Budaya Nusantara: Alat Musik Sasando NTT
Citizen News
Menurut cerita yang beredar, Sasando bermula dari kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta dengan putri Raja. Mengetahui Sangguana jatuh cinta terhadap putrinya, sang raja memberikan syarat kepada Sangguana untuk membuat alat musik yang berbeda dari musik lainnya.
Sangguana pun bermimpi, dalam mimpi tersebut ia memainkan alat musik yang berbentuk indah dan memiliki suara yang merdu. Kemudian Sangguana membuat Sasando dan diberikan kepada sang raja. Sang raja lalu mengijinkan Sangguana, menikahkaan putrinya dengan Sangguana.
Sasando sendiri berasal dari bahasa Rote, yaitu Sasandu yang berarti bergetar atau berbunyi. Sasando sering dimainkan untuk mengiringi nyanyian syair,tarian tradisional dan menghibur keluarga yang berduka.
Sasando memiliki dua tipe yang berbeda yaitu tradisional dan elektrik. Sasando tradisional merupakan bentuk Sasando tradisional merupakan bentuk Sasando aslinya dan dimainkan tanpa alat elektronik seperti amplifier atau akustik.
Sedangkan Sasando elektrik merupakan jenis Sasando yang dapat dimainkan dengan alat elektronik. Sasando elektrik biasa dimainkan dalam panggung besar atau pertunjukan modern.
Berdasarkan suaranya, Sasando dibagi menjadi beberapa jenis seperti Sasando engkel, Sasando dobel, Sasando gong, dan Sasando biola. Sasando engkel memiliki 28 dawa. Sasando dobel memiliki 56 atau 84 dawai, sehingga memiliki banyak jenis suara.
Sedangkan Sasando gong merupakan jenis Sasando yang memiliki suara hampir menyerupai suara gong. Selain itu, Sasando biola adalah Sasando yang memiliki suara hampir sama dengan suara biola.
Sumber: Kulturnesian.id
http://tiktok.com/@kulturnesia
youtube.com/channel/UC6BkFBzztckZfABrFQ3c9eg
Sangguana pun bermimpi, dalam mimpi tersebut ia memainkan alat musik yang berbentuk indah dan memiliki suara yang merdu. Kemudian Sangguana membuat Sasando dan diberikan kepada sang raja. Sang raja lalu mengijinkan Sangguana, menikahkaan putrinya dengan Sangguana.
Sasando sendiri berasal dari bahasa Rote, yaitu Sasandu yang berarti bergetar atau berbunyi. Sasando sering dimainkan untuk mengiringi nyanyian syair,tarian tradisional dan menghibur keluarga yang berduka.
Sasando memiliki dua tipe yang berbeda yaitu tradisional dan elektrik. Sasando tradisional merupakan bentuk Sasando tradisional merupakan bentuk Sasando aslinya dan dimainkan tanpa alat elektronik seperti amplifier atau akustik.
Sedangkan Sasando elektrik merupakan jenis Sasando yang dapat dimainkan dengan alat elektronik. Sasando elektrik biasa dimainkan dalam panggung besar atau pertunjukan modern.
Berdasarkan suaranya, Sasando dibagi menjadi beberapa jenis seperti Sasando engkel, Sasando dobel, Sasando gong, dan Sasando biola. Sasando engkel memiliki 28 dawa. Sasando dobel memiliki 56 atau 84 dawai, sehingga memiliki banyak jenis suara.
Sedangkan Sasando gong merupakan jenis Sasando yang memiliki suara hampir menyerupai suara gong. Selain itu, Sasando biola adalah Sasando yang memiliki suara hampir sama dengan suara biola.
Sumber: Kulturnesian.id
http://tiktok.com/@kulturnesia
youtube.com/channel/UC6BkFBzztckZfABrFQ3c9eg