Beberapa Alasan Utama Tidak Pakai Grammar Ketika Belajar Bahasa Inggris (Bag.1)
Berita Warga

Ada yang sedang belajar Bahasa Inggris atau bahasa asing lain?
Jika boleh jujur, setiap orang akan merasa senang dan bangga kalau bisa menguasai bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Tetapi faktanya, belajar menerapkan Bahasa Inggris itu tak begitu diminati. Banyak yang takut, risih, pusing, dsb.
Di tempat les sendiri, pimpinan lembaga memintaku untuk fokus mengembangkan kemampuan listening dan speaking. Kini kami sudah memasuki minggu ke-3. Daku jadi teringat komentar seorang rekan. Katanya dia tidak pernah melihatku menulis formula atau rumus tenses.
Grammar, gramatika, atau tata bahasa memang sangat penting. Kita jadi terkesan lebih ilmiah, intelijen, atau berbeda dengan orang awam yang tak mempelajarinya.
Tetapi kalau TERLALU FOKUS, hasilnya kemungkinan besar akan sukar. Lebih lagi kalau tujuan kita itu untuk belajar mendengarkan dan berbicara.
Demikian juga dengan speaking, yang dipraktikkan dengan “asal bunyi”. Aneka rangsangan dirancang sedemikian rupa agar kami speak up. Jadi dosen lebih mendorong kami untuk angkat bicara, menyampaikan sesuatu, berkomunikasi, dsb. Barulah kalau ada bahan koreksi, beliau meluruskannya.
Demikian juga ketika ada pengetahuan grammar yang perlu disampaikan, maka beliau menjelaskannya sambil menghubungkannya dengan apa yang tengah kami bicarakan.
Jika dibuatkan list-nya, berikut ini alasan kenapa tidak harus memusingkan grammar ketika mengajar atau belajar bahasa asing. Jom!
#1. Grammar Kurang Bisa Menggoda Kita untuk Mencintai Bahasa
Ada gitu yang jatuh cinta pada Pelajaran Bahasa Inggris karena grammar-nya? Aneka aturan berbahasa memang membuat kita lebih tahu dan berhati-hati ketika menggunakannya.
Tetapi hal tersebut juga menanamkan ketakutan, keraguan, dan rasa malu tersendiri jika kita terlalu mengagungkannya. Takut salah atau apa.
Keadaan bisa kacau kalau kita tidak bisa mencintai, melainkan malah membenci. Dampaknya kemungkinan besar negatif. Bisa-bisa kita frustasi duluan menghadapi rumus atau formula yang harus dihapal.
Sumber: rosediana.net
Jika boleh jujur, setiap orang akan merasa senang dan bangga kalau bisa menguasai bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Tetapi faktanya, belajar menerapkan Bahasa Inggris itu tak begitu diminati. Banyak yang takut, risih, pusing, dsb.
Di tempat les sendiri, pimpinan lembaga memintaku untuk fokus mengembangkan kemampuan listening dan speaking. Kini kami sudah memasuki minggu ke-3. Daku jadi teringat komentar seorang rekan. Katanya dia tidak pernah melihatku menulis formula atau rumus tenses.
Grammar, gramatika, atau tata bahasa memang sangat penting. Kita jadi terkesan lebih ilmiah, intelijen, atau berbeda dengan orang awam yang tak mempelajarinya.
Tetapi kalau TERLALU FOKUS, hasilnya kemungkinan besar akan sukar. Lebih lagi kalau tujuan kita itu untuk belajar mendengarkan dan berbicara.
Demikian juga dengan speaking, yang dipraktikkan dengan “asal bunyi”. Aneka rangsangan dirancang sedemikian rupa agar kami speak up. Jadi dosen lebih mendorong kami untuk angkat bicara, menyampaikan sesuatu, berkomunikasi, dsb. Barulah kalau ada bahan koreksi, beliau meluruskannya.
Demikian juga ketika ada pengetahuan grammar yang perlu disampaikan, maka beliau menjelaskannya sambil menghubungkannya dengan apa yang tengah kami bicarakan.
Jika dibuatkan list-nya, berikut ini alasan kenapa tidak harus memusingkan grammar ketika mengajar atau belajar bahasa asing. Jom!
#1. Grammar Kurang Bisa Menggoda Kita untuk Mencintai Bahasa
Ada gitu yang jatuh cinta pada Pelajaran Bahasa Inggris karena grammar-nya? Aneka aturan berbahasa memang membuat kita lebih tahu dan berhati-hati ketika menggunakannya.
Tetapi hal tersebut juga menanamkan ketakutan, keraguan, dan rasa malu tersendiri jika kita terlalu mengagungkannya. Takut salah atau apa.
Keadaan bisa kacau kalau kita tidak bisa mencintai, melainkan malah membenci. Dampaknya kemungkinan besar negatif. Bisa-bisa kita frustasi duluan menghadapi rumus atau formula yang harus dihapal.
Sumber: rosediana.net