FORUM MMS SIAP BERKOLABORASI DENGAN OPD TERKAIT DI SUMENEP UNTUK MENDORONG EFEKTIFITAS BUMDES
Citizen News 
Kabar MADANI Sumenep - Lakpesdam NU bersama Simpul Belajar MADANI telah menyelenggarakan pertemuan untuk merajut kebersamaan Forum Masyarakat MADANI Sumenep (MMS) pada tanggal 19 Juni 2021. Pertemuan yang diselengarakan di Kantor Mitra Utama MADANI ini dihadiri 17 peserta (5 Pr, 12 Lk), meliputi: Anggota Forum (6), Pelaksana Lakpesdam (9), Dewan Pengurus Lakpesdam (1), dan FC MADANI (1). Secara umum acara ini bertujuan memperkuat kebersamaan kalangan CSO, Perguruan Tinggi, Media, Lembaga dan Banom NU yang tergabung dalam Forum MMS.
Sesuai rundown kegiatan dimulai dengan pengantar dan sambutan, update informasi MADANI, review refleksi perjalanan Forum MMS; Penajaman visi terkait isu tematik untuk mendorong partisipasi dan pengawasan masyarakat terhadap efektivitas BUMDes; dan Penjelasan workplan MADANI untuk periode 2021-2022. Dalam sambutan Direktur Lakpesdam (Mohammad Ekoyanto) menyampaikan; program MADANI di Sumenep telah berlangsung selama satu tahun. Banyak perubahan positif yang sudah dirasakan khususnya peningkatan kapasitas internal Lakpesdam NU. Hal tersebut diharapkan berdampak kepada Anggota Forum dan proses-proses bersama untuk perwujudan visi kedepan. Dalam 3 bulan terakhir (Maret-Mei 2021), Lakpesdam NU telah berupaya menyelesaikan seluruh Deliverables Milestone-4 yang menjadi prasyarat rencana berikutnya. Karena itu kegiatan tahun kedua ini akan segera dimulai pada Juli 2021, setelah perjanjian kerjasama dengan USAID MADANI ditandatangani.
Anggota forum yang hadir dari Sekolah Perempuan KOBER, KNTI, IPNU, LPM Universitas Wiraradja, dan LPM STKIP Sumenep, semua tetap memiliki komitmen kuat untuk mendukung program ini dalam rangka mewujudkan visi bersama. Hasil review dan refleksi keberadaan Forum MMS dinilai sangat penting, dan terbukti banyak capaian positif yang telah diperoleh. Namun demikian tidak dipungkriri sebagian anggota forum belum terlalu faham bagaimana teknis untuk mewujudkan visi. Perwakilan LPM Universitas Wiraradja (Moh Kurdi) mengungkapkan; selama ini kita masih bertanya-tanya apa yang harus dilakukan dalam kegiatan bersama forum ini. Sebaiknya ada pembagian peran agar masing-masing anggota dapat berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing?.
Kendati senada dengan hal tersebut, perwakilan KNTI (Rosinah) mengakui kesibukannya telah menyebabkan tidak maksimal mengikuti kegiatan forum MMS. Selanjutnya ia berharap kegiatan bisa diperjelas untuk dapat menyesuaikan dengan agenda lain. Sementara dari SP KOBER (Raudlatun), lebih mengkritisi solusi lokal untuk menjawab akar masalah isu tematik pengelolaan BUMDes. Ada berbagai kreatif solusi yang ditawarkan sebelumnya, namun dari sisi Demand Side Forum MMS menetapkan prioritas untuk mendorong partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam pengelolaan BUMDes. Masalah keterbatasan SDM dan kurangnya peguatan kapasitas pengelola BUMDes, serta masalah BUMDes yang tidak mandiri karena intervensi dalam usaha, keduanya dikategorikan ranah Supply Side, sehingga solusinya juga diharapkan oleh pemerintah atau Dinas PMD Sumenep. Dalam agenda piloting Forum telah mempersiapkan desain dan mekanisme, namun secara teknis dan materi dari OPD terkait.
