YBS Palopo Fasilitasi Pelatihan Pengolahan Ikan Invasif "Louhan" Menjadi Produk Baru di Desa Tole
Berita Warga

LUWU TIMUR -- Yayasan Bumi Sawerigading (YBS) Palopo memfasilitasi pelatihan kepada masyarakat terkait pengolahan ikan invasif menjadi produk baru.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pelataran rumah warga sekaligus Base Camp YBS di Desa Tole, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sabtu (4/11/2023).
Pelatihan dibuka langsung Kepala Desa Tole, Talha Malaka disaksikan, perwakilan External Relations Officer PT. Vale, YBS Palopo dan masyarakat yang antusias hadir.
Bertindak sebagai pelatih, Nurhaji Madjid mengajarkan masyarakat yang mayoritas nelayan memanfaatkan ikan invasif jenis Louhan menjadi produk baru.
Terdapat banyak inovsasi yang dapat dihasilkan dari bahan baku ikan Louhan, salah satunya untuk membuat kecap ikan dan pupuk asam amino.
Langkah awal, pelatih hanya memberikan penjelasan singkat terkait bahan baku yang diperlukan untuk membuat kecap ikan dan asam amino.
Selama proses pembuatan hingga menjadi bahan jadi, itu dilakukan langsung oleh para nelayan dan para Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan semangat dan antusias.
Bahan pembuatan pupuk asam amino (pupuk daun, pupuk NPK) diperlukan ikan Louhan yang sudah dihaluskan dengan takaran 1.500 gram dicampur nenas 450 gram dan garam 75 gram.
Seluruh bahan dicampur dan difermentasi selama 3 bulan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Demikian untuk kecap ikan, 1.500 gram diuperlukan daging ikan Louhan, dicampur nenas 600 gram dan garam 225 gram. Seluruh bahan lalu dicampur dan di fermentasi minimal 14 hari.
Setelah itu hasil fermentasi lalu disaring dan dimasak dengan serai, daun jeruk dan bawang putih lalu di kemas. Untuk masa simpan dilakukan enam bulan sampai satu tahun.
Untuk fermentasi enam bulan dapat bertahan selama dua tahun.
Selain kecap ikan dan pupuk asam amino, pelatih juga mengajarkan masyarakat cara membuat sabun mandi dan ecoenzim.
Diketahui, ikan invasif jenis Louhan banyak ditemukan sebarannya di Danau Mahalona sehingga keberadaannya menjadi ancaman bagi ikan endemik yaitu Butini dan opudi yang kian terbatas.
Hadi langsung kegiatan program pemulihan flora dan fauna endemik air tawar Danau Mahalona, Kabupaten Luwu Timur, Direktur YBS Palopo, Abdul Malik Saleh, Manager Program Mirdat diikuti jajaran staf. (*)
Kegiatan tersebut dilaksanakan pelataran rumah warga sekaligus Base Camp YBS di Desa Tole, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sabtu (4/11/2023).
Pelatihan dibuka langsung Kepala Desa Tole, Talha Malaka disaksikan, perwakilan External Relations Officer PT. Vale, YBS Palopo dan masyarakat yang antusias hadir.
Bertindak sebagai pelatih, Nurhaji Madjid mengajarkan masyarakat yang mayoritas nelayan memanfaatkan ikan invasif jenis Louhan menjadi produk baru.
Terdapat banyak inovsasi yang dapat dihasilkan dari bahan baku ikan Louhan, salah satunya untuk membuat kecap ikan dan pupuk asam amino.
Langkah awal, pelatih hanya memberikan penjelasan singkat terkait bahan baku yang diperlukan untuk membuat kecap ikan dan asam amino.
Selama proses pembuatan hingga menjadi bahan jadi, itu dilakukan langsung oleh para nelayan dan para Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan semangat dan antusias.
Bahan pembuatan pupuk asam amino (pupuk daun, pupuk NPK) diperlukan ikan Louhan yang sudah dihaluskan dengan takaran 1.500 gram dicampur nenas 450 gram dan garam 75 gram.
Seluruh bahan dicampur dan difermentasi selama 3 bulan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Demikian untuk kecap ikan, 1.500 gram diuperlukan daging ikan Louhan, dicampur nenas 600 gram dan garam 225 gram. Seluruh bahan lalu dicampur dan di fermentasi minimal 14 hari.
Setelah itu hasil fermentasi lalu disaring dan dimasak dengan serai, daun jeruk dan bawang putih lalu di kemas. Untuk masa simpan dilakukan enam bulan sampai satu tahun.
Untuk fermentasi enam bulan dapat bertahan selama dua tahun.
Selain kecap ikan dan pupuk asam amino, pelatih juga mengajarkan masyarakat cara membuat sabun mandi dan ecoenzim.
Diketahui, ikan invasif jenis Louhan banyak ditemukan sebarannya di Danau Mahalona sehingga keberadaannya menjadi ancaman bagi ikan endemik yaitu Butini dan opudi yang kian terbatas.
Hadi langsung kegiatan program pemulihan flora dan fauna endemik air tawar Danau Mahalona, Kabupaten Luwu Timur, Direktur YBS Palopo, Abdul Malik Saleh, Manager Program Mirdat diikuti jajaran staf. (*)