Bagaimana Bisa Orang Bule Itu Tinggi-Tinggi?
Citizen News

Pernah nggak, ketika kita berjalan-jalan, tiba-tiba bertemu orang bule? Pasti pernah, kan? Setiap lihat mereka, pasti langsung kepikiran 'tiang'.
Ternyata, orang bule itu menjadi tinggi , bukan karena mereka memang ditakdirkan 'dari sana'nya bertubuh besar, sedang orang-orang Asia bertubuh kecil. Sebenarnya ukuran besar badan orang bule yang sangat kontras dengan orang Asia.
Menurut penelitian Timothy J. Hatton, Professor Ekonomi Universitas Essex, tinggi orang Eropa rata-rata naik 11 cm lebih tinggi dari nenek moyangnya dari satu abad lalu. Pada abad 19, tinggi rata-rata pria Eropa 167 cm. Bukan kategori tinggi jika dibandingin ornag Indonesia saat ini kan?
Maka, Hatton mengambil kesimpulan kalo pertumbuhan tinggi, dipengaruhi oleh tingkat kemakmuran. "Teori" dari Hatton ini seakan dapat dukungan penelitian laen, seperti rata-rata pemuda Korea Selatan, punya ukuran tinggi 12 cm di atas orang-orang Korea Utara berusia 40 tahun. Padahal dua korea itu bukan ras berbeda.
Karena gizi makanan menentukan perkembangan tinggi badan, maka Hatton menyatakan, kalau 'ukuran tinggi rata-rata' dapat dipakai untuk mengukur tingkat kemakmuran sebuah negara.
Mungkin hal ini bisa didukung atas fakta bahwa negara paling 'miskin' di Eropa Barat adalah Portugal, dan orang portugal punya ukuran tubuh paling kecil di antara orang Eropa, yaitu rata-rata pria setinggi 'hanya' 172 cm.
Orang Jepang dulu pendek-pendek,, tapi jaman sekarang tinggi rata-rata orang Jepang bertambah, dibandingin dengan orang-orang jepang jaman penjajahan.
Untuk kasus di Indonesia hal ini juga bisa dipraktekkan. Dengan memperbaiki gaya hidup sehari-hari. Makan makanan yang bergizi dan olahraga yang teratur.
Ternyata, orang bule itu menjadi tinggi , bukan karena mereka memang ditakdirkan 'dari sana'nya bertubuh besar, sedang orang-orang Asia bertubuh kecil. Sebenarnya ukuran besar badan orang bule yang sangat kontras dengan orang Asia.
Menurut penelitian Timothy J. Hatton, Professor Ekonomi Universitas Essex, tinggi orang Eropa rata-rata naik 11 cm lebih tinggi dari nenek moyangnya dari satu abad lalu. Pada abad 19, tinggi rata-rata pria Eropa 167 cm. Bukan kategori tinggi jika dibandingin ornag Indonesia saat ini kan?
Maka, Hatton mengambil kesimpulan kalo pertumbuhan tinggi, dipengaruhi oleh tingkat kemakmuran. "Teori" dari Hatton ini seakan dapat dukungan penelitian laen, seperti rata-rata pemuda Korea Selatan, punya ukuran tinggi 12 cm di atas orang-orang Korea Utara berusia 40 tahun. Padahal dua korea itu bukan ras berbeda.
Karena gizi makanan menentukan perkembangan tinggi badan, maka Hatton menyatakan, kalau 'ukuran tinggi rata-rata' dapat dipakai untuk mengukur tingkat kemakmuran sebuah negara.
Mungkin hal ini bisa didukung atas fakta bahwa negara paling 'miskin' di Eropa Barat adalah Portugal, dan orang portugal punya ukuran tubuh paling kecil di antara orang Eropa, yaitu rata-rata pria setinggi 'hanya' 172 cm.
Orang Jepang dulu pendek-pendek,, tapi jaman sekarang tinggi rata-rata orang Jepang bertambah, dibandingin dengan orang-orang jepang jaman penjajahan.
Untuk kasus di Indonesia hal ini juga bisa dipraktekkan. Dengan memperbaiki gaya hidup sehari-hari. Makan makanan yang bergizi dan olahraga yang teratur.