Sholat Idul Adha di Kampung Bintaran, Mendidik Anak: Ikhtiar Langit dan Bumi ala Ibrahim
Berita Warga

Atmago.com, Yogyakarta---Suasana khidmat dan penuh rasa syukur menyelimuti pelaksanaan Sholat Idul Adha di sepanjang Jalan Bintaran Tengah, Kampung Bintaran, Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta pada pagi hari ini, Senin (17/6). Ratusan jamaah dari berbagai usia berkumpul untuk melaksanakan ibadah yang istimewa ini. Sholat idul adha diselenggarakan oleh Takmir Masjid At-Tauhid, Kampung Bintaran, sebagai imam sekaligus khotib, Ustadz Abdul Razaq, S.I.P., M.Si.
Sejak pukul 06.00 WIB, warga telah berdatangan dan mengisi barisan sholat yang membentang di sepanjang jalan Bintaran Tengah. Dengan tertib dan penuh semangat, jamaah mengikuti rangkaian sholat Idul Adha.
Dalam khutbahnya yang bertema "Mendidik Anak: Ikhtiar Langit dan Bumi ala Ibrahim", Ustadz Abdul Razaq menyampaikan pesan-pesan mendalam mengenai pentingnya pendidikan anak yang holistik, mencontoh Nabi Ibrahim AS. yang dikenal sebagai teladan dalam mendidik keluarganya. Ia menekankan bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab duniawi tetapi juga ukhrawi, memadukan ikhtiar langit dan bumi.
Ia menjelaskan, kisah Nabi Ibrahim AS selalu menjadi sumber inspirasi dan pelajaran bagi umat Islam. Dalam konteks mendidik anak, kisah ini memberikan banyak hikmah yang relevan, terutama di era digital saat ini. Ini memberikan pelajaran berharga, bagaimana keteladanan Nabi Ibrahim dapat diterapkan dalam pendidikan anak-anak di zaman yang penuh tantangan ini.
Nabi Ibrahim dikenal karena keikhlasan, kesabaran, dan keteguhannya dalam menjalankan perintah Allah. Salah satu momen paling mengharukan dalam kisahnya adalah, saat ia diperintahkan untuk mengorbankan putranya, Ismail AS. Peristiwa ini bukan hanya tentang kepatuhan kepada Allah, tetapi juga tentang bagaimana Ibrahim mendidik Ismail dengan nilai-nilai keimanan yang kuat, sehingga Ismail pun menerima perintah tersebut dengan ikhlas.
Dialog yang luar biasa penuh makna, bagaimana hubungan antara orang tua dan anak, yang saling menghargai dan mengormati hak anak, dengan dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Seperti Nabi Ibrahim AS., kita harus mengajarkan anak-anak kita nilai-nilai ketauhidan dan ketaatan kepada Allah SWT, serta membekali mereka dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan duniawi. Ikhtiar langit mengacu pada doa, keteladanan, dan pendidikan agama, sementara ikhtiar bumi mencakup usaha nyata dalam memberikan pendidikan dan keterampilan hidup,” ujar Ustadz Abdul Razaq dalam khutbahnya.
Ustadz Abdul Razaq, yang juga Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) ASMI Desanta Yogyakarta juga menekankan pentingnya keteladanan orang tua dalam kehidupan sehari-hari. “Anak-anak adalah peniru ulung. Apa yang kita lakukan, bagaimana kita berperilaku, akan sangat mempengaruhi mereka. Oleh karena itu, kita harus menjadi contoh yang baik dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam hal keimanan dan akhlak,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan kisah seorang perempuan yang memiliki dua anak laki-laki, yang memiliki sifat yang sangat berbeda. Anak pertama dikategorikan nakal, sementara yang kedua sangat baik. Kemudian diakhir kisah tersebut disimpulkan bahwa, kualitas seorang istri di hati suami dan keluarganya pada saat anak pertama lahir, menentukan kualitas anak pertama. Demikian juga ketika perempuan tersebut memperbaiki diri dan mencari ridho suaminya saat memiliki anak yang kedua, itu tercermin dalam kualitas anak keduanya.
