Untitled
Citizen News

Semarang, ANTARA JATENG - Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Tengah didorong untuk berlatih tanggap kebencanaan agar saat terjadi bencana bisa melakukan tindakan penyelamatan.
"Tanggap bencana sangat diperlukan, termasuk bagi kader PKK, bukan saja dalam menghadapi bencana yang besar seperti gempa bumi atau tanah longsor, tapi juga mengatasi bencana `ringan` yang dampaknya bisa mengerikan," kata Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Sudarli Heru Sudjatmoko di Semarang, Jumat.
Ia mencontohkan, saat terjadi kebakaran para kader PKK tidak bingung dan bisa ikut melakukan tindakan penyelamatan serta membantu masyarakat lain.
Oleh karena itu, perlu diberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana dan simulasi penanganannya bagi seluruh kader PKK di Provinsi Jateng.
"Dengan begitu, maka kader PKK lebih siap saat menghadapi berbagai bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu," ujarnya.
Ia menyebutkan, kader PKK juga harus ikut menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
"Kader PKK dituntut untuk mengerti gejala sejumlah penyakit yang sering dijumpai di masyarakat sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan penanganan," katanya.
Sudarli mencontohkan, jika ditemui anak dengan badan kekuningan dan perut kembung, jangan mengabaikan begitu saja serta menganggap hanya masuk angin biasa karena hal itu bisa jadi merupakan gejala hepatitis yang harus diobati dengan benar.
Kendati demikian, ia mengakui hingga kini masih ada sejumlah hambatan dan tantangan yang dihadapi kader PKK Jateng seperti kapasitas sumber daya manusia masih kurang optimal dalam pemberdayaan masyarakat, serta kaderisasi yang belum memadai.
"Kami akan terus mengoptimalkan kader yang ada dengan meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta keterampilan mereka. Salah satunya melalui temu kader PKK yang juga menjadi ajang membangun jejaring potensi di antara mereka," ujarnya.
antarajateng.com
"Tanggap bencana sangat diperlukan, termasuk bagi kader PKK, bukan saja dalam menghadapi bencana yang besar seperti gempa bumi atau tanah longsor, tapi juga mengatasi bencana `ringan` yang dampaknya bisa mengerikan," kata Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Sudarli Heru Sudjatmoko di Semarang, Jumat.
Ia mencontohkan, saat terjadi kebakaran para kader PKK tidak bingung dan bisa ikut melakukan tindakan penyelamatan serta membantu masyarakat lain.
Oleh karena itu, perlu diberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana dan simulasi penanganannya bagi seluruh kader PKK di Provinsi Jateng.
"Dengan begitu, maka kader PKK lebih siap saat menghadapi berbagai bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu," ujarnya.
Ia menyebutkan, kader PKK juga harus ikut menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
"Kader PKK dituntut untuk mengerti gejala sejumlah penyakit yang sering dijumpai di masyarakat sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan penanganan," katanya.
Sudarli mencontohkan, jika ditemui anak dengan badan kekuningan dan perut kembung, jangan mengabaikan begitu saja serta menganggap hanya masuk angin biasa karena hal itu bisa jadi merupakan gejala hepatitis yang harus diobati dengan benar.
Kendati demikian, ia mengakui hingga kini masih ada sejumlah hambatan dan tantangan yang dihadapi kader PKK Jateng seperti kapasitas sumber daya manusia masih kurang optimal dalam pemberdayaan masyarakat, serta kaderisasi yang belum memadai.
"Kami akan terus mengoptimalkan kader yang ada dengan meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta keterampilan mereka. Salah satunya melalui temu kader PKK yang juga menjadi ajang membangun jejaring potensi di antara mereka," ujarnya.
antarajateng.com