WARA’ DALAM HAL PENDENGARAN
Berita Warga

𝗪𝗔𝗥𝗔’ 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗛𝗔𝗟 𝗣𝗘𝗡𝗗𝗘𝗡𝗚𝗔𝗥𝗔𝗡 👂
Maksudnya adalah tidak membiarkan telinga mendengarkan ucapan-ucapan yang dilarang atau perkara-perkara yang bisa melenakan hati dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti ucapan-ucapan yang kotor, musik dan sebagainya. Itulah sifat wara’ para salaf dahulu.
Kita tahu bagaimana ittiba’ yang dimiliki oleh Abdullah bin ‘Umar, beliau selalu mengikuti apa yang pernah beliau dapatkan, beliau lihat, beliau saksikan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jadi ini menunjukkan kepada kita kewara’an di dalam hal pendengaran. Dan ini juga susah hari ini, dimana-mana suara musik menggema, baik itu di pusat-pusat perbelanjaan bahkan ditempat-tempat umum.
Maka untuk menjaga pendengaran dari suara-suara yang dilarang itu adalah termasuk perkara yang berat hari ini.
Kita tidak bisa bayangkan bagaimana seandainya Abdullah bin ‘Umar hidup hari ini dan berjalan di pasar. Mungkin sepanjang perjalanan beliau akan menutup telinga beliau.
Wara’ dalam hal pendengaran ini bukan hanya dari suara musik saja, tapi juga dari hal-hal yang dilarang lainnya, misalnya gibah. Ini yang susah hari ini juga, yaitu menjaga pendengaran dari mendengarkan ghibah. Kita tahu mendengarkan berita-berita, mendengarkan ghibah, mendengarkan fitnah, mendengarkan perkara-perkara yang sia-sia, ini termasuk hal lezat bagi telinga seseorang.
Simak ulasan selengkapnya di,
https://www.radiorodja.com/48715-bentuk-bentuk-wara/
Maksudnya adalah tidak membiarkan telinga mendengarkan ucapan-ucapan yang dilarang atau perkara-perkara yang bisa melenakan hati dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti ucapan-ucapan yang kotor, musik dan sebagainya. Itulah sifat wara’ para salaf dahulu.
Kita tahu bagaimana ittiba’ yang dimiliki oleh Abdullah bin ‘Umar, beliau selalu mengikuti apa yang pernah beliau dapatkan, beliau lihat, beliau saksikan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jadi ini menunjukkan kepada kita kewara’an di dalam hal pendengaran. Dan ini juga susah hari ini, dimana-mana suara musik menggema, baik itu di pusat-pusat perbelanjaan bahkan ditempat-tempat umum.
Maka untuk menjaga pendengaran dari suara-suara yang dilarang itu adalah termasuk perkara yang berat hari ini.
Kita tidak bisa bayangkan bagaimana seandainya Abdullah bin ‘Umar hidup hari ini dan berjalan di pasar. Mungkin sepanjang perjalanan beliau akan menutup telinga beliau.
Wara’ dalam hal pendengaran ini bukan hanya dari suara musik saja, tapi juga dari hal-hal yang dilarang lainnya, misalnya gibah. Ini yang susah hari ini juga, yaitu menjaga pendengaran dari mendengarkan ghibah. Kita tahu mendengarkan berita-berita, mendengarkan ghibah, mendengarkan fitnah, mendengarkan perkara-perkara yang sia-sia, ini termasuk hal lezat bagi telinga seseorang.
Simak ulasan selengkapnya di,
https://www.radiorodja.com/48715-bentuk-bentuk-wara/