Terjalin Erat Walau Ada Sekat(Desa Nyomplong)
Berita Warga

Aku tinggal di daerah Sukabumi, tepatnya kelurahan Nyomplong, kecamatan warudong, rt 01/ rw 02 ingin menceritakan sedikit kisahku bersama warga di desaku.
Sejak masa pandemi ini, desaku menjadi terbilang sepi, tak ada riuh anak-anak bermain, yah karena ibu- ibu sangat takut anaknya terdampak virus covid 19 yang sudah meluas ke daerah-daerah di Sukabumi, tak ada warga yang melakukan ronda lagi setiap malam, biasanya setiap para bapak berkumpul di pos ronda, lingkungan terasa aman dan nyaman, namun sekarang jam 20.00 pun sudah tak ada orang yang berani keluar rumah, hanya kesedihan yang terjadi menimpa kami warga desa, bagaimana tak berduka? Pada bulan Ramadan kali ini, kami harus berjauhan dengan kerabat, sholat trawih pun harus di memakai masker dan menjaga jarak, semua orang merasa segan untuk bersalaman. Yah walau terkadang seusai trawih ada saja anak-anak yang memainkan bedug sambil bersholawat, haha itu terasa menghangatkan suasana malam. Namun ada yang menarik dari adanya sosial distancing di desa ku membuat semua warga mampu berkarya dirumah, ibu-ibu sibuk memasak makanan enak dengan melihat resep di google, dan saling bertukar bahan makanan, dan akhirnya saling bertukar makanan, dan mencicipi masakan tetangganya, ada juga yang semakin rajin menanam tanaman bahan masakkan, seperti cabe, cabe rawit, tomat dan lain-lain sehingga ibu-ibu di desaku tak usah pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan dan bisa mengikuti program pemerintah, ibu-ibu hanya perlu barter saja dengan tetangga, ini menambah solidaritas masyarakat di desaku. Sedangkan bapak-bapak sibuk bergantian membersihkan lingkungan, ada yang bersemangat membetulkan jemuran, memotong ilalang yang menghambat jalur air hujan, mengasuh anak dirumah, ada juga yang menggantikan tugas istirnya yaitu mencuci pakaian, haha seperti sinetron dunia terbalik kalau saya lihat. Anak-anak dan para remaja yang terkena dampak covid 19 juga tak luput dari kegiatan dirumah, seperti mengerjakan tugas sekolah dan lain-lain, seperti adik saya, ada tugas membuat barang dari tanah liat, dan itu membuat semua anggota keluarga dirumah ikut membuat, kotor-kotoran bersama, saling membantu, berbagi pengalaman, ahh sungguh mengasyikan. dan ada yang luar biasa dari balik semua ini, orang-orang yang berbakat namun kadang tak ada waktu mengembangkannya kini bergerak mengembangkan bakatnya, seperti seorang pelajar yang suka menulis cerita, puisi atau essay, dan dimasa pandemi ini banyak sekali event untuk kegiatan #dirumahaja, sehingga para penulis pemula bisa mencoba melombakan hasil karyanya. Ada pula yang gemar menggambar, ini bisa dijadikan kreatifitas yang luar biasa, masyarakat yang pandai menggambar di desaku kini mengembangkan keahliannya untuk membuat typografhi, dan laku dijual sehingga mendapat uang untuk menambah biaya kehidupan sehari-hari. Ternyata dibalik duka ini ada kebersamaan yang semakin erat, rasa kekeluargaan yang tidak terjalin baik dahulu kini bisa terjalin dengan baik, bakat-bakat yang awalnya tak muncul, kembali muncul karena masyarakat di desaku mengolah otak untuk mencari tahu kegiatan apa yang bisa mereka lakukan dan kegiatan itu bermanfaat. Lebih baik #dirumahaja jika suatu hal yang luar biasa bisa terjadi. Mashallah barakallah
#SukabumiLawanCorona
#PMISukabumi
Sejak masa pandemi ini, desaku menjadi terbilang sepi, tak ada riuh anak-anak bermain, yah karena ibu- ibu sangat takut anaknya terdampak virus covid 19 yang sudah meluas ke daerah-daerah di Sukabumi, tak ada warga yang melakukan ronda lagi setiap malam, biasanya setiap para bapak berkumpul di pos ronda, lingkungan terasa aman dan nyaman, namun sekarang jam 20.00 pun sudah tak ada orang yang berani keluar rumah, hanya kesedihan yang terjadi menimpa kami warga desa, bagaimana tak berduka? Pada bulan Ramadan kali ini, kami harus berjauhan dengan kerabat, sholat trawih pun harus di memakai masker dan menjaga jarak, semua orang merasa segan untuk bersalaman. Yah walau terkadang seusai trawih ada saja anak-anak yang memainkan bedug sambil bersholawat, haha itu terasa menghangatkan suasana malam. Namun ada yang menarik dari adanya sosial distancing di desa ku membuat semua warga mampu berkarya dirumah, ibu-ibu sibuk memasak makanan enak dengan melihat resep di google, dan saling bertukar bahan makanan, dan akhirnya saling bertukar makanan, dan mencicipi masakan tetangganya, ada juga yang semakin rajin menanam tanaman bahan masakkan, seperti cabe, cabe rawit, tomat dan lain-lain sehingga ibu-ibu di desaku tak usah pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan dan bisa mengikuti program pemerintah, ibu-ibu hanya perlu barter saja dengan tetangga, ini menambah solidaritas masyarakat di desaku. Sedangkan bapak-bapak sibuk bergantian membersihkan lingkungan, ada yang bersemangat membetulkan jemuran, memotong ilalang yang menghambat jalur air hujan, mengasuh anak dirumah, ada juga yang menggantikan tugas istirnya yaitu mencuci pakaian, haha seperti sinetron dunia terbalik kalau saya lihat. Anak-anak dan para remaja yang terkena dampak covid 19 juga tak luput dari kegiatan dirumah, seperti mengerjakan tugas sekolah dan lain-lain, seperti adik saya, ada tugas membuat barang dari tanah liat, dan itu membuat semua anggota keluarga dirumah ikut membuat, kotor-kotoran bersama, saling membantu, berbagi pengalaman, ahh sungguh mengasyikan. dan ada yang luar biasa dari balik semua ini, orang-orang yang berbakat namun kadang tak ada waktu mengembangkannya kini bergerak mengembangkan bakatnya, seperti seorang pelajar yang suka menulis cerita, puisi atau essay, dan dimasa pandemi ini banyak sekali event untuk kegiatan #dirumahaja, sehingga para penulis pemula bisa mencoba melombakan hasil karyanya. Ada pula yang gemar menggambar, ini bisa dijadikan kreatifitas yang luar biasa, masyarakat yang pandai menggambar di desaku kini mengembangkan keahliannya untuk membuat typografhi, dan laku dijual sehingga mendapat uang untuk menambah biaya kehidupan sehari-hari. Ternyata dibalik duka ini ada kebersamaan yang semakin erat, rasa kekeluargaan yang tidak terjalin baik dahulu kini bisa terjalin dengan baik, bakat-bakat yang awalnya tak muncul, kembali muncul karena masyarakat di desaku mengolah otak untuk mencari tahu kegiatan apa yang bisa mereka lakukan dan kegiatan itu bermanfaat. Lebih baik #dirumahaja jika suatu hal yang luar biasa bisa terjadi. Mashallah barakallah
#SukabumiLawanCorona
#PMISukabumi