yang dihadiri oleh stakeholder dan private sector yaitu pihak Bank Jateng Cabang Kajen dan BRI Capem Kajen pada Selasa 3 Agustus 2021.
Forum Serasi Madani (FORSEMA) Pekalongan melakukan kunjungan ke Puskesmas Wiradesa pada Selasa 11 Agustus 2021.
Tujuan dari kunjungan tersebut untuk melihat langsung sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Wiradesa dalam melayani masyarakat khususnya penyandang disabilitas. Kunjungan FORSEMA ke Puskesmas Wiradesa disambut hangat oleh Mubarot selaku Divisi Jaminan Mutu Puskesmas Wiradesa.
Saat kunjungan, Forum Serasi Madani diwakili oleh beberapa anggota Forum antara lain Safrudin Huna (Ketua Tim Integrasi) , Endang Tri NN (PPDFI), Eka Nella (Sekolah Alam Pekalongan) dan staf Muslimat.
Menurut Safrudin Huna tujuan dari kunjungan tersebut adalah selain untuk menjalin silaturohmi kepada Puskesmas Wiradesa adalah untuk menghimpun informasi dan data terkait piloting Puskesmas Ramah Disabilitas.
"Tujuan Forum kesini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenahi pengelolaan pelayanan Puskesmas kepada disabilitas, kami harap dapat ditunjukan bagaimana awal pelayanan dari pendaftaran, pemeriksaan hingga selesai khusus pelayanan kepada disabilitas," ujar Huna
Hal yang sama juga disampaikan oleh Endang Tri NN ketua PPDFI Pekalongan, bahwa ragam disabilitas itu ada empat yakni disabilitas fisik, disabilitas mental, disabilitas Intelektual dan disabilitas sensorik (tuna netra dan tuna rungu). Harapannya Puskesmas bukan saja melayani disabilitas fisik tapi juga disabilitas lainnya.
Sementara itu Mubarot mewakili dr Ferry Susanto Kepala Puskesmas Wiradesa mengatakan, bahwa Puskesmas Wiradesa dalam pelayanan kepada penyandang disabilitas pihak Puskesmas untuk menunjang pelayanan telah melengkapi sarana dan prasarana seperti toilet khusus disabilitas, alat bantu jalan (Strok), kursi roda dewasa dan anak serta toilet khusus disabilitas.
"Selain sarana dan prasarana pendukung juga kami sediakan petugas yang akan mendampingi disabilitas dari mulai pendaftaran hingga selesai, kemudian jika tidak ada yang mengantar atau mendampingi petugas akan menjemput pasien di rumahnya", ungkap Mubarot.
Hal yang lain yang menjadi perhatian Puskesmas Wiradesa selain disabilitas adalah kasus stunting pada anak, karena petugas pernah menemui kasus anak mengalami keterlambatan berbicara tapi disembunyikan oleh orang tua atau keluarganya.
"Kami pernah menemui kasus anak kembar usia dua tahun tapi terlambat berbicara, sebelum berobat ke Puskesmas ternyata orang tua lebih percaya kepada pengobatan alternatif. Setelah di
Eka Nella juga membenarkan jika ada kasus anak yang disembunyikan orang tua karena anak berkebutuhan khusus. Nella sebagai pengelola sekolah inklusi di Sekolah Alam Pekalongan, dirinya mempunyai pengalaman serupa kadang anak disekolahkan ketika kondisinya sudah buruk sehingga butuh penanganan ekstra.
Lanjut Mubarot, untuk menunjang pemeriksaan tumbuh kembang anak, Puskesmas juga menyediakan ruangan khusus tumbuh kembang anak yang ditangani oleh petugas Puskesmas dan sesorang dokter spesialis anak.
Dari kunjungan ke Puskesmas Wiradesa yang telah terakreditasi purna pada tahun 2019, diharapkan dapat menjadi bekal Forum Serasi Madani ketika menggarap Piloting Puskesmas Ramah Disabilitas. Sebagaimana hasil penyepakatan bersama saat kegiatan Penyepakatan Puskesmas Piloting, FORSEMA bersama stakeholder dan private sektor menyepakati Puskesmas Kedungwuni I dan Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan sebagai Piloting Puskesmas Ramah Disabilitas.***
Forum Serasi Madani (FORSEMA) Pekalongan melakukan kunjungan ke Puskesmas Wiradesa pada Selasa 11 Agustus 2021.
