Voice of Baceprot, Dari Garut dan Mendunia - Mendobrak Stigma Gender Lewat Musik Metal
Berita Warga

Voice of Baceprot (sering disingkat VoB) adalah grup musik metal yang berasal dari Garut, Jawa Barat. Band trio wanita yang digagas awal 2014 ini, digawangi oleh Marsya (vokalis dan gitaris), Sitti (drummer) dan Widi (bassis), dibentuk sejak ketiganya masih menempuh pendidikan dibangku sekolah dan dinamakan dengan Baceprot (bahasa Sunda: Bacéprot) yang berarti "berisik" atau "bawel", merepresentasikan musik yang mereka mainkan.
Sejarah
Berawal saat Marsya, Sitti dan Widi mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di salah satu Madrasah (MTs) di Singajaya, Garut, dengan bimbingan Ersa Eka Susila Satia (biasa disapa Abah) sebagai pelatih sekaligus guru konseling di sekolah tersebut. Abah juga kerap mengajari ketiganya bermain musik dan memberikan referensi tentang musik, hingga mendorong ketiganya untuk tampil dalam ajang kompetisi musik di daerahnya.
Sejak awal dibentuk pada 14 Februari 2014, banyak pertentangan yang dihadapi terutama dari lingkungan sekitar karena gaya musik yang mereka mainkan dianggap tidak pantas. Namun, di tengah pertentangan tersebut VOB mulai dikenal dengan mengikuti sejumlah festival dan pertunjukan di kota-kota Jawa Barat hingga menyuarakan kritik tentang apa yang mereka rasakan melalui ekspresi musikalitas.
Sebelum menulis lagu sendiri yang dibantu oleh Abah, VOB kerap membawakan cover lagu-lagu di antaranya tembang dari Rage Against The Machine, Slipknot, Red Hot Chilli Peppers dan lainnya. Kemudian, melalui beberapa kali gubahan dan aransemen ulang serta proses penggarapan yang dilakukan sejak 2015, VOB merilis debut singelnya bertajuk "School Revolution" tanggal 1 Mei 2018, yang proses produksinya dibantu oleh Stephan Santoso.
Terkait stereotip dan perlakuan diskriminasi terhadap perempuan, Marsya pun tak menampik bahwa ia dan 2 rekannya yang lain, Rahmawati (bass), dan Euis Sitti Aisyah (drum), pernah mengalaminya. Terutama, terkait hijab yang mereka kenakan dengan genre musik yang mereka bawakan yakni, metal.
“Kita pernah disuruh untuk berhenti bermusik karena mereka mikir kita kurang cocok main musik yang keras dengan penampilan berhijab. Orang-orang menyarankan kalau nggak berhenti musiknya ya sudah lepas hijabnya,” beber Marsya.
“Padahal,kami berniat memberikan hal-hal baik seperti kesetaraan gender. Kami percaya musik, termasuk musik metal, ada bahasa dan pesannya sendiri," tutur Marsya.
Selain itu, kata Marsya, ada pula yang menyarankan agar seluruh personel VoB fokus di rumah.Bahkan menurutnya, VoB pernah disangka menyebarkan pengaruh buruk di lingkungan tempat mereka tinggal.
"Hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita,”ujarnya.
Sumber:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Voice_of_Baceprot
2. https://herstory.co.id/read52027/hari-perempuan-sedunia-voice-of-baceprot-mendobrak-stigma-gender-lewat-musik-metal-keren
Sejarah
Berawal saat Marsya, Sitti dan Widi mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di salah satu Madrasah (MTs) di Singajaya, Garut, dengan bimbingan Ersa Eka Susila Satia (biasa disapa Abah) sebagai pelatih sekaligus guru konseling di sekolah tersebut. Abah juga kerap mengajari ketiganya bermain musik dan memberikan referensi tentang musik, hingga mendorong ketiganya untuk tampil dalam ajang kompetisi musik di daerahnya.
Sejak awal dibentuk pada 14 Februari 2014, banyak pertentangan yang dihadapi terutama dari lingkungan sekitar karena gaya musik yang mereka mainkan dianggap tidak pantas. Namun, di tengah pertentangan tersebut VOB mulai dikenal dengan mengikuti sejumlah festival dan pertunjukan di kota-kota Jawa Barat hingga menyuarakan kritik tentang apa yang mereka rasakan melalui ekspresi musikalitas.
Sebelum menulis lagu sendiri yang dibantu oleh Abah, VOB kerap membawakan cover lagu-lagu di antaranya tembang dari Rage Against The Machine, Slipknot, Red Hot Chilli Peppers dan lainnya. Kemudian, melalui beberapa kali gubahan dan aransemen ulang serta proses penggarapan yang dilakukan sejak 2015, VOB merilis debut singelnya bertajuk "School Revolution" tanggal 1 Mei 2018, yang proses produksinya dibantu oleh Stephan Santoso.
Terkait stereotip dan perlakuan diskriminasi terhadap perempuan, Marsya pun tak menampik bahwa ia dan 2 rekannya yang lain, Rahmawati (bass), dan Euis Sitti Aisyah (drum), pernah mengalaminya. Terutama, terkait hijab yang mereka kenakan dengan genre musik yang mereka bawakan yakni, metal.
“Kita pernah disuruh untuk berhenti bermusik karena mereka mikir kita kurang cocok main musik yang keras dengan penampilan berhijab. Orang-orang menyarankan kalau nggak berhenti musiknya ya sudah lepas hijabnya,” beber Marsya.
“Padahal,kami berniat memberikan hal-hal baik seperti kesetaraan gender. Kami percaya musik, termasuk musik metal, ada bahasa dan pesannya sendiri," tutur Marsya.
Selain itu, kata Marsya, ada pula yang menyarankan agar seluruh personel VoB fokus di rumah.Bahkan menurutnya, VoB pernah disangka menyebarkan pengaruh buruk di lingkungan tempat mereka tinggal.
"Hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita,”ujarnya.
Sumber:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Voice_of_Baceprot
2. https://herstory.co.id/read52027/hari-perempuan-sedunia-voice-of-baceprot-mendobrak-stigma-gender-lewat-musik-metal-keren