Filosofi Wayang Jawa: Kamajaya & Kamaratih, Lambang Kerukunan Pasangan
Berita Warga
Sama halnya dengan mitologi dari bangsa lain, dalam pewayangan Jawa dikenal pula sosok dewa cinta dan kasih sayang.
Kamajaya dan Kamaratih adalah pasangan dewa dewi pemelihara rasa cinta kasih sayang dalam jagat pewayangan. Keduanya digambarkan sangat rukun dan setia.
Mereka tidak bertugas dari kayangan, tetapi menitis ke dunia menjadi benih-benih cinta dan kasih sayang tulus dalam diri laki-laki dan perempuan.
KAMAJAYA & KAMARATIH
Di dalam pewayangan Jawa, Batara Kamajaya dan istrinya, Batara Kamaratih merupakan lambang kerukunan pasangan. Keduanya berparas tampan dan cantik serta memiliki tugas sebagai dewa cinta kasih di jagat pewayangan. Dikenal sangat rukun, saling mencintai,serta setia terhadap pasangannya. Tidak pernah dikisahkan ada perselisahan diantara keduanya.
Dikisahkan pada suatu hari, Batara Guru sedang bertapa dan tiba-tiba kahyangan geger oleh serangan pasukan raksasa utusan Prabu Nilarudraka yang membuat seluruh dewa kewalahan. Kondisi semakin genting, para dewa kemudian menyusul Batara Guru untuk membangunkannya dari pertapaan. Namun, segala upaya gagal dilakukan. Batara Guru tetap teguh dalam tapanya.
Batara Kamajaya lalu berinisiatif membangunkan Batara Guru dengan menggunakan Panah Pancawisaya. Panah ini jika mengenai seseorang akan menimbulkan rasa cinta dan membangkitkan rasa birahi. Panah dilepaskan dan mengenai Batara Guru, seketika tapanya batal dan beliau terbangun dalam kondisi marah. Dari mata ketiganya, muncul cahaya biru yang langsung mengenai Batara Kamajaya dan membakar hangus tubuhnya.
Mengetahui kematian Kamajaya, Batari Kamaratih meminta untuk dibunuh juga oleh Batara Guru agar dapat menyusul suaminya. Batara Guru yang luruh amarahnya kemudian menghidupkan kembali Batara Kamajaya menggunakan Tirta Amerta. Namun, karena telah membuat kesalahan, Batara Kamajaya kemudian diutus untuk bersemayam pada jiwa laki-laki di dunia. Sedangkan Batari Kamaratih ikut pula turun dan bersemayam pada jiwa setiap perempuan.
Kedua dewa tersebut bertugas untuk menyatukan jiwa laki-laki dan perempuan menjadi sepasang kekasih maupun suami istri yang dilengkapi cinta, kasih sayang, dan kerukunan hubungan.
Sumber: JOGJA SENI https://www.instagram.com/jogjaseni/
UPDATE INFO SEPUTAR JOGJA
Event | Seni | Budaya | Wisata | Kuliner
https://wa.me/+6281213623080
Kamajaya dan Kamaratih adalah pasangan dewa dewi pemelihara rasa cinta kasih sayang dalam jagat pewayangan. Keduanya digambarkan sangat rukun dan setia.
Mereka tidak bertugas dari kayangan, tetapi menitis ke dunia menjadi benih-benih cinta dan kasih sayang tulus dalam diri laki-laki dan perempuan.
KAMAJAYA & KAMARATIH
Di dalam pewayangan Jawa, Batara Kamajaya dan istrinya, Batara Kamaratih merupakan lambang kerukunan pasangan. Keduanya berparas tampan dan cantik serta memiliki tugas sebagai dewa cinta kasih di jagat pewayangan. Dikenal sangat rukun, saling mencintai,serta setia terhadap pasangannya. Tidak pernah dikisahkan ada perselisahan diantara keduanya.
Dikisahkan pada suatu hari, Batara Guru sedang bertapa dan tiba-tiba kahyangan geger oleh serangan pasukan raksasa utusan Prabu Nilarudraka yang membuat seluruh dewa kewalahan. Kondisi semakin genting, para dewa kemudian menyusul Batara Guru untuk membangunkannya dari pertapaan. Namun, segala upaya gagal dilakukan. Batara Guru tetap teguh dalam tapanya.
Batara Kamajaya lalu berinisiatif membangunkan Batara Guru dengan menggunakan Panah Pancawisaya. Panah ini jika mengenai seseorang akan menimbulkan rasa cinta dan membangkitkan rasa birahi. Panah dilepaskan dan mengenai Batara Guru, seketika tapanya batal dan beliau terbangun dalam kondisi marah. Dari mata ketiganya, muncul cahaya biru yang langsung mengenai Batara Kamajaya dan membakar hangus tubuhnya.
Mengetahui kematian Kamajaya, Batari Kamaratih meminta untuk dibunuh juga oleh Batara Guru agar dapat menyusul suaminya. Batara Guru yang luruh amarahnya kemudian menghidupkan kembali Batara Kamajaya menggunakan Tirta Amerta. Namun, karena telah membuat kesalahan, Batara Kamajaya kemudian diutus untuk bersemayam pada jiwa laki-laki di dunia. Sedangkan Batari Kamaratih ikut pula turun dan bersemayam pada jiwa setiap perempuan.
Kedua dewa tersebut bertugas untuk menyatukan jiwa laki-laki dan perempuan menjadi sepasang kekasih maupun suami istri yang dilengkapi cinta, kasih sayang, dan kerukunan hubungan.
Sumber: JOGJA SENI https://www.instagram.com/jogjaseni/
UPDATE INFO SEPUTAR JOGJA
Event | Seni | Budaya | Wisata | Kuliner
https://wa.me/+6281213623080