Proses diskusi dan pembahasan workplan tahun kedua dalam pertemuan ini berlangsung hingga pukul 17.30 WIB. Pemahaman terhadap kegiatan secara filosofis sangat penting untuk memastikan kesiapan Tim Pelaksana dan Forum dalam berkolaborasi dengan OPD terkait. Peningkatan kapasitas CSO secara umum juga telah menjadi keniscayaan untuk berpartisipasi efektif dalam pembangunan daerah. Keseluruhan proses dan hasil pertemuan ini sudah dicatat oleh Note Taker, dan pada akhir sessi Tim Lakpesdam bersama Forum MMS menyepakati rencana selanjutnya untuk mempersiapkan pertemuan dengan Pemerintah dan OPD terkait dalam rangka pematangan analisis, penyepakatan solusi lokal dan peran para pihak (WJS).
Sesuai rundown kegiatan dimulai dengan pengantar dan sambutan, update informasi MADANI, review refleksi perjalanan Forum MMS; Penajaman visi terkait isu tematik untuk mendorong partisipasi dan pengawasan masyarakat terhadap efektivitas BUMDes; dan Penjelasan workplan MADANI untuk periode 2021-2022. Dalam sambutan Direktur Lakpesdam (Mohammad Ekoyanto) menyampaikan; program MADANI di Sumenep telah berlangsung selama satu tahun. Banyak perubahan positif yang sudah dirasakan khususnya peningkatan kapasitas internal Lakpesdam NU. Hal tersebut diharapkan berdampak kepada Anggota Forum dan proses-proses bersama untuk perwujudan visi kedepan. Dalam 3 bulan terakhir (Maret-Mei 2021), Lakpesdam NU telah berupaya menyelesaikan seluruh Deliverables Milestone-4 yang menjadi prasyarat rencana berikutnya. Karena itu kegiatan tahun kedua ini akan segera dimulai pada Juli 2021, setelah perjanjian kerjasama dengan USAID MADANI ditandatangani.
Anggota forum yang hadir dari Sekolah Perempuan KOBER, KNTI, IPNU, LPM Universitas Wiraradja, dan LPM STKIP Sumenep, semua tetap memiliki komitmen kuat untuk mendukung program ini dalam rangka mewujudkan visi bersama. Hasil review dan refleksi keberadaan Forum MMS dinilai sangat penting, dan terbukti banyak capaian positif yang telah diperoleh. Namun demikian tidak dipungkriri sebagian anggota forum belum terlalu faham bagaimana teknis untuk mewujudkan visi. Perwakilan LPM Universitas Wiraradja (Moh Kurdi) mengungkapkan; selama ini kita masih bertanya-tanya apa yang harus dilakukan dalam kegiatan bersama forum ini. Sebaiknya ada pembagian peran agar masing-masing anggota dapat berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing?.
Kendati senada dengan hal tersebut, perwakilan KNTI (Rosinah) mengakui kesibukannya telah menyebabkan tidak maksimal mengikuti kegiatan forum MMS. Selanjutnya ia berharap kegiatan bisa diperjelas untuk dapat menyesuaikan dengan agenda lain. Sementara dari SP KOBER (Raudlatun), lebih mengkritisi solusi lokal untuk menjawab akar masalah isu tematik pengelolaan BUMDes. Ada berbagai kreatif solusi yang ditawarkan sebelumnya, namun dari sisi Demand Side Forum MMS menetapkan prioritas untuk mendorong partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam pengelolaan BUMDes. Masalah keterbatasan SDM dan kurangnya peguatan kapasitas pengelola BUMDes, serta masalah BUMDes yang tidak mandiri karena intervensi dalam usaha, keduanya dikategorikan ranah Supply Side, sehingga solusinya juga diharapkan oleh pemerintah atau Dinas PMD Sumenep. Dalam agenda piloting Forum telah mempersiapkan desain dan mekanisme, namun secara teknis dan materi dari OPD terkait.
Proses diskusi dan pembahasan workplan tahun kedua dalam pertemuan ini berlangsung hingga pukul 17.30 WIB. Pemahaman terhadap kegiatan secara filosofis sangat penting untuk memastikan kesiapan Tim Pelaksana dan Forum dalam berkolaborasi dengan OPD terkait. Peningkatan kapasitas CSO secara umum juga telah menjadi keniscayaan untuk berpartisipasi efektif dalam pembangunan daerah. Keseluruhan proses dan hasil pertemuan ini sudah dicatat oleh Note Taker, dan pada akhir sessi Tim Lakpesdam bersama Forum MMS menyepakati rencana selanjutnya untuk mempersiapkan pertemuan dengan Pemerintah dan OPD terkait dalam rangka pematangan analisis, penyepakatan solusi lokal dan peran para pihak (WJS).
