Forum Masyarakat Madani Jombang Memperkenalkan SI BESUT Untuk Progam Pengolahan Sampah
Berita Warga

Dalam semangat menjalankan rencana aksi isu tematik, Sanggar Hijau Indonesia bersama Forum Masyarakat Madani Jombang menggelar lokakarya yang berjudul “Penyepakatan Design Piloting Indikator Sukses Piloting dengan Pemerintah Daerah dan Stakeholder Terkait” (09/09) di Ruang Rapat Adipura Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang. Lokakarya ini dihadiri 19 dari 25 anggota FMMJ termasuk diantaranya pemerintah daerah Jombang dan Perwakilan Instansi Pendidikan Universitas Darul Ulum Jombang. Kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan “Ekosistem Persampahan sebagai Pondasi Keberhasilan Program Pengelolaan Sampah” yang di sampaikan oleh Shanti Ramadhani.
Pemaparan Shanti dimulai dengan kondisi aktual saat ini yang terjadi dalam pengelolaan sampah yang tidak berlanjut, hal tersebut berdampak pada timbulnya masalah baru. Untuk meminimalisir akan terjadinya masalah baru Shanti menjelaskan bagaimana upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memulai memanajemen sumberdaya, selain menunjang keberlanjutan sistem manajemen pengelolaan sampah, hal ini juga mampu meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan dan menjadikan sampah itu sendiri sebagai sumberdaya.
Pemaparan lebih lanjutnya, Shanti mengenalkan istilah SI BESUT dalam pola manajemen pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Hal ini pun selaras dan mendukung SDGs tujuan nomor 12 terkait memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Iistilah SI BESUT sendiri merupakan kepanjangan dari Siap, Bank sampah, Ecobrick, Kompos untuk Tanaman. SI BESUT sendiri menjadi representatif kegiatan yang dapat dilakukan FMMJ beserta stakeholder terkait dalam menjalankan rencana aksi isu tematik yang berlokasi di Desa Sambong Dukuh dan Kelurahan Kaliwungu.
Lebih jauh Shanti menjelaskan “Siap adalah hal yang mencerminkan semangat dalam menuju manajemen sumberdaya yang berkelanjutan. ‘B’ kepanjangan dari Bank sampah untuk proses daur ulang sampah anorganik. Dilanjutkan dengan ‘E’ untuk ecobrick solusi mengatasi limbah rumah tangga plastik bekas non profit. dan yang terakhir adalah ‘SUT’ untuk kompoS Untuk Tanaman, untuk mengolah sampah basah dr dapur atau organik dgn mengkompos yang dimanfaatkan untuk menanaman mendukung progam KRPL (kawasan Rumah Pangan Lestari).
SI BESUT 3AH mempunyai prinsip yang sama artinya 3R, yang langsung menggunakan kata bahasa Indonesia sendiri yaitu cegAH pilAH olAH, dengan istilah yang lebih mudah diingat dan dipahami harapannya mudah dipraktikan juga.
Disamping hal tersebut Shanti juga menambahkan pemaparanya terkait beberapa aspek yang menunjang manajemen pengelolaan sampah yang berlanjut diantaranya: partisipasi masyarakat, peraturan yang menjadi acuan, kelembagaan sebagai pelaku penggerak, keuangan dan juga teknis operasionalnya.
Setelah pemaparan dari Shanti kegiatan lokakarya dilanjutkan dengan penandatangan kesepakatam dan dukungan kolaborasi program SI BESUT untuk peningkatan implementasi Perda Jombang Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pengolahan sampah serta Penetapan Lokasi Desa dan Kelurahan Percontohan Pelaksanaan Program di Kabupaten Jombang. Dengan adanya komitmen bersama ini diharapkan dapat terbentuk sinergitas dari berbagai pihak untuk menyukseskan rencana aksi isu tematik terkait pengelolaan sampah.
Pemaparan Shanti dimulai dengan kondisi aktual saat ini yang terjadi dalam pengelolaan sampah yang tidak berlanjut, hal tersebut berdampak pada timbulnya masalah baru. Untuk meminimalisir akan terjadinya masalah baru Shanti menjelaskan bagaimana upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memulai memanajemen sumberdaya, selain menunjang keberlanjutan sistem manajemen pengelolaan sampah, hal ini juga mampu meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan dan menjadikan sampah itu sendiri sebagai sumberdaya.
Pemaparan lebih lanjutnya, Shanti mengenalkan istilah SI BESUT dalam pola manajemen pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Hal ini pun selaras dan mendukung SDGs tujuan nomor 12 terkait memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Iistilah SI BESUT sendiri merupakan kepanjangan dari Siap, Bank sampah, Ecobrick, Kompos untuk Tanaman. SI BESUT sendiri menjadi representatif kegiatan yang dapat dilakukan FMMJ beserta stakeholder terkait dalam menjalankan rencana aksi isu tematik yang berlokasi di Desa Sambong Dukuh dan Kelurahan Kaliwungu.
Lebih jauh Shanti menjelaskan “Siap adalah hal yang mencerminkan semangat dalam menuju manajemen sumberdaya yang berkelanjutan. ‘B’ kepanjangan dari Bank sampah untuk proses daur ulang sampah anorganik. Dilanjutkan dengan ‘E’ untuk ecobrick solusi mengatasi limbah rumah tangga plastik bekas non profit. dan yang terakhir adalah ‘SUT’ untuk kompoS Untuk Tanaman, untuk mengolah sampah basah dr dapur atau organik dgn mengkompos yang dimanfaatkan untuk menanaman mendukung progam KRPL (kawasan Rumah Pangan Lestari).
SI BESUT 3AH mempunyai prinsip yang sama artinya 3R, yang langsung menggunakan kata bahasa Indonesia sendiri yaitu cegAH pilAH olAH, dengan istilah yang lebih mudah diingat dan dipahami harapannya mudah dipraktikan juga.
Disamping hal tersebut Shanti juga menambahkan pemaparanya terkait beberapa aspek yang menunjang manajemen pengelolaan sampah yang berlanjut diantaranya: partisipasi masyarakat, peraturan yang menjadi acuan, kelembagaan sebagai pelaku penggerak, keuangan dan juga teknis operasionalnya.
Setelah pemaparan dari Shanti kegiatan lokakarya dilanjutkan dengan penandatangan kesepakatam dan dukungan kolaborasi program SI BESUT untuk peningkatan implementasi Perda Jombang Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pengolahan sampah serta Penetapan Lokasi Desa dan Kelurahan Percontohan Pelaksanaan Program di Kabupaten Jombang. Dengan adanya komitmen bersama ini diharapkan dapat terbentuk sinergitas dari berbagai pihak untuk menyukseskan rencana aksi isu tematik terkait pengelolaan sampah.