Youth Engagement in STEM Project (YES Project), Libatkan 120 Peserta Kegiatan dari Berbagai Usia
Citizen News 
Metamorfosis Menuju Inklusi meluncurkan sebuah program yang bertemakan Youth
Engagement in STEM di mana tujuan dari program ini bertujuan untuk memotivasi dan mendorong pelajar dan mahasiswa muda (khususnya perempuan) untuk berani terjun dalam
dunia sains, teknologi, mesin, dan matematika.
Kegiatan ini dihadiri oleh 120 peserta yang berasal dari perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Walikota Bogor, Dinas
Pendidikan Kota Bogor, dan berbagai lembaga di kota Bogor beserta siswa-siswi dari 5 sekolah di kota dan kabupaten Bogor.
Ketua Yayasan Metamorfosis Menuju Inklusi, Moudy Cynthia menyebutkan bahwa tidak seperti laki-laki, perempuan menghadapi lebih banyak tantangan untuk memasuki pendidikan,
dan pekerjaan berbasis STEM. Moudy menjelaskan sebuah survei yang diadakan oleh Women in Mining and Energy (WiME) Indonesia tahun 2020 yang menemukan dari 172 responden yang
lulus sekolah di bidang STEM, hanya 24 dari mereka yang bekerja di sektor STEM. Sebanyak 7% responden menyatakan posisi-posisi pekerjaan yang dibuka ditujukan untuk pelamar laki-laki, dan 51% responden mengatakan bahwa mereka tidak percaya diri memasuki lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki. Faktor keluarga juga menjadi tantangan. Banyak keluarga yang berharap anak-anak perempuan mereka bekerja di profesi yang dipandang sebagai pekerjaan perempuan.
Melalui project Youth Engagement in STEM (YES), Metamorfosis Menuju Inklusi dan Kedutaan Amerika Serikat ingin menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh banyak anak muda
Perempuan. YES project akan bekerja dengan pihak Sekolah Menengah Atas (SMA), untuk mendorong dan memotivasi anak-anak pelajar khususnya pelajar perempuan untuk mengambil subyek berbasis STEM, dalam kegiatan bertajuk YES Hangout. Metamorfosis juga akan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan dan organisasi berbasis STEM untuk memberikan peluang magang kepada para mahasswi yang terseleksi melalui kegiatan YES Academy.
Selanjutnya Metamorfosis akan melibatkan para orangtua dalam kegiatan penyadartahuan tentang peran dan manfaat anak muda bekerja di sektor STEM. Para orangtua kemudian akan diajak untuk melihat aktifitas magang anak-anak mereka. Ini merupakan upaya penyadartahuan untuk menghilangkan stereotip bahwa anak perempuan hanya cocok bekerja di pekerjaan-pekerjaan yang dipandang sebagai pekerjaan perempuan.
Bapak Dr. Restu Gunawan, M. Hum., selaku Perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa STEM harus dimanfaatkan pula untuk pemajuan kebudayaan. Beliau berpesan “Saya rasa ini penting untuk menata masa depan Indonesia yang lebih cerah.” Pemajuan kebudayaan untuk membangun karakter bangsa dan meningkatkan ketahanan budaya dapat dilakukan dengan internalisasi nilai budaya, inovasi, peningkatan adaptasi menghadapi perubahan, komunikasi lintas budaya, dan kolaborasi antarbudaya.
Wakil Atase Kebudayaan Kedutaan Besar AS Mary Trechock mengatakan, “Amerika Serikat berkomitmen untuk memperkuat kemitraan jangka panjang dengan Indonesia dan memperluas hubungan antar masyarakat melalui kesempatan pendidikan termasuk mendorong partisipasi aktif generasi muda di bidang STEM dengan perspektif kesetaraan gender.” Ia menggarisbawahi bahwa dalam program YES ini, para peserta akan terlibat dan
berpartisipasi aktif dalam pendidikan yang lebih inklusif dan dengan kesetaraan gender di bidang STEM.
Moudy menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat atas dukungan terhadap project ini, beserta Kementerian Pendidikan, Dinas Pendidikan, Pemerintah Kota Bogor, serta pihak sekolah, universitas, perusahaan, dan organisasi yang telah mau bekerja sama demi kelancaran implementasi project YES ini.
