Samsat zero waste untuk masyarakat sadar sampah dan taat pajak
Berita Warga

LOMBOKita – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar kegiatan sosialisasi Samsat Zero Waste, Samsat Delivery dan Samsat TMDU di Lombok Barat. Kegiatan tersebut berlangsung di Restaurant Ujung Landasan-Gerung, Kamis (13/2/2020).
Sekda Lombok Barat, Dr. H. Baehaqi, S.Si, M.Pd, MM mengungkapkan, program ini nantinya harus bisa menyertakan keterlibatan seluruh aparatur UPT Samsat atau Bapenda Provinsi untuk terlibat aktif dalam mengedukasi para wajib pajak kendaraan agar mengelola sampah secara baik.
“Inovasi berupa Samsat Zero Waste, misalnya, tidak hanya menyertakan keterlibatan seluruh aparatur UPT Samsat atau Bapenda Provinsi untuk “ramai-ramai” dengan isu bebas sampah. Namun sejatinya menjadi upaya Samsat untuk terlibat aktif dalam mengedukasi para wajib pajak kendaraan agar mengelola sampah secara baik,” beber mantan Ketua Bappeda Lombok Barat ini.
Menurutnya, perkembangan pesat populasi tentunya akan berdampak terhadap perkembangan dan pertumbuhan sampah. Baehaqi mengilustrasikan, bahwa jika secara rata-rata setiap rumah tangga dengan 4 sampai 5 anggota keluarga memproduksi sampah antara 0,8 sampai 1 kilogram sampah per hari, maka bisa dibayangkan berapa jumlah sampah yang diproduksi di NTB dari 5 juta warga NTB per hari.
“Di sisi lain, kita tidak membarengkan pertumbuhan itu dengan tata kelola sampah yang baik, yang integratif, yang merangkum persoalan hulu atau rumah tangga, sampai hilir di tempat pembuangan sampah. Dalam hal ini keterlibatan Samsat sangatlah penting terutama dalam hal edukasi kepada masyarakat wajib pajak,” ujar Baehaqi.
sumber:lombok kita
Sekda Lombok Barat, Dr. H. Baehaqi, S.Si, M.Pd, MM mengungkapkan, program ini nantinya harus bisa menyertakan keterlibatan seluruh aparatur UPT Samsat atau Bapenda Provinsi untuk terlibat aktif dalam mengedukasi para wajib pajak kendaraan agar mengelola sampah secara baik.
“Inovasi berupa Samsat Zero Waste, misalnya, tidak hanya menyertakan keterlibatan seluruh aparatur UPT Samsat atau Bapenda Provinsi untuk “ramai-ramai” dengan isu bebas sampah. Namun sejatinya menjadi upaya Samsat untuk terlibat aktif dalam mengedukasi para wajib pajak kendaraan agar mengelola sampah secara baik,” beber mantan Ketua Bappeda Lombok Barat ini.
Menurutnya, perkembangan pesat populasi tentunya akan berdampak terhadap perkembangan dan pertumbuhan sampah. Baehaqi mengilustrasikan, bahwa jika secara rata-rata setiap rumah tangga dengan 4 sampai 5 anggota keluarga memproduksi sampah antara 0,8 sampai 1 kilogram sampah per hari, maka bisa dibayangkan berapa jumlah sampah yang diproduksi di NTB dari 5 juta warga NTB per hari.
“Di sisi lain, kita tidak membarengkan pertumbuhan itu dengan tata kelola sampah yang baik, yang integratif, yang merangkum persoalan hulu atau rumah tangga, sampai hilir di tempat pembuangan sampah. Dalam hal ini keterlibatan Samsat sangatlah penting terutama dalam hal edukasi kepada masyarakat wajib pajak,” ujar Baehaqi.
sumber:lombok kita