Masuk Daftar

Khotbah Idul Fitri di Masjid An Nuur: Jangan Hanya Hamba Ramadhan, Jadilah Hamba Rabbani

Berita Warga
Atmago.com, Yogyakarta---Suasana khidmat terlihat di Masjid An-Nuur Kampung Nyutran, RW 21, Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, saat umat Islam berkumpul untuk menunaikan Salat Idul Fitri pada Senin (31/3/2025). Ustadz Abdul Razaq, M.Si bertindak sebagai imam sekaligus khatib, menyampaikan pesan yang mendalam tentang makna Idul Fitri sebagai momen kemenangan dan refleksi spiritual.

Dalam khotbahnya, Ustadz Abdul Razaq mengingatkan bahwa Idul Fitri bukan sekadar perayaan, melainkan puncak dari perjalanan spiritual selama bulan Ramadhan. Setelah sebulan penuh berpuasa, menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadah, tibalah saatnya untuk merayakan kemenangan dengan memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil sebagai wujud syukur kepada Allah SWT. Beliau mengutip firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 185, yang mengingatkan agar umat Islam mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya dan bersyukur atas nikmat-Nya.

Namun, di tengah kegembiraan ini, Ustadz Abdul Razaq mengajak jamaah untuk merenung: Apakah kita akan dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan? Sebab, hidup memiliki batas yang tidak bisa ditawar. Seperti yang disebutkan dalam QS Al-A"raf ayat 34, setiap umat memiliki ajalnya sendiri. Oleh karena itu, beliau mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadhan sebagai madrasah kehidupan yang membekali kita dengan ketaqwaan sepanjang tahun.

Tiga indikator kesuksesan Ramadhan yang disampaikan dalam khotbah ini mengajak jamaah untuk terus meningkatkan kualitas diri. Pertama, meningkatnya dimensi spiritual, di mana seorang Muslim harus lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan-Nya sebagai pusat kehidupan.

Kedua, meningkatnya dimensi sosial, dengan menjadi pribadi yang tidak hanya saleh bagi dirinya sendiri, tetapi juga muslih, yaitu membawa manfaat bagi orang lain melalui sedekah, infak, dan amal kebajikan lainnya. Ketiga, meningkatnya kualitas emosional, dengan menjadi pribadi yang lebih lembut hati, mudah memaafkan, dan tidak menyimpan dendam.

Karena itu, lanjut Razaq, Ramadhan sebagai pembelajar kehidupan, membekali diri kita hidup sepanjang tahun dengan bekal ketaqwaan. InsyaAllah semua itu, bagian dari ikhtiar me-ramadhan-kan ramadhan, di luar ramadhan.

Artinya, kita selaku hamba Allah SWT yang Rabbani, dan bukan hanya taat di bulan Ramadhan saja, seperti yang disampaikan salafus salih: “Jadilah engkau hamba Rab, dan bukan menjadi hamba Ramadhan”, artinya melakukan ketaatan tidak hanya dalam ramadhan, namun juga di luar ramadhan.

Di akhir khotbah, Ustadz Abdul Razaq menekankan pentingnya meminta maaf kepada orang tua, keluarga, dan sesama. Beliau mengingatkan bahwa ridha Allah terletak pada ridha orang tua, sebagaimana hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa keridhoaan dan kemurkaan Allah berada dalam kemurkaan kedua orang tua.

Momen Idul Fitri adalah saat terbaik untuk membuka hati, memaafkan, dan memperbaiki hubungan dengan sesama, karena sejatinya, kebahagiaan bukan hanya dalam perayaan, tetapi juga dalam kedamaian hati.

Dengan penuh harapan, Ustadz Abdul Razaq menutup khotbahnya dengan doa agar seluruh amal ibadah selama Ramadhan diterima Allah SWT, dan agar kita semua diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci di tahun mendatang. (KangRozaq)

Tagar Populer

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar