Tradisi Lebaran Yang Tak Biasa di Tahun 2020
Citizen News 
Takbir, tahmid dan tahlil berkumandang di seantero jagad pada 1 Syawal, dan hari itu adalah hari lebaran Idul Fitri 1441 H. a Sebuah hari dimana seluruh umat Islam di dunia merayakan hari kemenangan setelah satu bulan melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan. Tentu ini sebuah tradisi agama yang secara turun temurun dilaksankan umat Islam, karena sejak 1 Syawal hingga bulan itu kita saling maaf memaafkan, saling mengkoreksi dan menyadari segala dosa dan Khilaf kita. Di berbagai daerah, terutama di kampung-kampung orang berbondong-bondong dengan penuh gembira saling mendatangi untuk silaturahim, saling tegur sapa dan memaafkan, saling datangi dari rumah ke rumah untuk tujuan satu, yakni bermaaf maafkan, karena Allah SWT telah menjanjikan kepada umaNya, apabila kita bermaaf-maafan pada bulan Syawal maka segala salah kita yang sebelumnya dan nanti akan di ampuni olehAllah SWT. inilah salah satu giroh dari lebaran Idul Fitri. Sehingga sejak dari masjid ketika pelaksanaan Sholat Id, sudah terasa suasana dan kegembiraan itu.
Kondisi tahun ini sungguh sangat berbeda yang kita rasakan dan kita lihat, suasana di masjid sejak pagi, kerumunan di lapangan pun sudah tak ada, walapun ada beberapa masjid yang melakukan kegiatan ibadah itu seperti harus bermain petak umpat dengan aparat. Bahkan dalam beberapa tutur warga ada yang memulai sholat id setelah sholat subuh untuk menghindari teguran atau penghentian dari aparat. Sungguh sangat ironis. inilah lebaran kita tahun ini sudah tidak mencerminkan suasana seperti tahun-tahun sebelumnya.
Suasana saling mengunjungi, bersalaman dan berpelukan sudah tak tampak lagi, kita semua larut dalam diam di rumah, takut bersalaman dan saling mencurigai. Mungkinkah ini suasana yang hanya dirasakan oleh penulis saja, ataukah pengalaman ini juga adalah rasa yang kita alami bersama ?
Maka pertanyaan selanjunya apakah ini menjadi awal bagi serupanya suasana lebaran kita di tahun-tahun berikutnya ? Naudzubillahi Min Dzalik.
Minal Aidzin Walfaidzin
Mohon Maaf lahir dan Bathin
Kondisi tahun ini sungguh sangat berbeda yang kita rasakan dan kita lihat, suasana di masjid sejak pagi, kerumunan di lapangan pun sudah tak ada, walapun ada beberapa masjid yang melakukan kegiatan ibadah itu seperti harus bermain petak umpat dengan aparat. Bahkan dalam beberapa tutur warga ada yang memulai sholat id setelah sholat subuh untuk menghindari teguran atau penghentian dari aparat. Sungguh sangat ironis. inilah lebaran kita tahun ini sudah tidak mencerminkan suasana seperti tahun-tahun sebelumnya.
Suasana saling mengunjungi, bersalaman dan berpelukan sudah tak tampak lagi, kita semua larut dalam diam di rumah, takut bersalaman dan saling mencurigai. Mungkinkah ini suasana yang hanya dirasakan oleh penulis saja, ataukah pengalaman ini juga adalah rasa yang kita alami bersama ?
Maka pertanyaan selanjunya apakah ini menjadi awal bagi serupanya suasana lebaran kita di tahun-tahun berikutnya ? Naudzubillahi Min Dzalik.
Minal Aidzin Walfaidzin
Mohon Maaf lahir dan Bathin