Tujuan dari kunjungan tersebut untuk melihat langsung sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Wiradesa dalam melayani masyarakat khususnya penyandang disabilitas. Kunjungan FORSEMA ke Puskesmas Wiradesa disambut hangat oleh Mubarot selaku Divisi Jaminan Mutu Puskesmas Wiradesa.
Saat kunjungan, Forum Serasi Madani diwakili oleh beberapa anggota Forum antara lain Safrudin Huna (Ketua Tim Integrasi) , Endang Tri NN (PPDFI), Eka Nella (Sekolah Alam Pekalongan) dan staf Muslimat.
Menurut Safrudin Huna tujuan dari kunjungan tersebut adalah selain untuk menjalin silaturohmi kepada Puskesmas Wiradesa adalah untuk menghimpun informasi dan data terkait piloting Puskesmas Ramah Disabilitas.
"Tujuan Forum kesini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenahi pengelolaan pelayanan Puskesmas kepada disabilitas, kami harap dapat ditunjukan bagaimana awal pelayanan dari pendaftaran, pemeriksaan hingga selesai khusus pelayanan kepada disabilitas," ujar Huna
Hal yang sama juga disampaikan oleh Endang Tri NN ketua PPDFI Pekalongan, bahwa ragam disabilitas itu ada empat yakni disabilitas fisik, disabilitas mental, disabilitas Intelektual dan disabilitas sensorik (tuna netra dan tuna rungu). Harapannya Puskesmas bukan saja melayani disabilitas fisik tapi juga disabilitas lainnya.
Sementara itu Mubarot mewakili dr Ferry Susanto Kepala Puskesmas Wiradesa mengatakan, bahwa Puskesmas Wiradesa dalam pelayanan kepada penyandang disabilitas pihak Puskesmas untuk menunjang pelayanan telah melengkapi sarana dan prasarana seperti toilet khusus disabilitas, alat bantu jalan (Strok), kursi roda dewasa dan anak serta toilet khusus disabilitas.
"Selain sarana dan prasarana pendukung juga kami sediakan petugas yang akan mendampingi disabilitas dari mulai pendaftaran hingga selesai, kemudian jika tidak ada yang mengantar atau mendampingi petugas akan menjemput pasien di rumahnya", ungkap Mubarot.
Hal yang lain yang menjadi perhatian Puskesmas Wiradesa selain disabilitas adalah kasus stunting pada anak, karena petugas pernah menemui kasus anak mengalami keterlambatan berbicara tapi disembunyikan oleh orang tua atau keluarganya.
"Kami pernah menemui kasus anak kembar usia dua tahun tapi terlambat berbicara, sebelum berobat ke Puskesmas ternyata orang tua lebih percaya kepada pengobatan alternatif. Setelah di
Eka Nella juga membenarkan jika ada kasus anak yang disembunyikan orang tua karena anak berkebutuhan khusus. Nella sebagai pengelola sekolah inklusi di Sekolah Alam Pekalongan, dirinya mempunyai pengalaman serupa kadang anak disekolahkan ketika kondisinya sudah buruk sehingga butuh penanganan ekstra.
Lanjut Mubarot, untuk menunjang pemeriksaan tumbuh kembang anak, Puskesmas juga menyediakan ruangan khusus tumbuh kembang anak yang ditangani oleh petugas Puskesmas dan sesorang dokter spesialis anak.
Dari kunjungan ke Puskesmas Wiradesa yang telah terakreditasi purna pada tahun 2019, diharapkan dapat menjadi bekal Forum Serasi Madani ketika menggarap Piloting Puskesmas Ramah Disabilitas. Sebagaimana hasil penyepakatan bersama saat kegiatan Penyepakatan Puskesmas Piloting, FORSEMA bersama stakeholder dan private sektor menyepakati Puskesmas Kedungwuni I dan Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan sebagai Piloting Puskesmas Ramah Disabilitas.***