FMMJ Sinau & Diskusi tentang Community Score Card untuk Menilai Pelayanan Pengelolaan Sampah
Citizen News 
Senin, 29 November 2021 Sanggar Hijau Indonesia (SHI) sebagai mitra utama program USAID MADANI di Jombang menyampaikan dalam pertemuan Forum Masyarakat Madani Jombang (FMMJ) tentang rencana penggunaan Community Score Card (CSC) -alat pemantauan/ evaluasi pelayanan publik- untuk menilai pelayanan pengelolaan sampah di daerah piloting: Desa Sambongdukuh dan Kelurahan Kaliwungu.
SHI bersama organisasi masyarakat sipil (OMS) dan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang tergabung dalam FMMJ bermaksud untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik di Jombang dengan prinsip pengelolaan dari sumber sampah. Maksud ini kemudian akan diujicobakan pada dua desa percontohan yakni Desa Sambongdukuh dan Kelurahan Kaliwungu. Penggunaan CSC ini dimaksudkan dapat membantu dalam pengumpulan data untuk penyusuan rencana aksi yang akan digunakan oleh FMMJ.
Palupi Pusporini sebagai Field Coordinator program USAID MADANI di Jombang menyampaikan,
“Kali ini kita akan mencoba untuk melihat realitas/ pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah di Kab Jombang. Bukan untuk mencari persoalan terkait kebijakan yang sudah ada, tapi untuk melihat dan memberikan usulan/ masukan agar pengelolaan sampah di Kab. Jombang bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku, dan penerima manfaat bisa merasakan semua dari yang sudah diselenggarakan dari kebijakan pengelolaan sampah.”
CSC belum umum digunakan sebagai alat penilaian pelayanan di Jombang. Biasanya, penilaian pelayanan publik dilakukan melalui survey atau kuisioner. Dalam kegiatan pada 29/11/21 ini juga bertujuan untuk berbagi informasi tentang apa itu CSC kepada OMS dan OPD, anggota FMMJ.
Lutfi Nur Hadi dari Sanggar Hijau Indonesia bertindak sebagai pemapar dalam penjelasan mengenai CSC. Berikut beberapa poin penting yang disampaikan tentang apa itu CSC.
CSC adalah alat pemantauan/ evaluasi Pelayanan Publik partisipasif berbasis masyarakat yang memungkinkan warga menilai kualitas pelayanan public dalam ruang bedialog.
Output yang diharapkan dari pelaksanaan CSC disebutkan sebagai berikut :
1. Pemerintah menyadari pentingnya menyediaakna layanan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat.
2. Masyarakat memahami pentingnya peran aktif, menuntut haknya, memberikan masukan/koreksi terkait pelayanan pengelolaan sampah.
3. Tercipatanya komunikasi dan harmonisasi antara penyedia layanan dan pengguna layanan untuk mempertahankan layanan yang berkualitas
Pelaksanaa CSC melalui beberapa tahapan :
(a) Persiapan umum yakni memetakan aktor yang akan terlibat diskusi, aspek, dan instrumen pertanyaan yang akan digunakan.
(b) Persiapan khusus dengan melibatkan masyarakat dan OPD terkait untuk menyusun instrumen.
(c) Focus Group Discussion (FGD) untuk pengumpulan data. FGD akan dilakukan tiga kali : FGD dengan masyarakat; FGD dengan penyedia layanan; dan FGD yang mempertemukan masyarakat dan penyedia layanan.
(d) Monitoring Rekomendasi CSC dan rencana aksi.
Penilaian menggunakan CSC dilakukan melalui metode diskusi untuk menghasilkan mufakat nilai yang diberikan untuk pelayanan publik terkait dan diharapkan dapat menghasilkan saran/ rekomendasi tentang apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Ada tiga aspek dalam pengelolaan sampah yang akan dinilai FMMJ yaitu : kualitas penyelenggaraan, sistem informasi, dan sistem pengaduan.