Beberapa hal penting untuk menjadi renungan bersama dalam mendidik anak-anak, antara lain memperbaiki dan menjaga hubungan baik dan harmonis, antara suami atau istri. Selain itu, evaluasi diri dan terus memperbaiki diri, juga menjadi teladan yang baik bagi anak.
Setelah khutbah, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipanjatkan oleh Ustadz Abdul Razaq, memohon keberkahan dan rahmat dari Allah SWT untuk seluruh jamaah dan masyarakat sekitar. (ar)
Sejak pukul 06.00 WIB, warga telah berdatangan dan mengisi barisan sholat yang membentang di sepanjang jalan Bintaran Tengah. Dengan tertib dan penuh semangat, jamaah mengikuti rangkaian sholat Idul Adha.
Dalam khutbahnya yang bertema "Mendidik Anak: Ikhtiar Langit dan Bumi ala Ibrahim", Ustadz Abdul Razaq menyampaikan pesan-pesan mendalam mengenai pentingnya pendidikan anak yang holistik, mencontoh Nabi Ibrahim AS. yang dikenal sebagai teladan dalam mendidik keluarganya. Ia menekankan bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab duniawi tetapi juga ukhrawi, memadukan ikhtiar langit dan bumi.
Ia menjelaskan, kisah Nabi Ibrahim AS selalu menjadi sumber inspirasi dan pelajaran bagi umat Islam. Dalam konteks mendidik anak, kisah ini memberikan banyak hikmah yang relevan, terutama di era digital saat ini. Ini memberikan pelajaran berharga, bagaimana keteladanan Nabi Ibrahim dapat diterapkan dalam pendidikan anak-anak di zaman yang penuh tantangan ini.
Nabi Ibrahim dikenal karena keikhlasan, kesabaran, dan keteguhannya dalam menjalankan perintah Allah. Salah satu momen paling mengharukan dalam kisahnya adalah, saat ia diperintahkan untuk mengorbankan putranya, Ismail AS. Peristiwa ini bukan hanya tentang kepatuhan kepada Allah, tetapi juga tentang bagaimana Ibrahim mendidik Ismail dengan nilai-nilai keimanan yang kuat, sehingga Ismail pun menerima perintah tersebut dengan ikhlas.
Dialog yang luar biasa penuh makna, bagaimana hubungan antara orang tua dan anak, yang saling menghargai dan mengormati hak anak, dengan dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Seperti Nabi Ibrahim AS., kita harus mengajarkan anak-anak kita nilai-nilai ketauhidan dan ketaatan kepada Allah SWT, serta membekali mereka dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan duniawi. Ikhtiar langit mengacu pada doa, keteladanan, dan pendidikan agama, sementara ikhtiar bumi mencakup usaha nyata dalam memberikan pendidikan dan keterampilan hidup,” ujar Ustadz Abdul Razaq dalam khutbahnya.
Ustadz Abdul Razaq, yang juga Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) ASMI Desanta Yogyakarta juga menekankan pentingnya keteladanan orang tua dalam kehidupan sehari-hari. “Anak-anak adalah peniru ulung. Apa yang kita lakukan, bagaimana kita berperilaku, akan sangat mempengaruhi mereka. Oleh karena itu, kita harus menjadi contoh yang baik dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam hal keimanan dan akhlak,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan kisah seorang perempuan yang memiliki dua anak laki-laki, yang memiliki sifat yang sangat berbeda. Anak pertama dikategorikan nakal, sementara yang kedua sangat baik. Kemudian diakhir kisah tersebut disimpulkan bahwa, kualitas seorang istri di hati suami dan keluarganya pada saat anak pertama lahir, menentukan kualitas anak pertama. Demikian juga ketika perempuan tersebut memperbaiki diri dan mencari ridho suaminya saat memiliki anak yang kedua, itu tercermin dalam kualitas anak keduanya.
Beberapa hal penting untuk menjadi renungan bersama dalam mendidik anak-anak, antara lain memperbaiki dan menjaga hubungan baik dan harmonis, antara suami atau istri. Selain itu, evaluasi diri dan terus memperbaiki diri, juga menjadi teladan yang baik bagi anak.
Setelah khutbah, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipanjatkan oleh Ustadz Abdul Razaq, memohon keberkahan dan rahmat dari Allah SWT untuk seluruh jamaah dan masyarakat sekitar. (ar)