Ternyata Gula Aren Dan Buah Kolang Kaling Berasal Dari Pohon Yang Sama (Bagian 1)
Berita Warga

𝗧𝗲𝗿𝗻𝘆𝗮𝘁𝗮 𝗚𝘂𝗹𝗮 𝗔𝗿𝗲𝗻 𝗗𝗮𝗻 𝗕𝘂𝗮𝗵 𝗞𝗼𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗞𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗕𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮𝗹 𝗗𝗮𝗿𝗶 𝗣𝗼𝗵𝗼𝗻 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗦𝗮𝗺𝗮
Kolang kaling adalah makanan khas yang selalu tersaji pada Bulan Ramadhan terlebih lagi pada Hari Raya Idul Fitri buah ini selalu menjadi incaran emak-emak untuk disajikan menjadi santapan di hari raya. Pohon buah kolang kaling ini disebut dengan pohon aren karena selain menjadi buah kolang kaling pohon ini merupakan pohon penghasil gula aren.
Pohon ini sangat tinggi hingga bisa mencapai 25 meter, buahnya memiliki fisik yang bulat melonjong berwarna putih transparan dan apabila dimakan sangat menyegarkan tenggorokan. Karbohidrat yang terkandung di dalam buah kolang kaling ini membuat rasa kenyang bagi yang mengonsumsinya, sehingga buah ini bisa dijadikan alternatif bila ingin diet.
Sebelum buah kolang kaling ini dipasarkan terlebih dahulu buahnya dipisahkan dari tangkainya, harus hati-hati ya teman-teman agar getah pada tangkainya tidak mengenai tangan dikarenakan akan menimbulkan rasa gatal yang teramat dahsyat hingga menimbulkan kemerahan pada kulit. Semakin digaruk maka akan semakin gatal dan kelamaan akan menimbulkan luka dan menjadi koreng. Oleh sebab itu jika terasa gatal oleskan saja dengan minyak agar rasa gatalnya berkurang.
Setelah buahnya dipisahkan selanjutnya buahnya direndam pada air mendidih selama 3 jam dan kemudian ditiriskan dan dibelah untuk mengeluarkan buahnya yang berwarna putih tersebut. Sebelum diedarkan biasanya buahnya direndam menggunakan air larutan kapur selama berhari-hari terlebih dahulu agar mengeluarkan getahnya yang gatal dan beracun, awalnya buah memang terlihat kecil tetapi jika setelah direndam buah akan mengembang dan lebih besar.
Selain menjadi santapan pada Hari Raya Idul Fitri pohon aren ini juga menjadi bahan dasar pembuatan gula aren dengan menyadap tandan bunga jantan dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning, kemudian tandan dipukul selama berhari-hari hingga mengeluarkan cairan dari dalamnya. Kemudian tandan dipotong dan ujungnya digantung lalu cairan yang menetes ditampung.
Cairan manis yang keluar dari tandan tersebut disebut nira dan apabila telah terisi penuh harus segera diolah dikarenakan nira ini tidak tahan lama, biasanya dalam sehari dua kai pengambilan, pada pagi dan sore hari.
Setelah dikumpulkan nira tersebut dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair, kemudian gula cair ini dibubuhkan bahan pengeras agar gulanya membeku dan dapat dibentuk menjadi gula aren. Atau dicampur dengan bahan pemisah seperti minyak kelapa agar terbentuk gula aren bubuk yang disebut dengan gula semut.
Manfaat pohon ini banyak sekali sama seperti pohon kelapa yang disebut sebagai pohon serba guna. Daun pohon ini dapat dianyam menjadi atap rumah dan pucuk daunnya bisa dijadikan janur dan lembaran daunnya dipintal menjadi tali dan lidinya dijadikan sapu lidi. Semua serba bisa dimanfaatkan sama halnya seperti pada pohon kelapa.
pohon ini dapat dikembangbiakkan melalui biji yang berasal dari batang pohon yang besar dengan pelepah daun yang merunduk dan rimbun dan harus memiliki nilai produktifitas yang tinggi. buah yang digunakan sebagai benih tanaman harus dalam keadaan matang dan sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama penyakit dan berdiameter lebih kurang 4cm.
Kemudian benih disemaikan dengan media campur pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan dua banding satu. Agar proses perkecambahan berlangsung cepat, tempurung biji bisa digosok dengan menggunakan kertas pasir dan kemudian direndam dalam air baru kemudian disemaikan. Benih harus disiram setiap hari agar menciptakan kelembapan yang tinggi.
Bersambung ke bagian kedua,
https://www.atmago.com/berita-warga/ternyata-gula-aren-dan-buah-kolang-kaling-berasal-dari-pohon-yang-sama-bagian-2_4ff50b22-4edb-4a36-b0d8-050ffe9dcdee
Kolang kaling adalah makanan khas yang selalu tersaji pada Bulan Ramadhan terlebih lagi pada Hari Raya Idul Fitri buah ini selalu menjadi incaran emak-emak untuk disajikan menjadi santapan di hari raya. Pohon buah kolang kaling ini disebut dengan pohon aren karena selain menjadi buah kolang kaling pohon ini merupakan pohon penghasil gula aren.
Pohon ini sangat tinggi hingga bisa mencapai 25 meter, buahnya memiliki fisik yang bulat melonjong berwarna putih transparan dan apabila dimakan sangat menyegarkan tenggorokan. Karbohidrat yang terkandung di dalam buah kolang kaling ini membuat rasa kenyang bagi yang mengonsumsinya, sehingga buah ini bisa dijadikan alternatif bila ingin diet.
Sebelum buah kolang kaling ini dipasarkan terlebih dahulu buahnya dipisahkan dari tangkainya, harus hati-hati ya teman-teman agar getah pada tangkainya tidak mengenai tangan dikarenakan akan menimbulkan rasa gatal yang teramat dahsyat hingga menimbulkan kemerahan pada kulit. Semakin digaruk maka akan semakin gatal dan kelamaan akan menimbulkan luka dan menjadi koreng. Oleh sebab itu jika terasa gatal oleskan saja dengan minyak agar rasa gatalnya berkurang.
Setelah buahnya dipisahkan selanjutnya buahnya direndam pada air mendidih selama 3 jam dan kemudian ditiriskan dan dibelah untuk mengeluarkan buahnya yang berwarna putih tersebut. Sebelum diedarkan biasanya buahnya direndam menggunakan air larutan kapur selama berhari-hari terlebih dahulu agar mengeluarkan getahnya yang gatal dan beracun, awalnya buah memang terlihat kecil tetapi jika setelah direndam buah akan mengembang dan lebih besar.
Selain menjadi santapan pada Hari Raya Idul Fitri pohon aren ini juga menjadi bahan dasar pembuatan gula aren dengan menyadap tandan bunga jantan dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning, kemudian tandan dipukul selama berhari-hari hingga mengeluarkan cairan dari dalamnya. Kemudian tandan dipotong dan ujungnya digantung lalu cairan yang menetes ditampung.
Cairan manis yang keluar dari tandan tersebut disebut nira dan apabila telah terisi penuh harus segera diolah dikarenakan nira ini tidak tahan lama, biasanya dalam sehari dua kai pengambilan, pada pagi dan sore hari.
Setelah dikumpulkan nira tersebut dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair, kemudian gula cair ini dibubuhkan bahan pengeras agar gulanya membeku dan dapat dibentuk menjadi gula aren. Atau dicampur dengan bahan pemisah seperti minyak kelapa agar terbentuk gula aren bubuk yang disebut dengan gula semut.
Manfaat pohon ini banyak sekali sama seperti pohon kelapa yang disebut sebagai pohon serba guna. Daun pohon ini dapat dianyam menjadi atap rumah dan pucuk daunnya bisa dijadikan janur dan lembaran daunnya dipintal menjadi tali dan lidinya dijadikan sapu lidi. Semua serba bisa dimanfaatkan sama halnya seperti pada pohon kelapa.
pohon ini dapat dikembangbiakkan melalui biji yang berasal dari batang pohon yang besar dengan pelepah daun yang merunduk dan rimbun dan harus memiliki nilai produktifitas yang tinggi. buah yang digunakan sebagai benih tanaman harus dalam keadaan matang dan sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama penyakit dan berdiameter lebih kurang 4cm.
Kemudian benih disemaikan dengan media campur pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan dua banding satu. Agar proses perkecambahan berlangsung cepat, tempurung biji bisa digosok dengan menggunakan kertas pasir dan kemudian direndam dalam air baru kemudian disemaikan. Benih harus disiram setiap hari agar menciptakan kelembapan yang tinggi.
Bersambung ke bagian kedua,
https://www.atmago.com/berita-warga/ternyata-gula-aren-dan-buah-kolang-kaling-berasal-dari-pohon-yang-sama-bagian-2_4ff50b22-4edb-4a36-b0d8-050ffe9dcdee