Budaya Nusantara: Festival Bau Nyale
Berita Warga
Sebuah tradisi berburu cacing laut warna-warni atau disebut Nyale di sepanjang Pantai Seger, Lombok Tengah oleh masyarakat Suku Sasak yang menyimpan kisah legenda seorang putri bernama Mandalika.
Kisah Putri Mandalika yang menolak menikah dengan para pangeran agar menghindari perpecahan dan pertumpahan darah sehingga memilih mengorbankan dirinya untuk rakyat dengan terjun ke laut dan ditelan gelombang.
Setelah laut surut, munculah cacing berwarna-warni sebagai jelmaan Putri Mandalika yang akhirnya menjadi awal mula tradisi Bau Nyale.
Setelah itu Nyale dimasak agar dikonsumsi oleh para warga sebagai bentuk kecintaan mereka kepada Putri Mandalika yang telah rela berkorban demi rakyatnya.
Pelaksanaan festival Bau Nyale dilakukan pada dini hari karena Nyale keluar pada saat itu. Ribuan warga berbondong-bondong di sekitar bibir pantai untuk berburu Nyale.
Foto: Festival Bau Nyale (Wikimedia Commons/Focusfeel)
& Nyale di tangan (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Sumber: Budaya.id
Kisah Putri Mandalika yang menolak menikah dengan para pangeran agar menghindari perpecahan dan pertumpahan darah sehingga memilih mengorbankan dirinya untuk rakyat dengan terjun ke laut dan ditelan gelombang.
Setelah laut surut, munculah cacing berwarna-warni sebagai jelmaan Putri Mandalika yang akhirnya menjadi awal mula tradisi Bau Nyale.
Setelah itu Nyale dimasak agar dikonsumsi oleh para warga sebagai bentuk kecintaan mereka kepada Putri Mandalika yang telah rela berkorban demi rakyatnya.
Pelaksanaan festival Bau Nyale dilakukan pada dini hari karena Nyale keluar pada saat itu. Ribuan warga berbondong-bondong di sekitar bibir pantai untuk berburu Nyale.
Foto: Festival Bau Nyale (Wikimedia Commons/Focusfeel)
& Nyale di tangan (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Sumber: Budaya.id