Warga Solo tolak aksi anarkis dalam unjuk rasa
Berita Warga

Surakarta - Seratusan orang dari berbagai elemen masyarakat di Kota Solo menggelar deklarasi menolak anarkisme, kekerasan dan kerusuhan, Senin (19/10). Deklarasi yang digelar di Balai Kota Solo tersebut menyikapi maraknya aksi unjuk rasa yang berakhir anarkis. Deklarasi dihadiri oleh unsur Forkopimda dan perwakilan elemen dan komponen kemasyarakatan di Kota Solo.
Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, deklarasi penting untuk menyamakan visi dan persepsi agar penyampaian pendapat di muka umum dilakukan dengan azas berimbang antara hak dan kewajiban. Serta bertanggung jawab dan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Penyampaian aspirasi masyarakat ada aturannya. Selain hak, juga ada kewajiban yang harus dilakukan. Dilarang menyampaikan aspirasi dengan cara-cara anarkisme karena sudah masuk di ranah pidana.
Dalam pelaksanaan unjuk rasa, diharapkan partisipasi semua pihak untuk menjamin berjalan aman, damai dan lancar. Terlebih di tengah pandemi COVID-19, diharapkan bisa mengantisipasi kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kerumunan massa. Sebab hal itu rentan terhadap penyebaran COVID-19 secara masif. “Penyampaian pendapat di muka umum di tengah pandemi diutamakan dengan cara audiensi maupun daring," imbaunya.
Sedangkan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengingatkan bahwa pihaknya tidak ingin peristiwa Tahun 1998 terulang lagi. Warga Solo harus bersama-sama menjaga kotanya tidak rusuh
Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, deklarasi penting untuk menyamakan visi dan persepsi agar penyampaian pendapat di muka umum dilakukan dengan azas berimbang antara hak dan kewajiban. Serta bertanggung jawab dan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Penyampaian aspirasi masyarakat ada aturannya. Selain hak, juga ada kewajiban yang harus dilakukan. Dilarang menyampaikan aspirasi dengan cara-cara anarkisme karena sudah masuk di ranah pidana.
Dalam pelaksanaan unjuk rasa, diharapkan partisipasi semua pihak untuk menjamin berjalan aman, damai dan lancar. Terlebih di tengah pandemi COVID-19, diharapkan bisa mengantisipasi kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kerumunan massa. Sebab hal itu rentan terhadap penyebaran COVID-19 secara masif. “Penyampaian pendapat di muka umum di tengah pandemi diutamakan dengan cara audiensi maupun daring," imbaunya.
Sedangkan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengingatkan bahwa pihaknya tidak ingin peristiwa Tahun 1998 terulang lagi. Warga Solo harus bersama-sama menjaga kotanya tidak rusuh