Engagement in STEM di mana tujuan dari program ini bertujuan untuk memotivasi dan mendorong pelajar dan mahasiswa muda (khususnya perempuan) untuk berani terjun dalam
dunia sains, teknologi, mesin, dan matematika.
Kegiatan ini dihadiri oleh 120 peserta yang berasal dari perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Walikota Bogor, Dinas
Pendidikan Kota Bogor, dan berbagai lembaga di kota Bogor beserta siswa-siswi dari 5 sekolah di kota dan kabupaten Bogor.
Ketua Yayasan Metamorfosis Menuju Inklusi, Moudy Cynthia menyebutkan bahwa tidak seperti laki-laki, perempuan menghadapi lebih banyak tantangan untuk memasuki pendidikan,
dan pekerjaan berbasis STEM. Moudy menjelaskan sebuah survei yang diadakan oleh Women in Mining and Energy (WiME) Indonesia tahun 2020 yang menemukan dari 172 responden yang
lulus sekolah di bidang STEM, hanya 24 dari mereka yang bekerja di sektor STEM. Sebanyak 7% responden menyatakan posisi-posisi pekerjaan yang dibuka ditujukan untuk pelamar laki-laki, dan 51% responden mengatakan bahwa mereka tidak percaya diri memasuki lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki. Faktor keluarga juga menjadi tantangan. Banyak keluarga yang berharap anak-anak perempuan mereka bekerja di profesi yang dipandang sebagai pekerjaan perempuan.
Melalui project Youth Engagement in STEM (YES), Metamorfosis Menuju Inklusi dan Kedutaan Amerika Serikat ingin menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh banyak anak muda
Perempuan. YES project akan bekerja dengan pihak Sekolah Menengah Atas (SMA), untuk mendorong dan memotivasi anak-anak pelajar khususnya pelajar perempuan untuk mengambil subyek berbasis STEM, dalam kegiatan bertajuk YES Hangout. Metamorfosis juga akan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan dan organisasi berbasis STEM untuk memberikan peluang magang kepada para mahasswi yang terseleksi melalui kegiatan YES Academy.
Selanjutnya Metamorfosis akan melibatkan para orangtua dalam kegiatan penyadartahuan tentang peran dan manfaat anak muda bekerja di sektor STEM. Para orangtua kemudian akan diajak untuk melihat aktifitas magang anak-anak mereka. Ini merupakan upaya penyadartahuan untuk menghilangkan stereotip bahwa anak perempuan hanya cocok bekerja di pekerjaan-pekerjaan yang dipandang sebagai pekerjaan perempuan.
Bapak Dr. Restu Gunawan, M. Hum., selaku Perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa STEM harus dimanfaatkan pula untuk pemajuan kebudayaan. Beliau berpesan “Saya rasa ini penting untuk menata masa depan Indonesia yang lebih cerah.” Pemajuan kebudayaan untuk membangun karakter bangsa dan meningkatkan ketahanan budaya dapat dilakukan dengan internalisasi nilai budaya, inovasi, peningkatan adaptasi menghadapi perubahan, komunikasi lintas budaya, dan kolaborasi antarbudaya.
Wakil Atase Kebudayaan Kedutaan Besar AS Mary Trechock mengatakan, “Amerika Serikat berkomitmen untuk memperkuat kemitraan jangka panjang dengan Indonesia dan memperluas hubungan antar masyarakat melalui kesempatan pendidikan termasuk mendorong partisipasi aktif generasi muda di bidang STEM dengan perspektif kesetaraan gender.” Ia menggarisbawahi bahwa dalam program YES ini, para peserta akan terlibat dan
berpartisipasi aktif dalam pendidikan yang lebih inklusif dan dengan kesetaraan gender di bidang STEM.
Moudy menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat atas dukungan terhadap project ini, beserta Kementerian Pendidikan, Dinas Pendidikan, Pemerintah Kota Bogor, serta pihak sekolah, universitas, perusahaan, dan organisasi yang telah mau bekerja sama demi kelancaran implementasi project YES ini.
