Tumbal Dan Sesajen, Tradisi Syirik Warisan Jahiliyah
Berita Warga

𝗧𝘂𝗺𝗯𝗮𝗹 𝗗𝗮𝗻 𝗦𝗲𝘀𝗮𝗷𝗲𝗻, 𝗧𝗿𝗮𝗱𝗶𝘀𝗶 𝗦𝘆𝗶𝗿𝗶𝗸 𝗪𝗮𝗿𝗶𝘀𝗮𝗻 𝗝𝗮𝗵𝗶𝗹𝗶𝘆𝗮𝗵
Ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhuk halus/jin yang dianggap sebagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu adalah kebiasaan syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan makhluk) yang sudah berlangsung turun-temurun di masyarakat kita. Mereka meyakini makhluk halus tersebut punya kemampuan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka dipenuhinya.
Kebiasan ini sudah ada sejak zaman Jahiliyah sebelum Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menegakkan tauhid (peribadatan/penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata) dan memerangi syirik dalam segala bentuknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“𝑫𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂𝒔𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒓𝒊 (𝒌𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏) 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒍𝒂𝒌𝒊-𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 (𝒌𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏) 𝒋𝒊𝒏, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒋𝒊𝒏-𝒋𝒊𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒐𝒔𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏.” (Qs. al-Jin: 6).
Artinya, orang-orang di zaman Jahiliyah meminta perlindungan kepada para jin dengan mempersembahkan ibadah dan penghambaan diri kepada para jin tersebut, seperti menyembelih hewan kurban (sebagai tumbal), bernadzar, meminta pertolongan dan lain-lain.[1]
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/4952-tumbal-dan-sesajen-tradisi-syirik-warisan-jahiliyah.html
Ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhuk halus/jin yang dianggap sebagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu adalah kebiasaan syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan makhluk) yang sudah berlangsung turun-temurun di masyarakat kita. Mereka meyakini makhluk halus tersebut punya kemampuan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka dipenuhinya.
Kebiasan ini sudah ada sejak zaman Jahiliyah sebelum Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menegakkan tauhid (peribadatan/penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata) dan memerangi syirik dalam segala bentuknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“𝑫𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂𝒔𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒓𝒊 (𝒌𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏) 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒍𝒂𝒌𝒊-𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 (𝒌𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏) 𝒋𝒊𝒏, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒋𝒊𝒏-𝒋𝒊𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒐𝒔𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏.” (Qs. al-Jin: 6).
Artinya, orang-orang di zaman Jahiliyah meminta perlindungan kepada para jin dengan mempersembahkan ibadah dan penghambaan diri kepada para jin tersebut, seperti menyembelih hewan kurban (sebagai tumbal), bernadzar, meminta pertolongan dan lain-lain.[1]
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/4952-tumbal-dan-sesajen-tradisi-syirik-warisan-jahiliyah.html