Penyampaian tentang CSC ini juga diharapkan dapat menjadi wawasan baru untuk anggota FMMJ dalam menilai pelayanan publik pada fokus isu lainnya selain pengelolaan sampah. FMMJ sendiri adalah forum yang beranggotakan organisasi lintas isu di Jombang.
Pertemuan FMMJ di Ruang Rapat DLH ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang instrumen CSC yang akan digunakan.
(S. Graha)
SHI bersama organisasi masyarakat sipil (OMS) dan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang tergabung dalam FMMJ bermaksud untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik di Jombang dengan prinsip pengelolaan dari sumber sampah. Maksud ini kemudian akan diujicobakan pada dua desa percontohan yakni Desa Sambongdukuh dan Kelurahan Kaliwungu. Penggunaan CSC ini dimaksudkan dapat membantu dalam pengumpulan data untuk penyusuan rencana aksi yang akan digunakan oleh FMMJ.
Palupi Pusporini sebagai Field Coordinator program USAID MADANI di Jombang menyampaikan,
“Kali ini kita akan mencoba untuk melihat realitas/ pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah di Kab Jombang. Bukan untuk mencari persoalan terkait kebijakan yang sudah ada, tapi untuk melihat dan memberikan usulan/ masukan agar pengelolaan sampah di Kab. Jombang bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku, dan penerima manfaat bisa merasakan semua dari yang sudah diselenggarakan dari kebijakan pengelolaan sampah.”
CSC belum umum digunakan sebagai alat penilaian pelayanan di Jombang. Biasanya, penilaian pelayanan publik dilakukan melalui survey atau kuisioner. Dalam kegiatan pada 29/11/21 ini juga bertujuan untuk berbagi informasi tentang apa itu CSC kepada OMS dan OPD, anggota FMMJ.
Lutfi Nur Hadi dari Sanggar Hijau Indonesia bertindak sebagai pemapar dalam penjelasan mengenai CSC. Berikut beberapa poin penting yang disampaikan tentang apa itu CSC.
CSC adalah alat pemantauan/ evaluasi Pelayanan Publik partisipasif berbasis masyarakat yang memungkinkan warga menilai kualitas pelayanan public dalam ruang bedialog.
Output yang diharapkan dari pelaksanaan CSC disebutkan sebagai berikut :
1. Pemerintah menyadari pentingnya menyediaakna layanan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat.
2. Masyarakat memahami pentingnya peran aktif, menuntut haknya, memberikan masukan/koreksi terkait pelayanan pengelolaan sampah.
3. Tercipatanya komunikasi dan harmonisasi antara penyedia layanan dan pengguna layanan untuk mempertahankan layanan yang berkualitas
Pelaksanaa CSC melalui beberapa tahapan :
(a) Persiapan umum yakni memetakan aktor yang akan terlibat diskusi, aspek, dan instrumen pertanyaan yang akan digunakan.
(b) Persiapan khusus dengan melibatkan masyarakat dan OPD terkait untuk menyusun instrumen.
(c) Focus Group Discussion (FGD) untuk pengumpulan data. FGD akan dilakukan tiga kali : FGD dengan masyarakat; FGD dengan penyedia layanan; dan FGD yang mempertemukan masyarakat dan penyedia layanan.
(d) Monitoring Rekomendasi CSC dan rencana aksi.
Penilaian menggunakan CSC dilakukan melalui metode diskusi untuk menghasilkan mufakat nilai yang diberikan untuk pelayanan publik terkait dan diharapkan dapat menghasilkan saran/ rekomendasi tentang apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Ada tiga aspek dalam pengelolaan sampah yang akan dinilai FMMJ yaitu : kualitas penyelenggaraan, sistem informasi, dan sistem pengaduan.
Penyampaian tentang CSC ini juga diharapkan dapat menjadi wawasan baru untuk anggota FMMJ dalam menilai pelayanan publik pada fokus isu lainnya selain pengelolaan sampah. FMMJ sendiri adalah forum yang beranggotakan organisasi lintas isu di Jombang.
Pertemuan FMMJ di Ruang Rapat DLH ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang instrumen CSC yang akan digunakan.
(S. Graha)
